UAS Minta Jamaah Bacakan Surah Alfatihah untuk Almarhum Ustadz Yazid Jawas

UAS meminta kepada jamaahnya untuk membacakan surah Alfatihah.

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar pada kanal youtube rodjatv saat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas berceramah.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Wafatnya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/6/2024), turut membuat duka di kalangan ulama Nahdliyin, salah satunya yakni Ustadz Abdul Somad (UAS).

Baca Juga


Untuk mendoakan ustadz yang juga merupakan pimpinan Pondok Pesantren Minhaj Sunnah, Bogor, tersebut, UAS lewat akun @ustadzabdulsomad_offical meminta agar kepada para pengikutnya untuk membacakan Alfatihah untuk almarhum.

“Mohon jamaah bacakan Al-Fatiha dan doa"

الفاتحة

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه

 

 

Akun Facebook centang biru Ma’ruf Khozin, yang notabene ketua Aswaja Center Jawa Timur ikut memberitakan meninggalnya pendakwah yang jamak dikenal sebagai tokoh Salafi di Indonesia tersebut. Tak hanya itu, kiai muda itu mendoakan Ustaz Yazid yang ditukil dalam bahasa Arab.

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واغسله بالماء والثلج والبرد ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس

"Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, sehatkanlah dia, maafkanlah dia, dan muliakan turunnya dia, dan luaskanlah pintu masuknya, cucilah dia dengan air, es dan dingin, dan bersihkanlah dia dari dosa-dosa, sebagaimana pakaian putih yang disucikan dari kekotoran,"

Sebelum meninggal dunia, Pengasuh Pondok Pesantren Minhaj Sunnah, Bogor, tersebut, diketahui menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun ini. 

Informasi tersebut diungkap akun Instagram @salaf_tv yang kerap memublikasikan ceramah-ceramah ustadz yang populer dengan dakwah sunnahnya tersebut. Menurut akun tersebut, Ustadz Yazid pergi haji dalam kondisi kesehatan yang tak menentu. 

 

 

Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Lc. lahir di Kebumen, 1963. Dia dikenal sebagai seorang penulis, penceramah, ustaz, dan mubalig Sunni asal Indonesia. Di Indonesia, ceramah-ceramah Yazid sering dikaitkan dengan gerakan ultra-konservatif Salafiyah.

Ia juga dikenal karena menulis banyak buku-buku keagamaan Islam dalam bahasa Indonesia. Ceramah-ceramahnya yang dinilai kontroversial membuat Yazid seringkali mendapat kritik dari sejumlah Muslim Indonesia.

Pada awal pendidikannya, Ustadz Yazid tercatat sebagai lulusan LIPIA dan merupakan murid dari Abdur Razaq bin Abdul Muhsin al-Abbad, seorang guru besar dari Universitas Islam Madinah.

Ustadz Yazid diketahui juga pernah berguru kepada Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, seorang ulama Sunni dari Makkah. Ustadz Yazid juga dikabarkan menguasai kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar yang pada saat itu diklaim, hanya sedikit orang yang mampu menguasai kitab tersebut.

Ustadz Yazid membina sebuah pondok pesantren di Dramaga, Bogor, yaitu pondok pesantren Minhajus Sunnah. Selain sibuk dengan aktivitas mengajar para santri di pondok, dia juga aktif mengisi pengajian rutin dan tabligh akbar di berbagai kota di Indonesia.

Salah satu bukunya, Mulia dengan Manhaj Salaf, sempat memicu kontroversi di Indonesia. Pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengkritik buku ini. HRS juga menyatakan Indonesia, Malaysia, dan Brunei, sebagai negara yang mayoritas penduduknya berakidah Asy'ari juga harus memiliki undang-undang yang melarang penyebaran paham Wahabisme.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler