Megathrust dan Misteri Azab Gempa dalam al-Ankabut ayat 37

Megathrust merupakan bencana gempa yang dahsyat.

AP Photo/Armando Franca
Ilustrasi berdoa agar terhindar dari bencana gempa.
Rep: Lintar Satria Zulfikar Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset Nasional (BRIN) memprediksikan gempa dahsyat Megathrust terjadi di sejumlah titik Pantai Selatan Jawa. Tidak main-main, kekuatannya diperkirakan mencapai 9 skala richter yang dapat menghancurkan bangunan.

Baca Juga


Gempa jenis ini merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" itu artinya sesar sungkup. Letaknya berada di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).

Dilansir dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017, berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust. Gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.

Zona megathrust diistilahkan untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jauh sebelum megathrust, ribuan tahun lalu, gempa dahsyat juga terjadi sebagai bentuk azab Allah terhadap orang-orang zalim. Salah satunya direkam langsung oleh Allah dalam Surah Al-Ankabut ayat 37

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ

Fa każżabụhu fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn

Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.

Penjelasan

Oleh sebagian ulama seperti Hasan al-Bashri dan Malik bin Anas, Syuaib diperkirakan sebagai mertua Nabi Musa alaihissalam. Nabi Musa diprediksi pernah bertemu dengan nabi yang mendapatkan amanah mendakwahkan tauhid di kalangan masyarakat Madyan. Diperkirakan mereka hidup pada masa 1200-an SM.

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Kekhasan dakwah Nabi Syuaib ada pada kaumnya, yaitu Madyan. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang kerap berbuat maksiat alias melanggar perintah Allah. Salah satu kejahatan mereka yang terkenal adalah culas dalam menimbang barang. Misal, komoditas di pasar yang seharusnya berbobot satu kilogram dikurangi menjadi tujuh ons, dan sejenisnya.

Kebiasaan curang ini plus berbagai maksiat yang mereka lakukan tak juga hilang meski sudah dicerahkan oleh Nabi Syuaib. Mereka tetap saja mendustakan dakwah sang nabi. Hingga di kemudian hari, murka Allah tak lagi terbendung. Salah satu azab yang ditimpakan kepada mereka adalah gempa yang dahsyat sehingga membuat mereka semua terguncang hebat hingga akhirnya terpendam ditelan bumi.

Terkait hal ini, penafsir Alquran Wahbah Zuhaili menjelaskan sebagai berikut,

Maksudnya, “Dan,” Kami mengutus “kepada penduduk Madyan,” suatu suku yang sangat terkenal, “Syu’aib,” lalu dia memerintah mereka untuk beribadah kepada Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan berima kepada kebangkitan (sesudah kematian), mengharapkannya dan beramal untuk menghadapinya. Dan dia pun melarang mereka berbuat kerusakan di muka bumi ini, seperti berbuat curang dalam takar-menakar dan timbang menimbang serta melakukan perompakan di jalan-jalan. “Maka mereka mendustakannya,” lalu mereka ditimpa azab Allah, “maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.”

Antisipasi gempa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan pentingnya memperkuat struktur bangunan, khususnya rumah tinggal, untuk menghadapi potensi gempa bumi megathrust. Gempa bumi megathrust, yang berpotensi memicu tsunami dahsyat, dinilai merupakan ancaman serius bagi wilayah Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik.

BMKG menekankan bahwa bangunan yang tidak dirancang dengan baik akan sangat rentan terhadap kerusakan parah, bahkan runtuh, saat terjadi gempa besar. "BMKG selalu berupaya melakukan edukasi ya, bagaimana menghadapi ini (megathrust), bukan saja pada masyarakat, tetapi juga pada pemangku kepentingan, para pengambil keputusan, agar pola hidup, gaya hidup, gaya membangun rumah bangsa Indonesia ke depan ini juga bisa menyesuaikan," kata Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (2/9/2024).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler