Rudal-Rudal Hizbullah yang Mampu Mengebom Israel dengan Presisi
Hizbullah juga menggunakan drone seperti Shahed 136 untuk pengintaian
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok milisi Hizbullah yang berpusat di Lebanon dilaporkan memiliki kemampuan militer jauh lebih maju dibandingkan Hamas di Palestina. Dengan dana dan pasokan yang besar dari para pendukungnya di Teheran, persenjataan Hizbullah mencakup roket, rudal, drone, dan senjata anti-kapal yang canggih.
Israel yakin Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk Fateh-110 dan Zelzal-2 milik Iran, yang mampu menyerang jauh ke wilayah Israel dengan presisi tinggi. Persenjataan yang besar dan canggih ini berpotensi membuat sistem pertahanan udara Iron Dome Israel kewalahan jika terjadi perang habis-habisan.
Kelompok ini juga menggunakan banyak drone, seperti Shahed 136, untuk operasi pengintaian dan penyerangan. Alutsista ini meningkatkan kemampuan Hizbullah untuk mengumpulkan intelijen dan melakukan serangan yang ditargetkan.
Dikutip dari laman Newsweek, Jumat (28/6/2024), persenjataan Hizbullah mencakup rudal anti-kapal Yakhont dan Silkworm buatan Rusia yang canggih, masing-masing memiliki jangkauan sekitar 186 mil. Pertahanan anti-pesawat Hizbullah telah mengalami peningkatan yang nyata.
Dengan lebih dari 100.000 pejuang seperti yang diklaim oleh Nasrallah, pemimpin lamanya, Hizbullah memiliki kekuatan tempur yang jauh lebih besar daripada kekuatan Hamas. Seperti halnya Hamas, kelompok ini telah mengembangkan jaringan terowongan yang luas di Lebanon selatan, memberikan keuntungan strategis dan perlindungan terhadap serangan udara Israel.
Strategi militer Hizbullah melibatkan penggunaan amunisi berpemandu presisi dan rudal berdaya ledak tinggi yang merupakan ancaman signifikan terhadap sasaran tertentu melebihi roket dan mortir yang kurang canggih yang dilemparkan ke Israel oleh Hamas.
Kesiapan kelompok Lebanon untuk menghadapi konflik skala besar, ditambah dengan persenjataan mereka yang canggih, menghadirkan tantangan berat bagi sistem pertahanan Israel. Inilah sebabnya Amerika Serikat (AS) dan sekutu Israel lainnya mendesak ketenangan.