Bantah Anti Pemain Keturunan, Indra Sjafri: Saya Ikut Mencari Hingga ke Belanda

Indra Sjafri melibatkan banyak pihak dalam keputusan menurunkan pemain.

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia dan ofisial tim berselebrasi mengangkat pelatih Indra Sjafri (atas) usai mengalahkan Timnas Thailand dalam pertandingan final Piala ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024). Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor 1-0 dan menjadi juara Piala AFF U-19.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia dari berbagai level usia bisa dibilang sukses mencetak prestasi internasional. Timnas U-23 juara SEA Games 2021 Kamboja, plus empat besar Asia. Timnas senior lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan yang terbaru U-19 juara Piala AFF 2024.

Baca Juga


Medali emas SEA Games 2021 dan Piala AFF U-19 tahun 2024 sukses dipersembahkan oleh Indra Sjafri saat duduk sebagai pelatih kepala skuad Garuda Muda. Ini gelar ke empat yang diberikan pelatih asal Pesisir Selatan Sumatera Barat ini.

Tak peduli materi pemain dari manapun berasal, Indra Sjafri selalu memilih yang terbaik dan siap tampil menjelang hari pertandingan. Tidak ada istilah pemain keturunan atau lokal. Semua sama saja menurut Indra saat sudah memakai seragam Indonesia.

Namun tudingan tak bertanggung jawab masih saja ada, yang menuduh Indra lebih suka memanggil dan memainkan pemain lokal dibandingkan dengan pemain keturunan berdarah Indonesia yang berasal dari luar negeri.

Menanggapi tudingan tersebut, Indra Sjafri justru mengungkap fakta, bahwa dia termasuk pelatih pelopor yang mencari pemain keturunan hingga ke negeri Belanda. Ini disampaikannya dalam wawancara dengan Exco PSSI Arya Sinulingga di siniar Bebaspodcast.id.

"Makanya saya juga heran dibilang saya anti pemain keturunan. Yang pertama kali mencari pemain keturunan ke Belanda ya saya dengan stafnya coach Shin. Saat itu susahnya minta ampun, tak ada yang mau gabung," ungkap Indra.

"Tetapi kemarin saat saya 10 hari ke Belanda, datang semua. Apa yang dilihat? Satu, Ketum PSSI (Erick Thohir) yang punya klub (Oxford). Terus prestasi tim nasional senior kita lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Itu jadi pertimbangan. Itu kita jadi diterima mereka," lanjutnya.

Sedangkan untuk tudingan lebih menyukai menurunkan pemain asli lokal, Indra juga membantahnya. Ia menjelaskan dalam menentukan pemain itu banyak pertimbangan dan aspek yang dinilai.

Indra mencontohkan menjelang babak final Piala AFF U-19. Enam jam, ia menggelar rapat dengan semua pihak yang membantunya, mulai dari asisten pelatih, dokter tim, sampai kitman.

"Psikolog bicara, orang nutrisi bicara, asisten teknik bicara, asisten fisik bicara, asisten penjaga gawang bicara. Bahkan kitman pun memberi masukan," ujar Indra.

"Untuk pertandingan penting pertimbangan harus detil sekali, karakteristik pemain, contoh kebiasaan dia berubah jelang pertandingan, sakitkah, nervous kah kita tanya psikolog. Barulah dua jam sebelum jam 12 atau pertandingan kita putuskan siapa pemain yang akan main," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler