Guntur Romli Beberkan Sisi Gus Dur yang Sering Diabaikan Intelektual Temui Pejabat Israel

Guntur Romli menyatakan konsistensi Gus Dur bela Palestina

Youtube
Guntur Romli menyatakan konsistensi Gus Dur bela Palestina
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Guntur Romli, menyesalkan pertemuan lima aktivis NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan mencatut Gus Dur yang diklaim mewariskan upaya normalisasi hubungan Indonesia dan Israel.

Menurut Cak Gun, begitu akrab disapa, pencatutan nama Gus Dur dengan pemerintahan Israel saat ini, tidak sama konteksnya. Dia pun melihat pertemuan dengan Herzog tidaklah tepat.

“Menurut saya kalau hanya ke Israel tidak melihat konteksnya, hanya ikut-ikutan Gus Dur itu naif dan menyesatkan,” kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, Rabu (17/7/2024).

Cak Gun menjelaskan beberapa perbedaan mencolok, pertama tokoh-tokoh yang ditemui Gus Dur adalah orang-orang Israel yang juga pro kemerdekaan Palestina dan menekankan solusi dua negara (two state solution). Mereka adalah figur yang boleh dikatakan ‘gila’ karena harus menanggung risiko dari upaya membangun perdamaian. Salah satunya Yitzhak Rabin yang tewas di tangan Yahudi Ekstremis.

Kedua, Cak Gun menyatakan tidak tepat dialog lintas agama digunakan sebagai alibi bertemu dengan Herzog. Dia menyatakan jika ketemu dengan level presiden dan perdana menteri tentu sudah politis dan bisa jadi propaganda politik pemerintah.

“Itu yg terjadi pada saat kunjungan Gus Yahya ke Netanyahu 2018, langsung Netanyahu bikin propaganda di medsosnya dikunjungi Sekretaris Jenderal NU dari Indonesia,” ujar dia.

Ketiga, Cak Gun mengatakan kondisi saat ini sedang dalam peperangan, serangan-serangan brutal militer Israel ke Gaza yang menimbulkan lebih dari 38 ribu korban jiwa.

“Bagaimana mau dialog kalau lagi suasana perang? Hentikan perang dulu, baru bisa dialog,” kata dia.

Cak Gun pun membeberkan seperti apa sosok Gus Dur dalam kancah dialog perdamaian Palestina Israel.

“Gus Dur cerdik, beliau konsisten dukung kemerdekaan Palestina dengan "menunggangi" tokoh2 Israel yang pro Palestina. Ini yang harusnya disadari oleh mereka yang masih ngaku santri-santrinya Gus Dur,” tutur dia.

Sebelumnya, Sebelumnya, foto lima aktivis atau intelektual nuda NU bersama Presiden Israel, Isaac Herzog viral di media sosial. Kelima orang tersebut berasal dari sejumlah lembaga di bawah naungan PBNU, seperti Fatayat NU, Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa NU, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten.

Mereka adalah Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Dua nama terakhir merupakan pengurus Fatayat NU.

Posting Dr Zainul Maarif mengenai kunjungannya dan rombongan menghadap Presiden Israel, baru-baru ini. - (tangkapan layar)

Foto mereka bersama Presiden Israel tersebut diunggah oleh Zainul Maarif melalui akun facebooknya @zenmaarif pada 8 Juli 2024 lalu. Meskipun foto tersebut telah dihapus, tapi ada nitizen yang sempat melakukan tangkap layar. Dalam foto itu, Zainul Maarif memberikan keterangan sebagai berikut:

"BERBINCANG LANGSUNG DENGAN PRESIDEN ISRAEL

Baca Juga


Saya bukan demonstran, melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan. Terkait konflik antara Hamas-lsrael, dan relasi Indonesia-lsrael, saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog (yang duduk dengan dasi biru) di istana Sang Presiden. Semoga hasil terbaik yang dianugerahkan untuk kita semua." 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan pertemuan lima orang warga NU (nahdliyin) dengan Presiden Israel Isaac Herzog tidak mewakili PBNU sebagai organisasi.

"Kami sudah mendapatkan konfirmasi dengan lembaga-lembaga terkait di bawah PBNU bahwa lembaga-lembaga yang personelnya berangkat itu sama sekali tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan. Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak tempo hari itu adalah tanggung jawab pribadi dan tidak terkait dengan lembaga," tegas Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/7/2024). 

Gus Yahya, sapaan akrabnya, menekankan berbagai kebijakan yang sifatnya hubungan kerja sama dengan lembaga lain baik dalam lingkup nasional maupun internasional harus melalui PBNU pusat.

Ia menambahkan ketetapan tersebut merupakan ketetapan yang sudah lama diterapkan, bahkan sejak periode kepengurusan sebelumnya.

"Bahkan, kalau ada pengurus daerah yang mengundang pejabat nasional harus lewat PBNU. Maka semua yang tidak lewat kelembagaan, organisasi tidak akan mengambil tanggung jawab," ujarnya.

Secara prinsip, kata Gus Yahya, PBNU telah menyerukan kepada seluruh warga dan kadernya bahwa pihaknya tidak akan mengadakan kerja sama apapun yang tidak bertujuan untuk membantu rakyat Palestina.

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler