ISIS Meneror di Negara Oman yang Damai, Menyerang Masjid Saat Perayaan Malam Asyura

Sedikitnya enam orang tewas dan 30 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Sedikitnya enam orang tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah masjid di Oman yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIL (ISIS).

Baca Juga


Serangan pada Senin (15/6/2024) malam itu menandai tindakan kekerasan yang jarang terjadi di negara Teluk tersebut.

Serangan terjadi di Wadi Kabir, sebuah distrik di sebelah timur ibu kota Muscat ketika sebuah acara keagamaan besar bagi Muslim Syiah berlangsung.

Video dari lokasi kejadian menunjukkan orang-orang melarikan diri di dekat Masjid Imam Ali. Suara tembakan terdengar diikuti oleh suara yang berkata, “Ya Tuhan!”

Empat warga negara Pakistan dan seorang polisi termasuk di antara mereka yang tewas dan sedikitnya 30 orang lainnya terluka. Demikian menurut pihak berwenang Oman dan Pakistan seperti dilansir dari laman Aljazirah. 

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan bahwa tiga dari 'penyerang bunuh diri' menembaki jamaah di masjid pada Senin malam. Mereka terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan Oman hingga pagi hari.

Kelompok ini juga mempublikasikan video serangan tersebut di situs Telegram mereka.

Polisi Oman mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa tiga pria bersenjata di balik serangan itu tewas. Polisi tidak mengatakan apakah mereka telah mengidentifikasi motif serangan tersebut atau melakukan penangkapan.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengutuk keras serangan teroris yang keji itu. Kemenlu menambahkan bahwa 30 orang yang selamat sedang dirawat di rumah sakit.

Peringatan Asyura

Duta Besar Pakistan untuk Oman, Imran Ali, mengunjungi rumah sakit dan menemui korban luka.

Ali menggambarkan serangan itu sebagai peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Peristiwa yang belum pernah kita lihat dalam sejarah Oman,” ujarnya.

Dia mengatakan sebagian besar korban di sana dirawat karena luka tembak, sementara yang lain menderita luka-luka karena melarikan diri dari serangan tersebut, termasuk terinjak-injak.

 

Kedutaan Besar AS di Muscat telah mengeluarkan peringatan keamanan setelah penembakan tersebut. “Warga AS harus tetap waspada, memantau berita lokal, dan memperhatikan arahan otoritas setempat,” tulis kedutaan tersebut. 

Serangan seperti ini jarang terjadi di Oman, karena Muscat merupakan negara yang sering menjadi mediator regional dengan tingkat kejahatan yang rendah. Mereka kerap dipercaya karena sebagai negara cinta damai.

Serangan di Oman terjadi pada hari Asyura ketika Muslim Syiah memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad, di medan perang pada abad ketujuh. Banyak Muslim Syiah memperingati Asyura dengan melakukan ziarah ke tempat suci Imam Hussein di kota Karbala, Irak.

Serangan ISIS di Oman menyusul serangan serupa di Rusia dan Iran. Pada bulan Maret, kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik serangan yang menewaskan lebih dari 140 orang di sebuah gedung konser dekat Moskow.

Pada bulan Januari mereka mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di Kerman yang menewaskan hampir 100 orang.

Serangan-serangan tingkat tinggi seperti itu telah memicu kekhawatiran akan kembalinya kelompok tersebut.

Pada puncak kekuasaannya di awal tahun 2010-an, ISIS mendeklarasikan apa yang disebut “kekhalifahan” di wilayah luas Suriah dan Irak. Kelompok ini menjatuhkan hukuman mati dan penyiksaan terhadap para pengkritiknya, dan menginspirasi serangan di puluhan kota di seluruh dunia. Kendali kelompok ini runtuh setelah kampanye militer berkelanjutan yang dilakukan oleh koalisi pimpinan AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler