Tiga Keberkahan yang Dirasakan Orang Beriman

Mukmin yang diberkahi cenderung menjadi al-muqarrabuun, suka mendekat kepada Allah.

Edi Yusuf/Republika
ILUSTRASI Berdoa memohon keberkahan.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kata berkah berasal dari bahasa Arab, yakni baraka. Bentuk jamaknya adalah barakah. Maknanya, ‘memiliki banyak kebaikan yang bersifat tetap dan terus-menerus.’

Kata berkah juga berkaitan dengan birkah, yaitu tempat berhimpunnya air. Keadaannya berbeda dengan saluran tempat mengalirnya air. Birkah dapat menampung air dalam jumlah yang banyak dan sekaligus tetap.

Baca Juga



Islam mengajarkan, seorang hamba Allah yang diberkahi berarti mendapatkan naungan kasih dan sayang dari-Nya. Lantas, siapa saja mereka itu?

Tobat nasuhah

Allah memuji orang-orang yang beriman, bertobat, dan mengerjakan kebajikan. “Maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS al-Furqan: 70).

Keberkahan bagi Mukminin adalah aneka kebaikan yang Allah anugerahkan. Semua karunia-Nya itu bersifat tetap dan terus mengalir seiring dengan kelestarian amal mereka. Dalam Alquran surah Nuh ayat 10-12, dijelaskan bahwa rezeki yang berlimpah menanti orang-orang yang kembali ke jalan-Nya.

Terhindar dari fitnah

Salah satu dosa besar adalah fitnah. Dalam Alquran, disebutkan bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Fitnah juga berarti perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kekacauan. Rasulullah SAW mengajarkan doa agar terhindar dari fitnah, “Ya Allah, kami berlindung dari siksa kubur dan api neraka. Ya Rabb, lindungi kami dari semua fitnah orang-orang hidup dan fitnah setelah kematian. Lindungi kami pula dari fitnah dahsyat al-Masih Dajjal.”

Salah satu ciri hamba-hamba Allah yang diberkahi adalah terhindar dari fitnah. Mereka mendapatkan perlindungan dari-Nya. Untuk mencapai taraf ini, seorang Mukmin hendaknya setelah bertobat menjaga ketaatan kepada-Nya.

Dekat dan taat

Mukmin yang diberkahi cenderung menjadi al-muqarrabuun. Artinya, mereka senang mendekat kepada Allah SWT. Setiap ibadah, baik yang wajib maupun sunah, dikerjakannya dengan hati yang lapang. Baginya, hanya Allah tempat meminta segala sesuatu.

Dari waktu ke waktu, ketaatan mereka kepada Allah terus meningkat. Harapannya adalah diwafatkan dalam keadaan yang terbaik (husnul khatimah). “(Yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepadanya), ‘Salamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan’” (QS an-Nahl: 32).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler