Mengenal Bagian-Bagian Masjid al-Aqsha di Palestina
Masjid al-Aqsha tidak hanya mencakup Dome of the Rock, kubah indah berwarna keemasan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahdy Saied RK dalam buku Fadhailu al-Masjidi al-Aqsha wa Madinati Baiti al-Maqdisi wa ar-Raddu ‘alaa Mazaa'imi al-Yahudi memaparkan bagian-bagian dari Masjid al-Aqsha di Palestina sebagai berikut. Pertama, Masjid Qadim. Dinamakan demikian karena bangunan ini lebih dahulu didirikan daripada bagian-bagian lain di al-Aqsha.
Nama lainnya adalah Masjid Janubi atau Masjid Jami’ Qibli karena letaknya di arah kiblat. Pendirinya adalah Umar bin Khattab, sang khalifah yang berhasil membebaskan al-Quds dari jajahan Romawi. Adapun bentuknya yang dapat dijumpai hingga kini merupakan legasi dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putranya, Malik.
Masjid berkubah perak ini mengambil luas 4.500 m persegi dari total luas al-Aqsha, sedangkan kapasitasnya meliputi 5.500 jamaah. Berdekatan dengan itu, ada Masjid Umar dan Mushalla Qadim. Masjid Umar memiliki atap yang bersambung dengan Jami’ Qibli. Adapun Mushalla Qadim terdiri atas dua paviliun yang bisa menampung hingga seribu jamaah.
Kedua, Masjid Qubbat ash-Shakhrah. Ia disebut pula sebagai Dome of the Rock atau Masjid Kubah Batu. Banyak gambar tentang Masjid al-Aqsha yang beredar di dunia nyata maupun maya menempatkan Kubah ash-Shakhrah di tengah-tengah. Hal itu wajar kiranya bila sang pembuat gambar ingin menunjukkan keanggunan tanah suci di al-Quds tersebut. Sebab, bangunan yang didirikan raja Dinasti Umayyah, Abdul Malik bin Marwan, itu bisa dianggap sebagai komponen yang keindahannya paling mencolok di antara seluruh bagian al-Aqsha.
Kubah ash-Shakhrah berwarna emas terang. Diameternya mencapai 20 m dengan ketinggian 10 m, sedangkan jaraknya dari permukaan tanah ialah 30 m. Berbeda dengan umumnya seluruh al-Aqsha yang menampilkan corak arsitektur Islam klasik, gaya bangunan Masjid Kubah Batu terinspirasi budaya Romawi Timur (Bizantium).
Nama lainnya adalah Kubah Batu karena di bawahnya terdapat batu (shakhrah) yang berukuran 56x42 kaki persegi. Muslimin meyakini, pada batu itulah Nabi Muhammad SAW mulai melakukan Mi’raj. Karena itu, kesuciannya sering disepadankan dengan Hajar al-Aswad di Masjidil Haram. Di bawah shakhrah, terdapat gua segi empat yang luasnya 4,5x4,5 m persegi dan tingginya 1,5 m.
Berikutnya, ada Masjid al-Buraq sebagai salah satu tempat di dalam kompleks al-Aqsha. Dinamakan demikian karena di sanalah al-Buraq—kendaraan Nabi SAW saat melakukan Isra dan Mi’raj—ditambatkan. Seperti ash-Shakhrah, pembangunannya bermula sejak era Bani Umayyah. Namun, bentuknya yang dapat dilihat sekarang adalah hasil renovasi yang dikerjakan sultan zaman Dinasti Mamluk. Masjid seluas 100 m persegi ini terletak di samping tembok barat al-Aqsha. Kaum zionis kerap memicu konflik di sana karena merasa tembok masjid tersebut adalah bagian dari sisa-sisa Haikal Sulaiman, yakni Tembok Ratapan.
Dalam area al-Aqsha, tepatnya pada sisi barat daya, terdapat Masjid al-Magharibah yang dibangun Sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Selain itu, ada pula Mushalla an-Nisa. Dahulu, bagian dari tanah suci ini, sesuai namanya, menjadi tempat bagi jamaah perempuan. Namun, kini ia merupakan pusat perpustakaan al-Aqsha. Adapun pada sisi tenggara al-Aqsha, ada Mushalla al-Marwani. Bangunan seluas 4.000 m persegi itu didirikan Khalifah Walid bin Abdul Malik. Sewaktu al-Quds diserbu Pasukan Salib, bagian al-Aqsha ini diubah menjadi kandang kuda.
Masjid al-Aqsha memiliki sebanyak 15 gerbang yang terletak di sepanjang tembok pagarnya. Mereka adalah Gerbang al-Qaththanin, al-Mathharah, as-Silsilah, al-Magharibah, an-Nazhir, al-Hadid, al-Ghawanimah, al-Asbath, al-Hiththah, dan al-Atam. Gerbang al-Magharibah disebut pula Gerbang Buraq karena dekat dengan tembok Masjid al-Buraq.
Namun, ada satu gerbang pada tembok tersebut yang kini sudah ditutup paksa Yahudi karena diklaim sebagai bagian dari Tembok Ratapan. Itu dinamakan sebagai Gerbang Nabi karena diyakini Nabi SAW masuk ke dalam al-Aqsha melaluinya. “Senasib” dengan Gerbang Nabi ialah Gerbang ar-Rahmah, al-Janaiz, al-Muzdawaj, dan al-Munfarid. Keempatnya telah diblokade permanen pihak zionis.