Alquran Sebut Bahaya Kelakuan Orang Munafik

Orang munafik akan berbuat apa pun untuk kepentingan dan keselamatan diri sendiri.

Pixabay
Bahaya perangai orang munafik (ilustrasi)
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Alquran tidak hanya memuat hukum, tetapi juga kisah-kisah. Di antara ayat-ayat suci, terdapat firman Allah yang menyebut perihal watak kaum munafik.

Baca Juga


Misalnya, surah al-Ahzab ayat ke-19. Allah berfirman:

اَشِحَّةً عَلَيۡكُمۡ ‌‌ۖۚ فَاِذَا جَآءَ الۡخَوۡفُ رَاَيۡتَهُمۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَيۡكَ تَدُوۡرُ اَعۡيُنُهُمۡ كَالَّذِىۡ يُغۡشٰى عَلَيۡهِ مِنَ الۡمَوۡتِ‌ ۚ فَاِذَا ذَهَبَ الۡخَـوۡفُ سَلَقُوۡكُمۡ بِاَ لۡسِنَةٍ حِدَادٍ اَشِحَّةً عَلَى الۡخَيۡـرِ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَمۡ يُؤۡمِنُوۡا فَاَحۡبَطَ اللّٰهُ اَعۡمَالَهُمۡ‌ ؕ وَكَانَ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرًا‏

"Mereka kikir terhadapmu. Apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus amalnya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah."

Menurut para mufasir, ayat itu mengisahkan sifat golongan kaum munafik saat umat Islam pada zaman Rasulullah SAW berperang menegakkan kebenaran. Mereka selalu menghindar dan beralasan agar tidak perlu membantu Nabi SAW dan umat Islam dalam berjuang melawan agresor.

Namun, setelah umat Islam memenangkan peperangan, kaum munafik berkoar-koar. Mereka merasa paling berjasa dalam perjuangan tersebut.

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah SWT menyebutkan sifat-sifat orang-orang yang selalu menghindar dari ikut berjihad bersama Nabi Muhammad SAW.

Pertama, mereka tidak menolong Rasulullah SAW dan kaum Muslimin dalam menghadapi musuh, baik pertolongan berupa harta benda maupun jiwa raga.

Kedua, apabila musuh-musuh telah menyerang dan pasukan Islam telah bertempur dengan gagah berani, mereka menoleh ke kiri dan ke kanan. Sebab, kaum munafi ini ketakutan dan mencari jalan serta kesempatan untuk lari dari medan pertempuran demi menghindari kematian.

Ketiga, apabila pertempuran telah usai dan mereka merasa telah aman, mereka bersikap sombong. Lisannya membangga-banggakan jasa serta "keberanian" dalam medan pertempuran. Padahal, semua itu adalah omong kosong belaka yang menyakitkan hati.

Seakan-akan merekalah orang-orang yang berperang mati-matian sampai kemenangan tercapai, padahal semua yang mereka katakan itu adalah dusta belaka.

Terakhir, mereka sangat rakus kepada harta rampasan yang telah diperoleh kaum Muslimin. Tidak mau melepaskan sesuatu yang telah mereka dapat.

Padahal, sebelumnya mereka tidak mau mengeluarkan harta sepeser pun untuk menolong Nabi Muhammad SAW. Orang-orang yang bersifat seperti itu pada hakikatnya tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Mereka tidak beramal dengan tulus ikhlas dan tidak mau berkorban sedikit pun, karena sifatnya yang munafik.

Sebab itu, maka Allah menghapus segala pahala amal perbuatan mereka dan menjadikannya seolah-olah debu yang beterbangan. Tidak ada artinya sama sekali.

Menghapuskan pahala amal perbuatan orang-orang munafik itu bukanlah suatu yang sukar bagi Allah. Dia Mahakuasa lagi Mahamengetahui segala sesuatu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler