Ini 8 Pejabat AS yang Mundur karena Kebijakan Lemah AS Terhadap Israel, Ada Seorang Yahudi

Biden mengajukan proposal baru untuk menghentikan perang di Gaza.

EPA-EFE/DAVID BECKER
Presiden AS Joe Biden.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Babak baru negosiasi Hamas-Israel dimulai. Presiden AS Joe Biden menawarkan proposal baru untuk mengakahiri perang di Jalur gaza. 

Baca Juga


"Sudah saatnya kita mengakhiri perang ini," ujar Biden seperti dilansir BBC, Jumat. 

Proposal yang terdiri dari tiga bagian ini akan dimulai dengan gencatan senjata secara penuh selama enam minggu. Dalam proses tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menarik diri dari wilayah berpenduduk Gaza. Bantuan kemanusiaan selanjutnya akan masuk mengikuti.  

Proposal juga mendorong pertukaran beberapa sandera dengan tahanan Palestina. Kesepakatan itu pada akhirnya akan mengarah pada “penghentian permusuhan” permanen dan rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza.

Biden berharap Hamas mau mengikut proposal yang diajukan tersebut. “Ini benar-benar momen yang menentukan,” katanya. 

“Hamas mengatakan mereka menginginkan gencatan senjata. Kesepakatan ini adalah kesempatan untuk membuktikan apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh.”

Hamas menyambut baik seruan Presiden AS Joe Biden. “Gerakan Perlawanan Islam Hamas memandang positif apa yang termasuk dalam pidato Presiden AS Joe Biden hari ini,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Terlepas dari usulan AS tersebut, langkah Paman Sam yang dinilai lambat memicu aksi protes di mana-mana. 

Bahkan di dalam negeri Amerika Serikat, protes tersebut datang dari masyarakat maupun di tubuh pemerintahan. Ada setidaknya 8 pejabat AS yang mundur lantaran kecaman terhadap Israel.

Berikut ke delapan pejabat Amerika tersebut seperti dilansir Reuters

1. Josh Paul, direktur biro urusan politik dan militer Departemen Luar Negeri. Ia mengundurkan diri pada bulan Oktober, dan menjadi pejabat pertama yang mundur. Ia menggambarkan kondisi sekarang sebagai “dukungan buta” Washington terhadap Israel.

2.  Harrison Mann, seorang mayor Angkatan Darat AS dan pejabat Badan Intelijen Pertahanan. Ia mengundurkan diri pada November karena kebijakan Gaza dan mengumumkan alasannya pada  Mei.

3. Tariq Habash, seorang Amerika keturunan Palestina, berhenti sebagai asisten khusus di kantor perencanaan Departemen Pendidikan pada bulan Januari. Dia mengatakan pemerintahan Biden menutup mata terhadap kekejaman di Gaza.

 

 

5. Hala Rharrit, juru bicara Departemen Luar Negeri AS berbahasa Arab, mengundurkan diri pada bulan April.  "Saya mundur karena bertentangan dengan kebijakan AS di Gaza,” tulisnya di halaman LinkedIn.

6. Lily Greenberg Call adalah orang Yahudi pertama yang diangkat menjadi pejabat politik yang mengundurkan diri sebagai asisten khusus kepala staf di Departemen Dalam Negeri. Dia menulis di Guardian, "sebagai seorang Yahudi saya tidak dapat mendukung bencana di Gaza."

7. Alexander Smith, kontraktor USAID, yangmengundurkan diri pada akhir Mei

8. Stacy Gilbert, yang bertugas di Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Departemen Luar Negeri, mengundurkan diri pada akhir Mei. Dia mundur karena laporan pemerintah kepada Kongres yang menurutnya secara keliru menyatakan bahwa Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler