Rizki Juniansyah Memang Sudah Ditakuti Lawan-lawannya Sebelum Raih Emas Olimpiade Paris
Meski baru 21 tahun, Rizky sudah banyak meraih gelar juara di level internasional.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fitriyanto, Antara
Nama lifter muda Rizki Juniansyah kembali menjadi perbincangan menyusul capaiannya sebagai peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, sekaligus peraih emas kedua untuk Indonesia di ajang ini. Rizki berhasil menyelesaikan angkatan dengan total berat 354 kg, yang meliputi angkatan snatch 155 kg dan clean and jerk 199 kg pada laga Jumat (9/8/2024) dini hari WIB.
Ia mengukir sejarah sebagai lifter pertama Indonesia yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade, sekaligus mencatatkan namanya sebagai pemegang Rekor Olimpade untuk clean and jerk dengan angkatan 199 kg. Atlet yang masih berusia 21 tahun itu memang terlahir dari keluarga lifter. Sang ayah, Mohammad Yasin, merupakan mantan atlet angkat besi nasional. Sementara sang ibu, Yeni Rohaeni, juga merupakan lifter.
Dengan latar belakang dan dukungan dari keluarganya, Rizki sudah mengenal olahraga ini sejak dini. Ia menggeluti olahraga angkat besi di usia muda dan memenangkan sejumlah medali kejuaraan lokal dan daerah, seperti PPLP, Popda, Porprov, hingga PON.
Prestasinya semakin tak terbendung dan langsung menjadi salah satu lifter yang menjanjikan bagi Indonesia. Rizki meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Junior 2021 Uzbekistan dan Kejuaraan Dunia Junior 2022 Heraklion, sekaligus memegang rekor dunia untuk angkatan snatch pada kelas junior.
Rizki juga meraih medali perak di SEA Games 2021 dan emas di SEA Games 2023. Ia pun kembali menjadi yang terkuat di Asia Tenggara dengan memegang tiga rekor SEA Games.
Dominasinya kembali dibuktikan saat Rizki meraih medali perak Kejuaraan Asia 2024 di Uzbekistan. Pada debutnya di Kejuaraan Dunia 2022, Rizki berhasil meraih medali perak dan emas.
Rizki lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024 setelah menjuarai IWF World Cup 2024 di Phuket, Thailand. Ia mencatatkan beban angkatan snatch 165 kg, clean and jerk 201 kg, dengan total angkatan 365 kg yang saat ini merupakan rekor dunia yang masih ia pegang.
Dengan bekal-bekal prestasi sebelum menjajal arena angkat besi Olimpiade 2024 di South Paris Arena 6, tak heran Rizki menjadi momok bagi lawan-lawannya. Rupanya, perkataan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari bahwa Rizki disegani oleh lawan-lawannya, ada benarnya.
Menurut Oktohari, Rizki sudah lama menjadi buah bibir angkat besi dan sangat ditakuti oleh lawan-lawannya karena menjadi pemegang rekor dunia 73kg putra dengan total angkatan 365 kg pada Piala Dunia 2024 di Phuket, Thailand. Rizki juga disebut oleh Ketua Umum PB PABSI Rosan Roeslani sebagai atlet yang sangat bersemangat.
Kepala Bidang pembinaan dan prestasi Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PABSI), Hadi Wihardja menyatakan berdasarkan data yang ada sebelumnya peluang Rizki dapat emas beberapa pekan jelang Olimpiade adalah sebesar 98,6 persen.
"Dengan data parameter saya Rizki saya harapkan bisa kembali ke 365kg total angkatan yang membuat dia menjadi Rangking 1. Namun dari latihan 20 juli kemarin potensi tersebut dengan 365 dan target yang lebih , sudah memiliki peluang 98,61 for Gold," ujar Hadi ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (9/8/2024).
Hadi menambahkan, sepekan lalu ia melihat di Instagram Zhi Shiyong pesaing Rizki asal China. Ia mengaku sempat terkejut, mengingat pada 3 Agustus masih berani menarik snatch 150 kg, sebanyak dua kali, dan itu merupakan angkatan 90 persen dari angkata terbaiknya yang akan mempengaruhi penampilannya tanggal 9 dini hari tadi.
"Jika lifter mengangkat menembus lebih dari 70 persen dalam sepekan itu, akan berpotensi loss power di Hari H, khususnya power. Untuk Rizki sepekan sebelumnya sempat coba 200. Sebelum berangkat saya sudah ingatkan pelatih jangan angkat lebih dari 70 persen, ternyata meraka terapkan dan saya berterima kasih buat Coach Triyatno, serta Rusli yang memahami persaingan tingat elite, penuh dengan tekanan dan tantangan," jelasnya.
Yang sangat menarik di balik sukses Rizki adalah prospek cerah yang dia tawarkan kepada Indonesia pada Olimpiade-Olimpiade berikutnya. Dia melakukan debut Olimpiade dalam usia 21 tahun, atau tiga tahun lebih lambat dari pada Eko Yuli Irawan yang melakukan debut Olimpiade dalam usia 19 tahun pada 2008.
Jika Eko yang masih berkompetisi dalam usia 35 tahun, menjadi tolok ukur, maka Rizki memiliki waktu minimal 14 tahun lagi atau tiga Olimpiade untuk terus berprestasi emas seperti sekarang.
In Picture: Aksi Lifter Rizki Juniansyah Saat Raih Medali Emas Angkat Besi Olimpiade
Seusai berhasil meraih emas Olimpiade Paris, Rizki bersyukur kepada Allah SWT. Ia pun mengaku terpompa semangatnya berkat kehadiran keluarga di arena pertandingan.
"Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT bisa buat sejarah medali emas pertama untuk angkat besi di Olimpiade. Ini untuk angkat besi Indonesia. Terima kasih semua yang membantu dan memberikan support baik dari masyarakat, Pak Rosan, Joko Pramono, pelatih, keluarga, CdM Anin, Raja Sapta Oktohari, Menpora, keluarga di Serang dan Banten, Buldog Gym, bapak angkat saya. Saya tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih, ini untuk HUT RI ke-79," kata Rizki Juniansyah.
"Waktu angkatan snatch saya tertinggal, sempat deg-degan juga. Saya kemudian bsa bangkit dan semangat saya kembali untuk angkatan clean and jerk," ujar Rizki menambahkan.
Saat ditanya ketika lifter Shi Zhiyong (China) tak mampu mengangkat tiga kali percobaan clean and jerk, Rizki justru respect terhadapnya. "Saya terharu, karena dia juga teman baik saya, dia senior saya, saya respect sama dia sudah tiga kali Olimpiade dan dapat dua medali emas," ucapnya.
Salah satu mood boster Rizki adalah dihadirkannya keluarga di Paris. CdM Anindya Bakrie langsung menerbangkan sang Ibu, Yeni Rohaeni Durachim dan kakaknya, Riska Anjani Yasin.
"Kehadiran keluarga dan itu support nomor satu. Saya ada dalam rahim mama, mama yang terbaik. Setiap saya cium kaki dan cuci kaki mama serta meminumnya, alhamdulillah selalu berkah," jelas Rizki.