Pemenuhan Hak dan Apresiasi Tumbuh Kembang Anak Lewat Hari Anak Nasional di Yogyakarta

Dikukuhkan 15 duta anak oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto.

Republika/Silvy Dian Setiawan
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 digelar Pemerintah Kota Yogyakarta dengan berbagai kegiatan, di mana puncak kegiatannya pada Kamis (1/8/2024) ini di Halaman Balai Kota Yogyakarta. Peringatan HAN ini digelar sebagai wujud apresiasi terhadap anak khususnya di Kota Yogyakarta.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 digelar Pemerintah Kota Yogyakarta dengan berbagai kegiatan, di mana puncak kegiatannya pada Kamis (1/8/2024) ini di Halaman Balai Kota Yogyakarta. Peringatan HAN ini digelar sebagai wujud apresiasi terhadap anak khususnya di Kota Yogyakarta. 


“Peringatan Hari Anak ini wujud apresiasi Pemkot Yogya, apresiasi kita kepada anak-anak bahwa mereka harus dihargai, mereka punya hak untuk tumbuh berkembang,” kata Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Sarmin saat ditemui di sela-sela acara di  Halaman Balai Kota Yogyakarta, Kamis (1/8/2024). 

Peringatan HAN 2024 di Kota Yogyakarta mengangkat tema 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju'. Tema yang diusung ini dimaknai sebagai upaya dan langkah nyata dalam melahirkan generasi berkualitas untuk masa depan. 

Puncak peringatan HAN di Kota Yogyakarta diisi dengan berbagai kegiatan dengan menampilkan tari tradisional, drama musikal, literasi keuangan anak hingga geguritan. Bahkan, kegiatan tersebut juga diisi dengan sejumlah stan edukasi seperti stan taman lalu lintas, perpustakaan keliling, stan tanggap bencana, hingga stan edukasi satwa dari Gembira Loka Zoo. .

Sarmin menyebut, melalui berbagai kegiatan dan stan edukasi yang dihadirkan untuk anak pada kegiatan tersebut, diharapkan dapat menyalurkan bakat dan suara anak. Setidaknya, ada ribuan anak yang berpartisipasi dalam puncak HAN di Kota Yogyakarta ini.  

“Dengan berbagai event yang kita adakan, anak-anak bisa menyalurkan bakat, menyalurkan aspirasi, termasuk suaranya kepada pemerintah. Harapannya apa yang diinginkan anak-anak bisa disuarakan, karena itu tadi ada pembacaan terkait dengan suara anak,” ucap Sarmin. 

Tidak hanya itu, peringatan HAN ini juga dijadikan sebagai sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas bahwasanya anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang. 

“Dan itu harus kita hargai di Kota Yogyakarta ini agar Kota Yogya ke depan jadi kota yang layak anak,” jelasnya. 

Dalam kegiatan ini, juga dikukuhkan 15 duta anak oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto. 15 duta anak tersebut mewakili anak dari penyandang disabilitas, dari kelompok sekolah baik itu jenjang SD, SMP, SMA maupun SMK di Kota Yogyakarta. 

Duta anak ini nantinya diharapkan dapat menjadi pelopor sekaligus pelapor terkait kasus kekerasan yang terjadi di lingkungannya. Dengan begitu, kata Sarmin, duta anak tersebut akan berani berbicara jika terjadi kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak. 

Terlebih, pihaknya masih menemukan adanya kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Yogyakarta. Namun, tidak sedikit kasus kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan ini tidak diketahui karena tidak ada yang melapor. 

“Mereka (duta anak) akan berani speak up, berani bersuara. Jangan sampai kekerasan itu dengan dalih apapun kemudian ditutup-tutupi. Karena hakikatnya kekerasan itu ketika ditutupi, untuk keterulangan bisa muncul kembali,” ucapnya. 

Sementara itu, Sugeng mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mewujudkan Kota Yogyakarta menjadi kota layak anak. Berbagai upaya pun dilakukan, baik itu dengan peningkatan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, maupun peningkatan kesejahteraan. 

"Kami memastikan setiap anak memiliki hak mendapatkan pendidikan berkualitas, dan kami berupaya menyediakan akses pendidikan yang merata, serta berkualitas bagi semua anak,” kata Sugeng. 

Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana sekolah. Termasuk pelatihan guru, penyediaan beasiswa, pencanangan sekolah ramah anak, hingga memfasilitasi anak berkebutuhan khusus melalui sekolah inklusi. 

Pada aspek kesehatan anak, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin, mencanangkan Puskesmas Ramah Anak, dan melakukan program imunisasi secara rutin. Bahkan, Pemkot Yogyakarta juga baru saja menggencarkan PIN Polio dalam rangka memastikan anak mendapatkan haknya pada aspek kesehatan. 

“Hak-hak ini harus dipenuhi oleh pemerintah, oleh masyarakat, oleh dunia usaha, dan semuanya. Karena mereka memang perlu dilindungi, perlu didampingi, perlu dibina, perlu diperhatikan, dan perlu dipenuhi hak-hak mereka. Kenapa? Bangsa ini akan maju, bangsa ini akan sejahtera dan generasi penerusnya adalah anak-anak kita,” ucap Sugeng.  

Sugeng juga menuturkan, pihaknya turut mencanangkan Kampung Ramah Anak di tingkat RW dan kampung di Kota Yogyakarta. Pencanangan Kampung Ramah Anak ini dilakukan sebagai realisasi hak anak dan meminimalisasi persoalan-persoalan anak dalam rangka mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota layak anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler