Kerusuhan di Inggris Muslim Jadi Sasaran Gerombolan Anti-Islam, Ini Sikap PM Inggris

Kerusuhan anti Muslim terjadi di sejumlah kota di Inggris.

Danny Lawson/PA via AP
Petugas kepolisian bentrok dengan massa aksi saat terjadi kerusuhan demonstrasi anti-imigrasi di area Holiday Inn Express di Rotherham, Inggris, Ahad (4/8/2024).
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah kelompok yang memantau organisasi anti-Islam mengatakan kepada The National bahwa banyak jamaah Muslim takut pergi ke masjid saat kerusuhan sayap kanan menyebar di seluruh Inggris.

Ribuan polisi turun ke jalan pada Ahad (5/8/2024) bersiap menghadapi kekerasan anti-imigrasi lebih lanjut, karena menteri kepolisian Inggris mengatakan orang-orang non-kulit putih takut turun ke jalan karena warna kulit mereka.

Banyak warga Inggris keturunan Asia atau Timur Tengah semakin khawatir akan keselamatan mereka, dengan masjid dan hotel migran menjadi sasaran para penjahat.

Pada Ahad sore di Rotherham, Inggris utara, sekelompok pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera Inggris mendatangi hotel Holiday Inn Express yang menampung para pencari suaka dan mulai meneriakkan "keluarkan mereka." Benda-benda dilemparkan ke gedung tersebut, yang dilindungi oleh barisan polisi.

Kerusuhan akhir pekan ini dipicu oleh berita palsu di media sosial yang menyebutkan bahwa tersangka penusukan fatal tiga anak di Southport pada Senin adalah seorang pencari suaka Muslim, itu tidak benar.

Axel Rudakubana (17 tahun) yang lahir di Wales dari orang tua imigran Rwanda yang beragama Kristen, didakwa atas tiga pembunuhan dan 10 percobaan pembunuhan.

Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer mengatakan mereka yang terlibat dalam kekerasan itu akan menghadapi hukuman berat.

"Polisi akan melakukan penangkapan," kata Starmer, dikutip dari laman The National News, Senin (5/8/2024)

"Orang-orang akan ditahan. Dakwaan akan menyusul dan hukuman akan menyusul," ujar PM Inggris.

"Orang-orang di negara ini berhak untuk merasa aman. Namun, kita telah melihat komunitas Muslim menjadi sasaran dan ada serangan terhadap masjid," katanya.

"Komunitas minoritas lainnya menjadi sasaran. Salam Nazi di jalan. Kekerasan yang tidak terkendali di samping retorika rasis," ujarnya.

"Jadi, tidak, saya tidak akan malu menyebut ini apa adanya: premanisme sayap kanan," tegas PM Starmer. 

“Bagi mereka yang merasa menjadi sasaran karena warna kulit atau keyakinan mereka, saya tahu betapa menakutkannya hal ini. Saya ingin anda tahu bahwa gerombolan yang kejam ini tidak mewakili negara kita dan kami akan membawa mereka ke pengadilan,” kata PM Starmer. 

Halaman selanjutnya ➡️

Umat Muslim Diteror

Namun, Direktur Tell Mama (Mengukur Serangan Anti-Muslim), sebuah kelompok yang memantau insiden anti-Islam, melaporkan peningkatan jumlah Muslim Inggris yang diteror di jalan-jalan, dengan masalah keamanan pada tingkat tertinggi sejak beberapa minggu setelah serangan 7 Oktober yang dipimpin Hamas di Israel.

“Ada peningkatan tingkat ketakutan di komunitas Muslim dan kami mendengar beberapa orang mengatakan bahwa mereka sangat takut pergi ke masjid atau pusat Islam karena takut diserang, dan banyak masjid yang membatalkan acara,” kata Direktur Tell Mama, Iman Atta kepada The National.

“Kami menerima peningkatan signifikan dalam laporan tentang Muslim Inggris yang takut akan keselamatan mereka,” ujar Iman Atta.

Tell Mama juga menerima sejumlah laporan bahwa wanita Muslim yang mengenakan jilbab atau cadar diancam akan dibunuh, atau diperkosa.

“Rasisme, kebencian terhadap wanita, dan retorika yang kita dengar segera setelah 7 Oktober, semuanya kembali muncul ke permukaan lagi,” kata Ibu Atta.

“Apa yang kita lihat di jalan-jalan kita adalah sesuatu yang harus dihentikan. Kita tidak bisa membiarkan komunitas Muslim diteror," ujar Iman Atta.

Pada Ahad kemarin, pemerintah mengumumkan akan menawarkan perlindungan yang lebih besar kepada masjid dengan keamanan darurat baru yang dapat segera dipasang.

Proses respons cepat yang baru berarti masjid yang berisiko mengalami gangguan kekerasan dapat diberikan lebih banyak petugas keamanan, yang memberikan dukungan dan kepastian penting bagi masyarakat.

Halaman selanjutnya ➡️

Ini akan meningkatkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh kepolisian setempat untuk melindungi tempat-tempat ibadah.

Berdasarkan proses baru tersebut, polisi, pemerintah daerah, dan masjid dapat meminta agar keamanan segera dikirim, yang melindungi masyarakat dan memungkinkan kembalinya ibadah secepat mungkin.

Warna Kulit

Menteri Kepolisian Inggris, Diana Johnson mengatakan dengan 4.000 petugas ketertiban umum tambahan yang ditempatkan untuk mengatasi gangguan, sebagian besar di Inggris utara, pemerintah mengambil tindakan tegas.

Ia mengatakan ada nada rasis yang kuat dalam protes tersebut dan orang-orang takut karena warna kulit mereka.

"Itu tidak benar dan pemerintah ini akan mengambil tindakan apapun untuk mengatasinya," kata Johnson.

Dengan demonstrasi lebih lanjut yang diprediksi terjadi di Bolton, Lancaster, Middlesbrough, Weymouth, dan Rotherham, Yvette Cooper, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Inggris memperingatkan bahwa siapa pun yang terlibat dalam kekacauan dan kekerasan ini akan menghadapi kekuatan hukum penuh.

"Sebagai sebuah bangsa, kita tidak akan menoleransi perilaku kriminal, ekstremisme berbahaya, dan serangan rasis yang bertentangan dengan semua yang diperjuangkan negara kita," jelas Mendagri Inggris.

Mantan menteri pertama Skotlandia, Humza Yousaf telah meminta agar tentara dikerahkan untuk menghentikan penjahat yang menyebabkan kekacauan di jalan-jalan.

"Bagi saya, sepertinya polisi tidak dapat menangani situasi ini," kata Yousaf.

"Polisi tidak dapat melindungi mereka yang berada di Holiday Inn. Tentara dapat membantu mengendalikan situasi yang tidak dapat dikendalikan oleh polisi,” ujar Yousaf.

Di Belfast, Irlandia Utara, seorang pengusaha Muslim yang supermarketnya dirusak dalam serangan pembakaran, mengatakan bahwa komunitas Islam diserang dengan sengaja.

"Orang-orang menyerang tempat ini, rasisme terhadap Islam dan Muslim, khususnya komunitas Muslim," kata Bashir.

Halaman selanjutnya ➡️

 

Hasutan dan Hoax

Ratusan orang berkumpul di pusat kota pada akhir pekan, banyak dari mereka mengenakan bendera Inggris dan meneriakkan slogan-slogan anti-Islam.

Unjuk rasa tersebut diselenggarakan dengan slogan "sudah cukup" dengan polisi secara terbuka mengidentifikasi Liga Pertahanan Inggris sebagai faktor kunci.

Hampir semua koordinasi dan pelaporan palsu telah dilakukan di media sosial, dengan influencer sayap kanan berkontribusi terhadap ketegangan.

Sekarang ada seruan yang meningkat bagi pemerintah untuk mengatasi hasutan kebencian daring oleh tokoh-tokoh sayap kanan, dan Menteri Teknologi Peter Kyle telah berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan media sosial.

Atta meminta pemerintah untuk mempertimbangkan denda yang berat bagi platform media sosial, seperti aplikasi terenkripsi Telegram dan WhatsApp, yang katanya digunakan untuk mengkoordinasikan kekacauan dan menyebarkan disinformasi.

Sumber: The National

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler