Israel Kewalahan di Gaza dan Peringkat Militernya di Dunia

Israel mengalami situasi sulit untuk melanjutkan perang melawan Hamas dan sekutunya.

AP Photo
Sejumlah anjing liar mendekati tank Israel di Gaza beberapa waktu lalu.
Rep: Fitriyan Zamzami, Nashih Nasrullah Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pihak Israel dan Hamas akan berunding dalam waktu dekat yang difasilitasi Qatar. Mereka membicarakan kesepakatan gencatan senjata. IDF atau militer Israel dikabarkan kesulitan, bahkan salah perhitungan saat menyerang Hamas dan kelompok perlawanan di Palestina, sehingga mengakibatkan militer nomor ke-17 di dunia versi Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) Inggris, itu kualahan.

Baca Juga


Sebagaimana info yang beredar di dunia maya, selalu ada konten pasukan perlawanan Palestina yang membombardir kendaraan lapis baja Israel, seperti tank Merkava yang merupakan kendaraan militer terbatas, alias tidak dijual bebas di pasaran. Kabarnya ini merupakan tank yang super canggih. Tapi ternyata hancur lebur oleh pasukan Hamas dan Saraya al-Quds yang hanya berjalan kaki membawa senjata antitank.

Belum lagi kecerobohan pasukan IDF Israel yang berkerumun di titik terbuka di tengah reruntuhan bangunan. Sementara itu pasukan perlawanan berada di dalam reruntuhan memonitor mereka. Di saat lemah, pasukan perlawanan menghabisi mereka dengan mudah.

Reputasi militer Israel semakin tercoreng karena aksi mereka yang membabi buta membombardir Gaza, Rafah, dan Tepi Barat, yang mengakibatkan ribuan anak dan balita, wafat. Kemudian banyak lagi orang-orang terluka akibat peristiwa tersebut.

Kemudian sistem pertahanan yang katanya paling canggih, iron dome, ternyata banyak dirusak pasukan Hizbullah. Hal itu mengakibatkan peluru kendali Hizbullah berhasil menerobos masuk dan meledakkan area Israel. Juga menimbulkan kepanikan massal.

Suara Hamas

Hamas sudah menyampaikan pembicaraan dan gagasan positif untuk pemulihan Gaza pascaserangan militer Israel. Di dalamnya terdapat poin pertukaran tawanan yang menguntungkan kedua pihak. Pembicaraan positif ini perlu ditindaklanjuti dan tentunya disepakati pihak Israel.

Namun, merujuk the Wall Street Journal (WSJ), masukan positif dari Hamas bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kebangkitan perundingan gencatan senjata. Gerakan tersebut sebelumnya bersikap positif dan fleksibel selama proses negosiasi yang dimediasi.

Menurut WSJ, kesalahan dalam perhitungan medan perang oleh Israel telah membuat para analis menyimpulkan bahwa militer dan lembaga keamanan Israel mendorong pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Perlawanan Palestina.

“Waktu terus berjalan dan semua pihak menyadari bahwa waktu tidak menguntungkan mereka, terutama pihak Israel,” kata Ofer Shelah, mantan anggota parlemen Israel dan analis militer di Institut Israel untuk Studi Keamanan Nasiona” (INSS), sebagai dikutip oleh WSJ.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Hizbullah tentang Hamas

Jika nanti kesepakatan damai terwujud, Hamas akan memainkan peranan strategis mewujudkan pembangunan di Palestina. Meski Benyamin Netanyahu dan antek-anteknya menginginkan pemusnahan Hamas, nyatanya keinginan tersebut gagal alias tidak bisa terwujud.

Justru kelompok tersebut tetap eksis bahkan semakin kuat memainkan peranan strategis melanjutkan pertahanan Palestina. Hal tersebut dikatakan Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem kepada Sputnik dalam sebuah wawancara pada Jumat (5/7/2024).

Hamas nantinya akan memegang bahkan menentukan politik Palestina ke depan akan seperti apa. "Ada pembicaraan tidak langsung yang dilakukan dengan gerakan tersebut, dan itulah sebabnya, setelah gencatan senjata, Hamas akan tegas berdiri di arena politik Palestina dan akan mendukung penerapan perjanjian gencatan senjata," kata Qassem dalam wawancara tersebut.

Situasi saat ini, Israel tidak punya banyak pilihan. Jika mereka terus berperang maka kerugian mereka akan semakin bertambah. Dalam hal ini, Hamas dan sekutunya memainkan peran yang menentukan untuk mewujudkan kedamaian di sana.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler