Di Tubir Konflik, Begini Perbandingan Kekuatan Militer Mesir dan Israel

Kekuatan militer Mesir dan Israel relatif seimbang.

EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Kendaraan militer lapis baja tentara Mesir ditempatkan di depan perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir, di Rafah, 12 November 2023.
Red: Fitriyan Zamzami

Oleh Fitriyan Zamzami

Baca Juga


REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Baku tembak antara tentara Mesir dan tentara pasukan penjajahan Israel di perbatasan Rafah memicu kekhawatiran soal meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul serangan brutal Israel ke Gaza. Bagaimana perbandingan militer kedua negara tersebut?

Dilansir Global Fire Power, kekuatan militer kedua negara sedianya tak sedemikian jauh berbeda. Israel sejauh ini memiliki poin Power Index 0,2596 sementara Mesir pada 0,2283. MEsir secara peringkat adalah kekuatan militer terbesar ke-15 dunia sementara Israel hanya terpaut dua tingkat dibawahnya pada peringkat ke-17. 

Warga yang bisa dikerahkan Mesir untuk berperang tercatat sekitar 45 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 37,7 juta laik tempur. Sementara kekuatan manusia Israel sekitar 3,8 juta personel dengan 3,15 juta laik tempur. Rasio yang lebih tinggi pada militer Israel ini karena semua warganya diharuskan mengikuti wajib militer.

Tanpa pasukan cadangan, Mesir memiliki 440 ribu personel aktif sementara Israel memiliki 170 ribu personel aktif. Jumlah pasukan cadangan keduanya tak jauh berbeda, yakni 480 ribu di sisi Mesir dan 465 ribu di sisi Israel. Mesir juga memiliki 300 ribu pasukan paramiliter dibandingkan 35 ribu milik Israel.

Perbedaan tajam kedua negara tampak pada anggaran pertahanan. Data terkini mencatat Israel memiliki anggaran pertahanan senilai 24 miliar dolar AS berbanding dengan 9,4 miliar dolar AS anggaran Mesir.

Dari segi jumlah, Mesir memiliki total 1.080 pesawat militer. Jumlah ini hampir dua kali lipat punya Israel sebanyak 612 pesawat. Meski begitu, Israel memiliki lebih banyak pesawat tempur (241) dibandingkan yang dimiliki Mesir (238). Pesawat tempur generasi terkini milik Israel saat ini adalah Lockheed Martin F-35 Lightning II bikinan AS sementara Mesir menggunakan MiG-29M buatan Rusia.

Keunggulan militer Mesir dibandingkan Israel. - (Global Fire Power)

Meskipun F-35 menawarkan kemampuan siluman dan sensor yang tak tertandingi, ideal bagi negara-negara yang mencari pesawat tempur multiperan mutakhir dengan kesadaran situasional tingkat lanjut, MiG-29 yang dimodernisasi dapat memberikan solusi hemat biaya bagi negara-negara yang memprioritaskan kelincahan, kemampuan manuver, dan kesederhanaan logistik. Di peringkat dunia, kekuatan udara kedua negara juga setara, yakni Israel pada peringkat ke-10 dan MEsir pada peringkat ke-11.

Untuk kekuatan darat, Mesir memiliki 5.340 tank sementara Israel memiliki 1.370 tank. Mesir juga memiliki 77.596 kendaraan lapis baja dibandingkan 43.407 kendaraan lapis baja Israel.

Di lautan, Mesir memiliki 140 kapal militer dibandingkan 67 milik Israel. Mesir juga memiliki 8 kapal selam sementara Israel mempunyai 5 kapal selam. 

Pada akhirnya, menurut Global Fire Power, Mesir mengungguli militer Israel di semua lini kecuali pada angkatan udara. Selain alutsista, Mesir juga dinilai unggul dari segi sumber daya alam, logistik, serta kondisi alam.

Akankah perang terjadi... baca halaman selanjutnya

 

Namun begitu, perang bukan hanya persoalan di medan tempur. Kedua negara sama-sama sedang menderita pukulan ekonomi yang bisa makin parah jika perang terbuka dilakukan. World Bank memerkirakan pertumbuhan ekonomi Mesir pada tahun fiskal ini bakal anjlok menjadi 2,8 persen, lebih rendah dari angka 3,8 persen sebelumnya yang sudah tak ideal. Israel kondisinya lebih parah dengan perkiraan pertumbuhan tahun ini senilai 1,9 persen saja.

 

Sementara sekutu-sekutu Israel tentu tak akan tinggal diam jika terjadi perang terbuka. Terlebih lagi, perang itu bakal memengaruhi lalu-lintas kapal di Terusan Suez yang melintasi Mesir. Terusan itu adalah jalur terpendek yang menghubungkan Asia dan Eropa. Jika ditutup, kapal-kapal menuju Eropa dari Asia dan sebaliknya harus memutar jauh Benua Afrika dan melonjakkan biaya transportasi berkali lipat. Pada 1967, persoalan terusan itu yang memicu Amerika dan sekutu membantu Israel memenangkan Perang Enam Hari melawan Mesir dan sekutunya.

Bagaimanapun, Mesir belakangan menekankan bahwa meraka akan menimbang “semua skenario untuk menjaga keamanan nasional dan hak-hak historis warga Palestina”, dilaporkan Al Qahera News TV yang berafiliasi dengan negara mengutip yang disebut sumber tingkat tinggi pada Selasa.

Laporan tersebut muncul ketika ketegangan meningkat antara Mesir dan Israel mengenai operasi militer Israel di dan sekitar kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, tepat di seberang perbatasan Mesir.

Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian pada tahun 1979 dan selama bertahun-tahun telah bekerja sama erat dalam bidang keamanan di perbatasan bersama dan di perbatasan antara Gaza dan Mesir. Namun Kairo telah memperingatkan bahwa hubungan tersebut dapat dirusak oleh kampanye Israel di Gaza.

Dikatakan serangan di Rafah menghalangi penggunaan penyeberangan Rafah untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza. Israel mengumumkan pada 7 Mei bahwa mereka telah mengambil kendali operasional penyeberangan tersebut. Sumber keamanan Mesir mengatakan Mesir menentang kehadiran Israel di sana dan ingin Israel mundur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler