Selain Mossad, Dua Dinas Intelijen Ini Layani Israel Menjajah Palestina
Ada tiga dinas intelijen Israel yang berperan menjajah Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Palestina sebagai sebuah negara memiliki Palestinian General Intelligence Service atau Dinas Intelijen Umum Palestina (PGIS) yang berada di bawah komando langsung presiden Otoritas Palestina (PA). Sementara Israel sebagai penjajah punya tiga lembaga intelijen, yang paling dikenal adalah Mossad. Dua lembaga lainnya adalah Shin Bet dan AMN.
Pendirian Mossad merupakan bagian dari pemikiran Perdana Menteri David Ben-Gurion. Pendirian Mossad dilakukan segera setelah berdirinya negara Israel yang menjajah Palestina. Sebab kerangka negara harus ditetapkan untuk badan-badan intelijen yang sudah aktif pada periode negara saat ini.
Seperti yang lazim dilakukan di seluruh dunia, tren yang ada adalah membentuk tiga kerangka kerja terpisah, badan intelijen militer yang kemudian disebut AMN. Badan keamanan internal selanjutnya disebut Shin Bet, dan badan intelijen yang beroperasi di luar negeri disebut Mossad.
Dilansir dari laman Mossad.Gov, dijelaskan bahwa realisasi konsep pengoperasian badan intelijen ini memerlukan waktu dan dilakukan secara bertahap. Pada tanggal 30 Juni 1948, markas besar layanan berita Organisasi Haganah (SHI) dibubarkan, dan badan intelijen Negara Israel didirikan.
Pada bulan Juli 1949, Reuven Shiloh mengusulkan, Pejabat Kementerian Luar Negeri dan kepala departemen politik, untuk membentuk lembaga pusat untuk konsentrasi dan koordinasi badan intelijen dan keamanan. Tujuannya adalah untuk mencapai koordinasi dan arahan badan intelijen dan keamanan dari aktivitas intelijen.
Ben-Gurion menyetujui usulan tersebut dan pada tanggal 13 Desember 1949 mengumumkan pembentukan badan yang dipimpin oleh Reuven Shiloh. Ditetapkan bahwa tanggal pendiriannya adalah tanggal berdirinya lembaga tersebut, yang kemudian disebut lembaga intelijen dan tugas khusus.
Badan koordinator ini belum melakukan operasi pengumpulan intelijen di luar negeri (yang kemudian dilakukan di departemen khusus di Kementerian Luar Negeri - "Deat"), hingga pada awal tahun 1951 diputuskan untuk membentuk otoritas pusat untuk pengumpulan intelijen di luar negeri, menjadi bawahan lembaga tersebut. Badan ini (disebut otoritas) adalah badan utama Mossad pada tahun-tahun awalnya dan kemudian menjadi divisi "Junction" yang menangani perekrutan dan pengoperasian agen.
Pada tahun 1952, Reuven Shiloh menyelesaikan masa jabatannya sebagai kepala Mossad dan sebagai gantinya diangkat Isser Harel, yang sebelumnya menjadi kepala Shin Bet (Hasbak) dan sejak saat itu dianggap bertanggung jawab atas kedua organisasi tersebut.
Harel menjabat sebagai kepala Mossad hingga tahun 1963, dan selama masa jabatannya, Mossad bertambah sekitar 80 karyawan menjadi lebih dari 620 karyawan. Bahkan Mossad memperluas aktivitasnya dan terlibat dalam berbagai tugas pengumpulan intelijen dan operasi khusus.
Dikutip dari sumber lain, laman Wikipedia menjelaskan bahwa Mossad adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman atau AMN (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).
Mossad bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen, operasi rahasia, dan kontra-terorisme. Diperkirakan Mossad mempekerjakan sekitar 7.000 orang.
Shin Bet, nama ini digunakan untuk Shabak pada tahun-tahun pertama terbentuknya. Badan ini adalah agensi kontra spionase Israel, dan dikenal dengan nama General Security Service (GSS) atau Pelayanan Keamanan Umum.
GSS bertanggung jawab atas keamanan dan perlindungan Perdana Menteri Israel dan pejabat pemerintah lainnya seperti industri pertahanan, lokasi ekonomi sensitif dan instalasi Israel. Shin Bet sesekali dibandingkan dengan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Shin Bet juga memegang seluruh keamanan untuk maskapai penerbangan nasional Israel.