Benarkah Ayah Nabi Ibrahim Itu Azar, Si Penyembah Berhala?

Ahli tafsir dan telaah kebahasaan menunjukkan, Azar bukanlah ayah kandung Ibrahim AS.

www.freepik.com
Kisah Nabi Ibrahim AS (ilustrasi). Dalam sebuah literatur
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran surah asy-Syu'ara ayat ke-86 menyebut doa Nabi Ibrahim AS kepada Allah. Dalam munajat itu, sang Khalilullah berharap bapaknya mendapatkan ampunan Allah sehingga tidak lagi tergolong orang-orang yang sesat.

Namun, benarkah sosok yang didoakan itu adalah bapak kandung Nabi Ibrahim AS? Untuk mendapatkan jawaban, pertama-tama kita mesti mengetahui karakteristik bahasa Arab, sebagai bahasa yang digunakan Alquran.

Alquran memang menyebutkan nama subjek yang didoakan Ibrahim AS itu. Dialah Azar. Tidak seperti Ibrahim, Azar tenggelam dalam kemusyrikan.

وَاِذۡ قَالَ اِبۡرٰهِيۡمُ لِاَبِيۡهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصۡنَامًا اٰلِهَةً ‌ ۚ اِنِّىۡۤ اَرٰٮكَ وَقَوۡمَكَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ

Baca Juga


"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, 'Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata'" (QS al-An'am: 74).

Dalam kesempatan lain, Ibrahim AS berdoa kepada Allah.

وَاغۡفِرۡ لِاَبِىۡۤ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّآلِّيۡنَۙ‏

"Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat" (QS asy-Syuara: 86).

Lafaz liabiyy ("ayahku") dalam ayat itu berakar dari ab. Ini tidak selalu berarti 'ayah kandung', tetapi bisa juga sebagai 'pengasuh' atau 'penanggung jawab.' Jadi, peran itu bisa diisi oleh kakek, paman, atau kerabat lainnya.

Syekh Yasin Muhammad Yahya dalam Min Wahyil Qur'an berpendapat, bapaknya Nabi Ibrahim AS, seperti yang disebutkan dalam ayat surah asy-Syu'ara itu, bukanlah bapak kandungnya. Yang dimaksud adalah pamannya atau saudara laki-laki dari bapak kandungnya sang Khalilullah.

Alquran pun di tempat berbeda menggunakan kata abun dengan tidak merujuk pada makna 'ayah kandung', melainkan paman. Simaklah surah al-Baqarah ayat ke-133.

اَمۡ كُنۡتُمۡ شُهَدَآءَ اِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوۡبَ الۡمَوۡتُۙ اِذۡ قَالَ لِبَنِيۡهِ مَا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡۢ بَعۡدِىۡؕ قَالُوۡا نَعۡبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَآٮِٕكَ اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖۚ وَّنَحۡنُ لَهٗ مُسۡلِمُوۡنَ

"Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.'"


Tampak dalam ayat di atas, anak-anak Yakub menjawab pertanyaan. Mereka menyatakan bahwa mereka akan menyembah Tuhannya Nabi Yakub yang juga Tuhannya ayah-ayahnya Nabi Yakub, yakni Nabi Ibrahim (kakeknya Yakub), Nabi Ishaq (ayah kandung Nabi Yakub), dan Nabi Ismail (pamannya Nabi Yakub).

Lafaz "wa ilaaha aabaaa ika" (وَاِلٰهَ اٰبَآٮِٕكَ), yakni 'Tuhan nenek moyangmu'. Itu bukan harfiah berarti 'Tuhan ayah kandungmu.' Jadi, Nabi Ismail pun disebut atau digolongkan di dalamnya.

Dalam sebuah riwayat, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa beliau (benihnya) berpindah dari tulang sulbi orang-orang yang bersih, baik itu laki-laki maupun perempuan. Maknanya, silsilah Rasulullah SAW dari ayah kandungnya hingga Nabi Adam AS adalah orang-orang yang bersih, yaitu bertauhid kepada Allah.

Riwayat ini pun menjadi penguat bagi para ulama yang berpendapat, ayahnya Nabi Ibrahim AS juga adalah orang yang beriman, tidak mungkin orang yang ingkar kepada Allah. Sebab, dari sang Khalilullah-lah silsilah Nabi SAW bertaut. Tidak mungkin silsilah al-Musthafa berasal dari orang yang musyrik.

Para ulama pun berkesimpulan, nama Azar yang disebutkan dalam Alquran maupun teks sejarah sebagai nama pengasuh atau penanggung jawab Ibrahim AS, bukan ayah kandung beliau. Kuat dugaan, Azar adalah pamannya sang Khalilullah.

Pendapat lain menyebut, nama Azar adalah gelar (laqab) yang bermakna 'orang yang bersalah' atau 'penyembah berhala.' Nama aslinya adalah Tarah. Ini juga yang menjadi perdebatan, apakah Azar dan Tarah adalah orang yang sama ataukah keduanya berbeda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler