Israel Diduga akan Lakukan Serangan Darat, Tim Medis Mulai Evakuasi dan Pindahkan Pasien
Tim teknis RS juga memindahkan perlengkapan medis karena khawatir dirusak Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tim medis dan teknis pada Senin (1/7/2024) malam mulai mengevakuasi pasien-pasien dari Rumah Sakit Eropa Gaza di Kota Khan Younis. Sebab, Israel diduga akan melancarkan serangan darat.
Tentara Israel tidak secara khusus memerintahkan orang-orang di rumah sakit untuk pergi, tetapi tim medis mulai mengevakuasi pasien, orang-orang cedera, dan peralatan medis. Langkah-langkah itu diambil karena rumah sakit tersebut berada di salah satu area, yang para warganya menerima teks peringatan dari otoritas Israel untuk pindah ke lokasi lain.
Sejumlah sumber medis mengatakan kepada Anadolu bahwa tim medis telah memindahkan beberapa pasien dan orang-orang yang cedera ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis tengah. Mereka menambahkan bahwa tim teknis rumah sakit juga memindahkan beberapa peralatan dan perlengkapan medis karena khawatir peralatan dan perlengkapan tersebut akan rusak jika tentara Israel menyerang rumah sakit itu.
Seorang koresponden Anadolu melaporkan bahwa orang-orang yang telantar juga membongkar tenda-tenda mereka di sekitar rumah sakit dan pindah ke tempat lain setelah menerima perintah evakuasi dari tentara Israel. Rumah Sakit Eropa Gaza merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang beroperasi di Jalur Gaza, saat tentara Israel secara sistematis menargetkan sebagian besar rumah-rumah sakit yang ada di Gaza.
Rentetan serangan Israel di wilayah tersebut menyebabkan sebagian besar rumah-rumah sakit tidak bisa beroperasi lagi. Tentara Israel pada Senin (1/7/2024) memerintahkan warga di Khan Younis timur untuk segera pergi, serta mengeklaim daerah tersebut menjadi "zona perang yang berbahaya".
Israel meminta orang-orang untuk pergi ke daerah yang dikenal sebagai zona kemanusiaan di bagian barat kota itu, yang dikenal sebagai daerah Al-Mawasi. Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal mereka yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sebanyak 37.900 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan sekitar 87.060 lainnya luka-luka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan setempat. Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade ketat terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. ICJ dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, wilayah yang ditinggali oleh satu juta warga Palestina yang perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.