Warga Lebak Diajak Hindari Boros Pangan
Konsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan dan porsinya.
REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Pemerintah Kabupaten Lebak di Provinsi Banten mengajak masyarakat di daerah setempat menggunakan pangan sesuai dengan kebutuhan guna menghindari terjadi pemborosan.
Kepala Bidang Distribusi dan Sumberdaya Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Benu Dwiyana di Rangkasbitung, Lebak, Selasa (14/5/2024), mengatakan, masyarakat harus bijaksana mengkonsumsi pangan dan tidak berlebihan yang pada akhirnya pemborosan pangan dan menjadikan sampah. Penggunaan pangan secara berlebihan tentu bisa menimbulkan kemubaziran, apalagi saat ini harga pangan terjadi fluktuatif.
Oleh karena itu, Pemkab Lebak minta masyarakat, pengusaha katering, hotel, dan restoran, termasuk pesta hajatan jika menyediakan pangan sesuai dengan kebutuhan guna menghindari pemborosan. Penggunaan pangan tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan bukan mengutamakan keinginan.
Begitu juga warga bila mengkonsumsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan porsinya dan tidak akan terjadi pemborosan. Namun, sebaliknya jika mengonsumsi makanan itu sesuai keinginan maka dipastikan akan berlebihan sehingga bisa terbuang makanan tersebut.
"Kami kerap kali menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat dan pengusaha pada setiap kegiatan pertemuan agar menggunakan pangan sesuai dengan kebutuhan guna mencegah pemborosan," kata Benu.
Menurut dia, berdasarkan data Badan Pangan Nasional tercatat 23 hingga 48 juta ton makanan terbuang menjadi sampah yang diperkirakan mengalami kerugian ekonomi sekitar Rp 213 triliun hingga Rp 551 triliun setiap tahun.
Dengan demikian, pemerintah daerah terus menyampaikan edukasi kepada semua elemen masyarakat, pengusaha dan lembaga pendidikan agar menghindari pemborosan pangan tersebut. "Perbuatan pemborosan tentunya tidak baik, sehingga perilaku itu harus dihindari," kata Benu.
Benu mengajak masyarakat agar melakukan gerakan aneka tanaman dengan memanfaatkan di halaman pekarangan rumah untuk mewujudkan pangan mandiri dan tidak menggantungkan persedian pasar. Masyarakat bisa mengembangkan tanaman sayur-sayuran, cabai, buah-buahan, tanaman hias hingga tanaman obat-obatan.
"Kami minta masyarakat agar mengembangkan budi daya aneka tanaman dengan memanfaatkan pekarangan rumah itu," kata dia.