6 Hal yang Harus Dilakukan Seorang Muslim Terhadap Muslim Lainnya

Seorang muslim harus menolong sesama muslim.

Berdoa/ilustrasi
Rep: mgrol 151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan yang erat antara sesama umat Muslim bukan hanya menjadi fondasi keharmonisan dalam masyarakat, tetapi juga menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual yang besar. Dalam kerangka ini, saling terjalinnya silaturahmi bukanlah sekadar keinginan, tetapi merupakan kewajiban yang ditegaskan dalam ajaran Islam.

Baca Juga


Selain itu, dalam Islam diajarkan tentang hak-hak antar sesama Muslim, sebagaimana dijelaskan dalam hadis, yang berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim).

Pertama, apabila saling bertemu maka ucapkan salam

Lebih dari sekadar kata-kata, mengucapkan salam menciptakan suasana yang hangat dan ramah di antara individu-individu yang berbeda. Hal ini adalah langkah pertama dalam membuka pintu komunikasi yang sehat dan membangun hubungan yang positif. 

Ketika seseorang disambut dengan salam, mereka merasa diakui dan dihargai, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain. 

Sebagaimana dalam hadis dijelaskan bahwa mengucapkan salam ketika bertemu setiap orang bisa menyempurnakan imannya. 

Dari ‘Ammar bin Yasir, beliau mengatakan:

ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ

Tiga perkara yang apabila seseorang memiliki ketiga-tiganya, maka akan sempurna imannya: [1] bersikap adil pada diri sendiri, [2] mengucapkan salam pada setiap orang, dan [3] berinfak ketika kondisi pas-pasan. (HR. Bukhari). 

Kedua, memenuhi undangan jika diminta untuk datang ke salah satu acaranya

Allah SWT dalam Alquran mengingatkan kita untuk memelihara hubungan baik dengan keluarga dan kerabat. Salah satu cara memelihara hubungan yang baik antar sesama adalah memenuhi undangan ketika mendapatkan undangan dari kerabatnya. Misalnya undangan pernikahan, undangan makan bersama, undangan anaknya yang disunat, atau undangan-undangan lainnya.

Memenuhi undangan kerabat bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi juga merupakan amal yang diperintahkan oleh agama. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيْمَةِ فَلْيَأْتِهَا

Jika salah seorang diantara kalian diundang menghadiri acara walimah, maka datangilah. (HR. Bukhari no. 5173).

Ketiga, memberikan nasihat antar sesama manusia

Menasehati sesama umat Muslim bukan sekadar kritik atau pencerahan, tetapi merupakan wujud dari kasih sayang, perhatian, dan kepedulian terhadap kebaikan sesama. Hal ini tercermin dalam banyak ayat Alquran dan hadis yang menekankan pentingnya saling menasehati dalam agama Islam.

Salah satunya dalam Surat Al-Ashr ayat 3 yang berbunyi:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (QS. Al-Ashr: 3).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua manusia akan merasa rugi kecuali orang yang semasa hidupnya saling menasehati tentang kebaikan antar sesama manusia. 

Dalam ayat lain juga Allah ta’ala berfirman: 

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzariyat: 55).

 

Keempat...Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Keempat, apabila dia bersin lalu dia memuji Allah mengucapkan ’alhamdulillah’, doakanlah dia dengan mengucapkan ’yarhamukallah

Ketika seseorang bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, itu adalah tanda dari rahmat Allah yang diberikan kepada mereka dalam bentuk keselamatan dan kesehatan. 

Sebagai sesama Muslim, maka berkewajiban untuk merespons dengan doa yang baik, yaitu dengan mengucapkan Yarhamukallah yang berarti Semoga Allah memberikan rahmat kepada Anda. 

Dengan mengucapkan doa tersebut, seseorang tidak hanya mengingatkan mereka untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat keselamatan, tetapi juga mendoakan agar mereka selalu dilindungi dan diberkahi oleh Allah.

Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: 

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ: فَشَمِّتُوْهُ فِإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ.

Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) baginya, namun jika tidak, maka janganlah mengucapkan tasymit baginya. (HR. Muslim no. 2992).  

Wajib bagi setiap orang yang mendengar orang bersin dan mengucapkan alhamdulillah untuk melakukan tasymit kepadanya, yaitu dengan mengucapkan,

يَرْحَمُكَ اللهُ

Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. 

Kelima, saling menjenguk ketika sakit

Memberikan kunjungan kepada sesama yang sakit bukan hanya tindakan sosial biasa, tetapi juga merupakan peluang untuk mendapatkan pahala besar di sisi Allah SWT. Selain itu, saling menjenguk sesama yang sakit juga memiliki manfaat yang nyata dalam proses penyembuhan. 

Kehadiran dan perhatian dari orang-orang yang peduli dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri orang yang sakit, serta memberikan dorongan positif dalam pemulihan mereka.  

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba. (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad). 

 

Keenam...Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

Keenam, mengiringi jenazahnya ketika meninggal sampai ke pemakaman

Dalam agama Islam, mengiringi jenazah kerabat atau sesama Muslim hingga ke tempat pemakaman adalah sebuah tindakan yang tidak hanya dianggap sebagai hak, tetapi juga sebagai kewajiban dan bentuk penghormatan yang sangat penting. Praktik ini tidak hanya merupakan bagian dari tradisi dan budaya, tetapi juga didasarkan pada ajaran-ajaran agama yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan, dan solidaritas di antara umat Muslim.

مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيرَاطَيْنِ، كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ، وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطٍ

Barangsiapa yang mengiring jenazah seorang muslim dengan sebuah keimanan dan mencari ridha Allah, orang itu mengiringi jenazah sampai shalat selesai dan sampai usai menguburkannya, ia pulang membawa pahala dua qirath. Setiap qirath itu sama dengan gunung Uhud. Dan barangsiapa yang menshalatinya lalu pulang sebelum dimakamkan, dia pulang dengan membawa satu qirath. (HR Bukhari: 47)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler