Akui Dialog dengan Presiden Israel di Istana, Akun Zenmaarif: Saya Bukan Demonstran

PBNU menegaskan, kunjungan mereka ke Israel tidak mewakili organisasi.

Zainul Maarif
Postingan akun Zenmaarif
Rep: Fuji Eka Permana Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sejumlah intelektual muda Nahdliyin diam-diam berkunjung ke Israel yang sedang menjajah dan melakukan genosida terhadap Palestina. Menanggapi hal itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan mereka tidak mewakili organisasi dan PBNU tidak mengetahui agenda tersebut.

Dalam foto yang diterima Republika, para intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) tersebut di antaranya, Gus Syukron, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Mereka bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

Dalam sebuah postingan pada akun Istagram bernama zenmaarif yang diduga millik Zainul Maarif, ia menuliskan penjelasannya berkunjung ke Israel menemui Presiden Israel."Berbincang langsung dengan Presiden Israel," tulis akun IG Zenmaarif.

Baca Juga


Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. - (dok istimewa)


"Saya bukan demonstran melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan."

"Terkait konflik antara Hamas-Israel dan relasi Indonesia-Israel, saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog (yang duduk dengan dasi biru) di istana sang presiden. Semoga hasil terbaik yang dianugerahkan untuk kita semua."

Demikian penjelasan akun IG Zenmaarif terkait kunjungan ke Israel dan pertemuannya dengan presiden Israel.


Dalam sebuah potongan video yang diterima Republika, Zainul Maarif yang diduga sedang berkunjung ke Israel belum lama ini memperkenalkan dirinya dan menyebutkan tokoh besar NU, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Zainul Maarif, saya seorang Muslim, saya salah satu dosen di salah satu universitas milik NU."

"NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, dan mungkin terbesar di dunia, yang mengagungkan Islam moderat."

"Salah satu pemimpin kami, pemimpin besar KH Abdurrahman Wahid yang terkenal dengan sebutan Gus Dur, presidennya Indonesia keempat, memiliki hubungan dekat dengan Shimon Peres (Mantan Perdana Menteri Israel)."

"Beberapa dari kita, saya seorang Muslim yang menjadi peserta program ini, semua Muslim (yang ikut ini) juga berasal dari NU, jadi kami yang mengabdi ke NU, kami akan melanjutkan warisan Gus Dur."

Demikian penjelasan Zainul Maarif dalam cuplikan video yang beredar, diduga video tersebut diambil ketika dia berada di Israel.

Menanggapi kunjungan tersebut, Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menyatakan PBNU tidak mengetahui kunjungan tersebut dan sama sekali tidak mewakili institusi PBNU. Dia menegaskan delegasi tersebut tidak ada kaitannya dengan NU.

“Saya tidak kenal, jelas liar sekali (kunjungan mereka),” kata dia, kepada Republika.co.id, Ahad (14/7/2024).

Gus Fahrur menegaskan, PBNU terlepas sama sekali dengan kunjungan tersebut. “Ya, saya tidak kenal dan tidak tahu sama sekali,” ujarnya.

Gus Fahrur mengingatkan semua pihak untuk tidak mengatasnamakan NU tanpa ada surat tugas dari Ketua Umum PBNU terkait dengan dinas resmi. “Harus dibuktikan, dia datang sebagai apa dan siapa yang memberikan mandat,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler