Yahudi tak akan Pernah Lupa Kekalahan Perang Khaibar, Siasat Israel, dan Pesan Nabi SAW

Kekalahan Perang Khaibar sangat membekas di kalangan Yahudi

hasmi.org
Khaibar. Kekalahan Perang Khaibar sangat membekas di kalangan Yahudi
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemenangan Islam di Khaibar begitu kuat dan besar sehingga mengakhiri kehadiran militer Yahudi di tanah Arab, bukan hanya satu atau dua dekade, atau satu atau dua abad, tetapi mengakhirinya selama lima belas abad, yang setelahnya orang-orang Yahudi tidak bangkit, tidak mengibarkan bendera untuk mereka, dan tidak mengibarkan bendera untuk mereka.

Menurut Munir al-Ghadhban, dalam al-Mawaqif al-Askariyah li al-Yahudi fi al-Madinah yang dipublikasikan Islamstory, menjelaskan hingga pertengahan abad ini, entitas Zionis (Israel) berdiri di atas tanah Palestina, dan orang-orang Yahudi tidak melupakan kepahitan Khaibar, di mana mereka merasakan kehinaan dan penghinaan, dan generasi demi generasi menceritakannya, dan leluhur mereka mewariskan kebencian kepada para penggantinya, mengingatkan mereka untuk melakukan balas dendam kepada kaum Muslimin, hingga pertempuran lima Juni, yang berlangsung selama enam hari, dan tanah Arab, termasuk Yerusalem, kembali jatuh ke tangan Yahudi.

Baca Juga



Ketika kita membandingkan Perang Lima Juni dengan penaklukan Khaybar, ini bukanlah perbandingan yang tidak disengaja, tetapi perbandingan yang nyata. Perang Juni 1967 adalah perang antara Arab dan negara Zionis Yahudi yang dikenal dengan Perang 6 Hari, di mana Israel menduduki wilayah Mesir, Yordania, dan Suriah.

Khalil Musthafa, dalam Suquth al-Jaulan, menjelaskan Moshe Dayan, Menteri Pertahanan Zionis (Israel) pada saat itu, menyatakan setelah dia menduduki Yerusalem dan menyapu pasukannya ke tanah Arab di Suriah, Yordania, dan Mesir, dia telah menyentuh tanah Yerusalem: “Ini adalah Khaybar.”

Orang-orang Yahudi dipenuhi dengan sukacita seumur hidup dengan pembalasan dendam ini, dan mereka mulai meneriakkan di tanah tanah yang diberkati: “Muhammad meninggal dengan meninggalkan anak perempuan.”

BACA JUGA: Media Amerika Serikat Ungkap Hamas Justru Semakin Kuat, Bangun Kembali Kemampuan Tempur

Hal ini tentu mengingatkan kita terhadap pesan Rasulullah SAW tentang pertempuran dengan yahudi. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

لا تقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود، فيقتلهم المسلمون، حتى يختبئ اليهودي وراء الحجر والشجر، فيقول الحجر أو الشجر: يا مسلم يا عبد الله هذا يهودي خلفي تعال فاقتله، إلا الغرقد فإنه من شجر اليهود.

“Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, dan kaum muslimin membunuh mereka, hingga Yahudi bersembunyi di balik batu atau pohon, lalu batu atau pohon itu berkata, 'Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini adalah Yahudi di belakangku, datanglah dan bunuhlah dia, kecuali al-Ghurqad, yang merupakan pohon Yahudi'.” (HR Muslim).

Lantas seperti apa...

Lantas seperti apa jalannya Perang Khaibar?

Kisah pertempuran antara kaum Muslim dan Yahudi di Khaibar ini terjadi di pengujung bulan Muharram tahun 7 H. Pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran kaum Muslim yang paling sengit karena kondisi pasukan Yahudi saat itu sangat kuat.

Pertempuran ini dipicu oleh ulah orang-orang Yahudi Khaibar yang sering kali melakukan tindakan licik mengadu domba kaum Muslim. Bahkan, kaum Yahudi Khaibar yang memiliki pasukan sebanyak 10 ribu orang dengan senjata lengkap dan benteng sangat kuat bersikap seolah menantang kaum Muslim.

Menghadapi kondisi tersebut, Rasulullah SAW memutuskan untuk mempersiapkan pasukan dan berangkat ke Khaibar. Pasukan Muslim yang disiapkan hanya berkekuatan 1.600 orang dengan 200 orang yang mengendarai kuda.

Ketika akan tiba di Khaibar, Rasulullah memerintahkan pasukan berhentinya. Di tempat ini, beliau berdoa kepada Allah SWT. “Wahai, Tuhan langit dan segala yang ada di bawahnya, Tuhan tujuh lapis bumi dan segala yang ada di atasnya, Tuhan setan-setan dan segala yang menyesatkan, serta Tuhan angin dan segala yang diterbangkannya, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini serta kebaikan penduduk dan segala yang ada di dalamnya. Kami berlindung kepada-Mu dan kejahatannya, kejahatan penduduk, dan kejahatan yang ada di dalamnya.”

Ketika menghadapi serbuan kaum Muslim, kaum Yahudi sudah mempersiapkan diri. Pasukan Romawi yang lebih kuat pun belum tentu mampu menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan berlapis-lapis.

Dalam pertempuran ini, kaum Muslim bertempur dengan keteguhan hati yang sangat tinggi. Saat itu, pasukan Rasulullah langsung menyerbu jantung pertahanan musuh. Pasukan Yahudi saat itu dipimpin Sallam bin Misykam. Perempuan, anak-anak, dan harta benda mereka ditempatkan di benteng Watih dan Sulaim. Sedangkan, persediaan makanan dikumpulkan di benteng Na’im.

 

Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)

Saat pertempuran, Sallam sebenarnya berhasil dibunuh pasukan Muslim. Namun, kematian komandan pasukan Yahudi ini tidak menyebabkan pertahanan Khaibar mudah ditembus. Rasulullah bahkan sampai menugaskan Abu Bakar dan Umar untuk menembus pertahanan Khaibar, tetapi tak berhasil. Setelah komando pasukan diserahkan kepada Ali bin Abu Thalib, pertahanan pasukan Yahudi berhasil dipatahkan.

BACA JUGA: Jubir Al-Qassam Abu Ubaidah: Yahya Sinwar Resmi Dibaiat, Bukti Hamas Kuat Semakin Solid

Di Khaibar inilah nama Ali menjulang. Keberhasilannya merenggut pintu benteng untuk kemudian menjadi perisai selalu dikisahkan dari abad ke abad. Harith bin Abu Zainab yang ditunjuk sebagai komandan pasukan kaum Yahudi setelah Sallam tewas juga berhasil dibunuh.

Satu demi satu benteng Yahudi di Khaibar dapat dikuasai pasukan Muslim. Namun, di dua benteng terakhir, tentara-tentara Yahudi bertahan dengan sangat gigih sehingga banyak korban yang jatuh, baik di pihak Islam maupun mereka.

Namun... 

Namun, lambat laun, pihak Yahudi menyerah dan menyatakan bersedia keluar dari Khaibar bersama-sama dengan keluarganya masing-masing. Seluruh benteng kemudian diserahkan kepada pasukan umat Islam.

Di dalam benteng-benteng tersebut, kaum Muslim memperoleh banyak senjata dan menemukan ribuan kitab Taurat. Kaum Yahudi kemudian meminta kitab-kitab tersebut dikembalikan. Tuntutan ini dikabulkan oleh Rasulullah SAW.

Bahkan, Rasulullah juga memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya selama dalam perjalanan ke luar Khaibar. Kecuali, seorang Yahudi bernama Kinana bin Rabi yang terbukti berbohong saat dimintai keterangan Rasulullah.

Perlindungan itu sengaja diberikan Rasulullah untuk menunjukkan perbedaan perlakuan umat Islam dan Kristen terhadap pihak yang dikalahkan. Pasukan Kristen dari Kekaisaran Romawi biasanya akan akan menghancurkan kelompok Yahudi yang dikalahkannya. Sekarang, kaum Yahudi Khaibar diberi kemerdekaan untuk mengatur dirinya sendiri sepanjang mengikuti garis kepemimpinan Rasulullah.

Perang Khaibar ini diceritakan menelan korban 93 orang dari pihak Yahudi dan 15 orang dari pihak pasukan Muslim. Rasulullah pun sempat tinggal beberapa lama di Khaibar. Namun, di tempat ini, Rasulullah nyaris meninggal karena diracun Zainab binti Harith yang ternyata istri Sallam, komandan pasukan Yahudi yang tewas dalam pertempuran.

Saat itu, Zainab mengirim sepotong daging domba untuk pasukan Rasulullah. Rasulullah SAW pun sempat menggigit sedikit daging tersebut, tetapi segera memuntahkannya setelah merasa ada hal yang ganjil. Namun, tidak demikian halnya dengan sahabat Rasul, Bisyri bin Bara. Dia meninggal lantaran memakan daging tersebut.

Setelah Khaibar ditaklukkan, rombongan pasukan Rasulullah pun kembali ke Madinah melalui Wadil Qura, wilayah yang dikuasai kelompok Yahudi lainnya. Sempat juga terjadi pertempuran di tempat ini. Namun, sebagaimana di Khaibar, mereka kemudian berhasil ditaklukkan juga. Sementara itu, kaum Yahudi di Taima mengulurkan tawaran damai tanpa melalui peperangan.

3 Benteng Klan Yahudi di Madinah - (republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler