Empat Tanda Wafat dalam Kondisi Husnul Khatimah

Sejumlah hadis mengungkap tanda-tanda orang yang meninggal dunia husnul khatimah

Karta/Republika
Jannatul Mala atau lebih dikenal dengan sebutan Pemakaman Mala menjadi salah satu tujuan ziarah jamaah haji dan umroh di Kota Mekkah. Pemakaman yang sudah ada sebelum Rasulullah lahir itu tertata rapi dengan batu-batu nisan tanpa nama. Beberapa keluarga Rasulullah dikebumikan di Mala. Di antaranya, Sayyidah Khadijah (istri), Aminah (ibu), Qasim dan Abdullah (anak), Abu Thalib (paman), dan Abdul Muthalib (kakek). Selain itu ada juga ulama Indonesia yang dimakamkan di Mala. Mereka adalah Syekh Nawawi Al Bantani dan yang terbaru KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) yang meninggal pada 2019 saat menunaikan ibadah haji.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafat dalam keadaan baik menjadi impian setiap mukmin. Cara yang demikian biasa disebut sebagai husnul khatimah. Dr Mustafa Murad dalam Manajemen Husnul Khatimah mendefinisikan husnul khatimah sebagai kondisi di mana seseorang meninggal dunia dalam keadaan beramal saleh pada pengujung usianya hingga ia mengembuskan napas terakhirnya.

Baca Juga


Kematian yang husnul khatimah adalah kebahagiaan yang tiada tertandingi nilainya dan memiliki kedudukan terhormat dan agung di hadapan Allah SWT. Sejumlah hadis mengungkap tanda-tanda orang yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Tanda-tanda tersebut, di antaranya sebagai berikut. Pertama, mengucapkan kali mat tauhid (syahadah). Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.'' (HR Abu Dawud).

Kedua, dahi atau keningnya berkeringat. Sebuah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA, dia ber ada di Khurasan. Lalu, saudaranya kem bali ke padanya dalam keadaan sakit sehingga ia sem pat menyaksikan kematiannya. Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat ke luar dari dahinya, dan berka ta, "Allahu Akbar". Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Me ninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringat di dahinya." (HR Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Ketiga, meninggal dunia pada malam Jumat atau siang harinya. Tanda ini didasarkan pada ha dis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA. Dia mendengar bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak lah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Ju mat atau malamnya, melainkan Allah akan me lin dunginya dari fitnah siksa kubur." (HR Tirmidzi).
 
Keempat, mati syahid. Ada lima macam mati syahid yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni disebabkan wabah (al-math'un), sakit perut (al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah. (HR Bukhari dan Muslim).

Meski demikian, peristiwa itu bukan menjadi penyebab mereka mati husnul khatimah. Setiap manusia akan menikmati cara mati itu sesuai dengan iman dan takwa kepada Allah SWT. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, Rasulullah bersabda: sekelompok pasukan menyerbu Ka`bah dan ketika mereka tiba di se buah tempat, Allah membinasakan mereka semuanya yang ada di tempat itu tanpa ada yang tersisa.

Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa Allah membinasakan mereka semuanya tanpa ada yang tersisa, padahal ada orang-orang yang berada di pasar dan tidak termasuk bagian dari pasukan tersebut?" Rasulullah menjawab, "Allah membinasakan mereka semuanya tanpa ada yang tersisa, tetapi mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler