Terkenang Syekh Ahmad Yasin, Guru Ismail Haniyeh juga Syahid Dibunuh
Syekh Ahmad Yasin syahid dirudal Israel usai shalat subuh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ahmad Yasin merupakan tokoh kunci di balik berdirinya Harakah Muqawamah Islamiyyah (Hamas). Ulama yang juga penyandang disabilitas ini syahid akibat operasi militer dan intelijen Israel.
Muhammad Said Mursi dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, mengungkapkan, pemilik nama lengkap Ahmad Ismail Yasin itu lahir pada 1938. Ia menjadi yatim ketika berusia tiga tahun.
Seiring dengan perang pada 1948, yang dipicu berdirinya Israel, Ahmad Yasin ikut keluarganya mengungsi ke Gaza. Mereka akhirnya menetap di kamp pengungsian al-Shati.
Saat berusia 12 tahun, ia mengalami kelumpuhan total setelah bermain gulat dengan seorang kawannya. Lehernya sempat diplester selama 45 hari. Namun, ia harus mengalami kelumpuhan seumur hidup.
Sejak kecil Syekh Ahmad Yasin berjiwa bijak, sabar, dan tabah. Ia tak menceritakan kalau tubuhnya mengalami luka seperti itu karena ulah temannya, al-Khatib. Semua itu dilakukannya, semata-mata karena tak ingin hubungan persaudaraan antara keluarganya dan keluarga teman itu retak. Ia hanya mengaku terluka ketika sedang bermain lompat katak di sekolahnya.
Kondisi fisiknya tak menghalanginya berbuat banyak. Memang, ia terpaksa tidak meneruskan studi di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, karena kecelakaan yang dialami. Namun, ia adalah seorang otodidak.
Minatnya pada filsafat, ilmu agama, politik, sosiologi, dan ekonomi membuatnya menjadi seorang tokoh. Masyarakat Gaza pun mendaulatnya sebagai seorang pembicara atau orator di Jalur Gaza. Ia juga sering mengisi khutbah Jumat.
Karier pertama Syekh Ahmad Yasin adalah menjadi guru bahasa Arab di sekolah dasar di Rimal, Gaza. Mengajar murid-muridnya dengan hati dan keikhlasan membuatnya menjadi guru idola.
Aktivitasnya di dunia poltik dimulai dengan menjadi anggota Ikhwanul Muslimin cabang Palestina. Pada 1987, bersama Abdul Aziz al-Rantissi, Syekh Ahmad Yasin mendirikan Hamas.
Sosok pejuang tangguh ...
Hamas yang didirikan Syekh Ahmad Yasin disambut dukungan umat di Palestina, khususnya di kawasan Gaza. Betapa tidak, organisasi yang dituding Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai gerakan teroris, justru kehadirannya memberi berkah bagi warga Palestina.
Hamas telah mendirikan rumah sakit, membangun sistem pendidikan lewat sekolah-sekolah yang didirikannya, dan mendirikan lembaga zakat, lembaga perdamaian untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antarwarga, serta lembaga sosial lainnya.
Syekh Ahmad Yasin tak pernah mengenal kata takut, kecuali hanya untuk Allah. Ia berani mempertaruhkan nyawanya untuk membela agama Islam dan tanah air.
Pada 1983, Syekh Ahmad Yasin ditangkap pasukan Israel. Ia dipenjara dengan tuduhan kepemilikan senjata illegal--sebuah fitnah yang mengada-ada.
Tak tanggung-tanggung, sang pendiri Hamas pun dipenjara selama 13 tahun oleh zionis. Pada 1985, ia dibebaskan dalam sebuah pertukaran tawanan antara Israel dan Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina (PLO).
Empat tahun kemudian, Zionis Israel kembali memenjarakan Syekh Ahmad Yasin. Selama berada dalam penjara, ia kerap disiksa.
"Syekh Ahmad Yasin rela mengalami semua siksaan dan penderitaan itu demi membela agama Islam dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari cengkeraman penjajah Israel," papar Said Mursi.
Pada 1991, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tetapi bebas empat tahu kemudian. Lagi-lagi, kebebasannya dalam rangka pertukaran tahanan antara entitas zionis itu dan kelompok Hamas.
Demi membela Bumi al-Quds, Syekh Ahmad Yasin menolak semua "kesepakatan" dan "perundingan damai" antara Israel dan Palestina. Ia hafal benar bahwa semua upaya itu hanya akan merugikan umat Islam dan rakyat Palestina.
Usaha-usaha untuk membunuh Syekh Ahmad Yasin berkali-kali dilakukan Israel. Hingga akhirnya, pada 22 Maret 2004, tentara zionis membunuh tokoh Hamas ini dengan cara yang sangat sadis.
Hari itu, Syekh Ahmad Yasin baru saja selesai shalat Subuh di Masjid al-Mujama' al-Islami yang didirikannya di Kota Gaza. Ketika keluar dari masjid, pasukan Israel melepaskan tiga roket. Salah satunya, mengenai tubuh sang mujahid. Ia pun gugur sebagai syuhada bersama sembilan orang Palestina
Sekitar 200 ribu orang turun ke jalan di Jalur Gaza untuk menghadiri pemakaman jenazah Syekh Ahmad Yasin, sementara pasukan Israel mengumumkan siaga nasional.