Hamas Sebut New York Times Buat Berita Bohong Soal Bagaimana Ismail Haniyeh Terbunuh

Hamas menyebut skenario murahan dipromosikan media Barat soal cara Haniyeh terbunuh.

IRAN'S SUPREME LEADER OFFICE
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perwakilan Hamas di Iran, Khaled Kaddoumi menyebut laporan New York Times (NYT) yang mengklaim bagaimana Ismail Haniyeh di bunuh, 'konyol' dan 'sepenuhnya dikarang'. Dalam laporannya pada Kamis (1/8/2024) lalu, NYT mengklaim bahwa Haniyeh terbunuh lewat ledakan bom di ruangannya tempat dia tinggal di Teheran, yang diselundupkan dua bulan sebelumnya dan kemudian diledakkan oleh Mossad dari jarak jauh.

Baca Juga


"Saya ada di sana, dan dinding dan atap tempat dia (Haniyeh) berada runtuh. Jelas dari kondisi bangunan setelah serangan, dan dari jasad Haniyeh, bahwa serangan dilaksanakan lewat sebuah serangan proyektil dari udara," kata Kaddoumi kepada The Cradle, Sabtu (3/8/2024).

Menurut Kaddoumi, saat masih berjalan investigasi dan detail hasil investigasinya akan diumumkan ke publik. Kaddoumi menilai, skenario murahan yang dipromosikan oleh media-media Barat soal bagaimana Haniyeh terbunuh sangatlah konyol. 

"Narasi yang dipublikasikan New York Times tentang agen Mossad menanam bom di dalam apartemen tempat Haniyeh tinggal sepenuhnya karangan. Mereka mencoba menghindari tanggung jawab dan konsekuensi untuk Israel," kata Kaddoumi.

Laporan NYT memang mendukung narasi dari militer Israel. Setelah pembunuhan Haniyeh, juru bicara Angkatan Darat Israel Daniel Hagari dalam keterangan persnya menyatakan bahwa, "Angkatan Udara tidak dalam misi apapun malam itu kecuali serangan yang menargetkan Beirut."

Haniyeh terbunuh pada Rabu (31/7/2024) dini hari. Dan malam sebelumnya, Israel membunuh komandan Hizbullah, Fuad Shkr dalam sebuah serangan udara di Beirut.

Laporan NYT soal pembunuhan Haniyeh ditulis oleh jurnalis Israel, Ronen Bergman, jurnalis AS Mark Mazetti, dan jurnalis AS-Iran Farnaz Fassihi. Bergman and Mazzetti adalah reporter veteran yang dekat dengan kalangan intelijen Israel dan AS.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler