Ini Pernyataan Lengkap Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Pidatonya
Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan permintaan maafnya di Kantor MUI Pusat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berikut ini adalah pernyatan permintaan maaf Pendeta Gilbert Lumoindong di Majelis Ulama Indonesia (MUI), 16 April 2024.
Saya pertama-tama mengucapkan terimakasih kepada unsur pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah menerima, memberi arahan, memberi masukan, memberi nasihat, memberi bimbingan di tanggal 16 April 2024 ini untuk kasus viral yang terjadi.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati. Saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi. Kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam salah dalam pembicaraan saya dan percakapan saya dalam ceramah saya kepada umat Muslim maupun umat lain juga yang merasa terganggu dengan ceramah itu, sekali lagi saya mohon maaf.
Tadi juga unsur pimpinan (MUI) sudah menyampaikan, kalau dalam Al Kitab itu seperti Tuhan Yesus mengingatkan wanita yang berbuat zina, jangan berbuat lagi. Jadi saya pikir itu masukan yang baik karena yang memang kita harapkan adalah bangsa yang kuat, bangsa yang bersatu. Kita memang berbeda-beda tetapi harus tetap asik.
Sekali lagi, dari dasar hati saya yang terdalam, tidak ada niat sama sekali dari saya untuk mendatangkan kerusuhan ini. Dari hati saya yang terdalam, saya menghargai perbedaan, saya mencintai rekan-rekan saudara mayoritas saya yaitu umat Muslim. Biarlah kedepannya kita tutup buku kelam kita yang dan kita maju lagi kepada hal-hal yang lebih baik.
Kepada yang merasa tersinggung, kecewa dan marah. Izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya. Kebetulan juga saya ada di gedung yang indah ini yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama dengan para pimpinan (MUI) yang baru saja juga kita merayakan Idul Fitri buat umat Muslim dan Paskah buat umat Kristiani. Jadi biarlah di momen ini Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Biarlah kedepannya menjadi lebih baik. Saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari. Sekali lagi minta maaf kepada sekaian, kiai dan pimpinan minta maaf.