Puji Sikap Spanyol yang Mengakui Palestina, Qatar: Kirim Pesan Penting untuk Dunia

Qatar memuji keberanian Spanyol mengakui eksistensi Palestina

Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi. Qatar memuji keberanian Spanyol mengakui eksistensi Palestina
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, OVIEDO- Pengakuan Spanyol terhadap Palestina mengirimkan pesan penting kepada dunia.

Baca Juga


Hal ini disampaikan Perdana Menteri Qatar Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Madrid, Jumat (21/6/2024).

PM Qatar itu berbicara bersama Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada kesempatan konferensi dialog strategis antara Spanyol dan Qatar.

"Kerajaan Spanyol telah melakukan pekerjaan etis dan berani yang menunjukkan visi pemerintahnya untuk membela hukum internasional," katanya pada konferensi pers bersama.

Dia merujuk pada pengakuan Spanyol atas Palestina pada 28 Mei 2024 dan upaya untuk membuat lebih banyak negara Barat untuk mengakui Palestina.

"Ini mengirimkan pesan yang jelas, pada saat kritis, kepada seluruh dunia bahwa kriteria ganda, yang sering ditetapkan, harus diakhiri dan bahwa hukum internasional harus berlaku ... tanpa ada orang lain di luarnya," tambahnya.

Dia juga berterima kasih kepada Spanyol karena telah menciptakan momentum untuk gerakan internasional menuju perdamaian dan solusi dua negara.

Albares, pada bagiannya, memuji PM Qatar, yang juga merupakan Menteri Luar Negeri Qatar, atas "peran luar biasa" negaranya dalam upaya merundingkan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

Israel telah menewaskan lebih dari 37 ribu warga Palestina di wilayah tersebut sejak serangan lintas batas yang merenggut 1.200 nyawa dan sekitar 250 orang disandera. Beberapa dari mereka dibebaskan selama gencatan senjata singkat pada November.

Mediator Qatar dan Mesir masih merundingkan usulan gencatan senjata yang didukung AS dengan Hamas.

"Kami belum mencapai formula akhir untuk solusi terbaik, tetapi setelah kami menyelesaikan proses ini, kami akan berkomunikasi dengan pihak Israel untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin," kata Syeikh Mohammed.

Albares juga menyampaikan kabar terkini tentang partisipasi Spanyol dalam kasus yang diajukan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ).

Dia mengatakan Madrid telah selesai menulis semua dokumen terkait namun saat ini sedang bertukar pikiran dengan Chile dan negara-negara lain yang terlibat untuk membandingkan argumen hukum.

Dia menambahkan Spanyol akan menyampaikan argumen mereka ke ICJ dalam beberapa hari mendatang.

Sebelumnya, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Selasa (11/6/2024) mengatakan bahwa bencana dan konflik kemanusiaan di Gaza "sangat merusak hukum internasional, sistem multilateral, dan tata kelola yang berbasis aturan."

Saat berbicara dalam konferensi Respons Kemanusiaan Darurat untuk Gaza di Yordania, Sanchez meminta Israel dan Hamas untuk "bertindak secara bertanggung jawab."

"Manfaatkan kesempatan untuk mencapai perdamaian," katanya, mengacu pada resolusi gencatan senjata AS yang pada Senin (10/6/2024) memperoleh dukungan dari Dewan Keamanan PBB.

"Kita harus meningkatkan tekanan untuk gencatan senjata," tambah Sanchez.

Dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah Spanyol tidak hanya mengakui Negara Palestina, tetapi juga mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

Saat berpidato pada Selasa, Sanchez membela keputusannya untuk bergabung dengan kasus ICJ tersebut dengan mengatakan bahwa putusan sela ICJ yang berkekuatan hukum mengikat, yaitu agar serangan di Rafah dihentikan dan akses bantuan internasional dibuka, ternyata diabaikan dan tidak dihormati.

"Hukum internasional harus berlaku," kata Sanchez.

Dia menekankan bahwa situasi di Gaza "lebih kritis sekarang dibanding sebelumnya" dan Spanyol akan mendukung peningkatan aliran bantuan ke wilayah tersebut.

Dia mengatakan bahwa pada 2023, Spanyol menambah hingga tiga kali lipat bantuannya untuk Palestina menjadi 50 juta euro (sekitar Rp875,6 miliar), serta mengumumkan bantuan tambahan senilai 16 juta euro (sekitar Rp280,2 miliar) untuk 2024.

Sebagai bagian dari usulannya untuk secara efektif mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Palestina, dia mengatakan bahwa bantuan pembangunan juga harus mendukung Otoritas Palestina dan solusi dua negara.

"Hari ini saya berdiri di hadapan Anda dengan keyakinan bahwa rakyat kami mengharapkan kita semua untuk bersama-sama mewujudkan hasil dan tindakan konkret untuk menghentikan penderitaan di Gaza dan membangun masa depan perdamaian yang lebih baik di Timur Tengah," tambahnya.

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler