Houthi Buktikan Sistem Pertahanan Israel Bisa Ditembus Misil Balistik, Beri Petunjuk Iran?

Israel meyakini, misil balistik hipersonik yang dikirim Houthi buatan Iran.

EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Juru bicara Houthi Yahya Saree.
Rep: Andri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, Pada Ahad (15/9/2024) pagi, warga di kawasan hutan Ben Shemen, beberapa kilometer dari arah tenggara Bandara Ben Gurion, Tel Aviv dikejutkan oleh ledakan besar. Tak disangka, ledakan itu berasal dari hantaman misil balistik diketahui kemudian hasil kirim dari militan Houthi di Yaman.

Baca Juga


Ini adalah kali pertama daratan Israel dihantam misil balistik. Dilaporkan Times of Israel, misil yang menempuh perjalanan sekitar 2.000 kilometer dalam 15 menit itu mengaktivasi sirene di kawasan Israel tengah sekitar pukul 6:30 pagi waktu setempat, di mana alarm peringatan terdengar dari timur Tel Aviv hingga Modiin.

BACA JUGA: Anjuran Berbahagia di Hari Kelahiran Nabi Muhammad dan Siksaan Abu Lahab

Dilaporkan misil balistik itu jatuh di Kerusakan akibat hantaman misil juga dilaporkan di sebuah stasiun kereta di Modiin, 25 kilometer arah timur dari Tel Aviv. Sembilan warga setempat dilaporkan terluka.

Militer Israel (IDF) awalnya menyatakan, bahwa misil menghantam area terbuka, namun kemudian mengklaim misil berhasil diintersep di udara meski tak sepenuhnya bisa dicegah jatuh ke darat. IDF juga tengah melakukan investigasi mengapa misil itu tidak berhasil diintersep sebelum sampai di ruang udara Israel.

Calon penumpang pesawat Bandara Ben Gurion dilaporkan sempat berlarian dan mencari tempat perlindungan. Sementara, seorang pekerja di stasiun kereta di Modiin kepada Walla News mengatakan, bahwa ia mendengar ledakan besar.

"Kami berlari ke arah yang terlindungi dan lalu kami mendengar ledakan besar," kata saksi yang enggan disebutkan namanya itu.

Layanan keamanan Magen David Adom menyatakan, mereka merawat sembilan orang dengan kondisi luka ringan. Adapun, IDF mengatakan, tidak ada peluang bagi pemerintah menginstruksikan warga sipil, sekolah dan TK di Israel tengah untuk beroperasi seperti biasa.

Pasukan Houthi incar kilang minyak Arab Saudi. - (AP/Reuters/berbagai sumber)

Kelompok Houthi Yaman mengeklaim menggunakan misil balistik hipersonik baru dalam serangan Ahad pagi. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan bahwa misil tersebut menempuh jarak 2.040 kilometer dan berhasil mengenai sasaran di mana sistem pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.

“Rintangan geografis, agresi AS-UK, serta sistem spionase dan sistem pertahanan udara (Israel) tidak akan mencegah Yaman mendukung Palestina,” kata Houthi.

Menurut surat kabar Haaretz, puing-puing dari misil pencegat jatuh di sebuah stasiun kereta di pinggiran Modiin di Israel tengah, menyebabkan kerusakan. Kebakaran juga terjadi di area terbuka di Kfar Daniel di Israel tengah akibat puing-puing tambahan yang jatuh.

Kelompok Houthi Yaman sejauh ini telah menargetkan kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan oleh Israel, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan misil dan drone sebagai solidaritas terhadap Gaza yang telah mengalami serangan menghancurkan dari Israel sejak 7 Oktober lalu. karena Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap lokasi Houthi di dalam Yaman, Houthi menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal AS dan Inggris juga menjadi target militer mereka.



Dilaporkan Jerusalem Post, militan Houthi tidak memiliki industri misil balistik. Stok misil mereka sepenuhnya dipasok oleh Iran.

Misil yang dikenal di Yaman sebagai 'Tufan', adalah misil Ghadir Iran, yang adalah hasil pengembangan dari Shahab-3. Selama 25 tahun terakhir sistem intersep Arrow milik Israel dikembangkan untuk bisa mencegat Shahab-3.

Misil Tufan memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer, yang cukup menempuh jarak antara Yaman dan Israel. Misil itu biasanya dikirim dari tempat penyimpanan ke titik peluncuran menggunakan truk. Target ditentukan sebelum misil diluncurkan dan tidak bisa diubah setelah misil meluncur menuju target.

Dari utara Yaman, misil itu memerlukan hanya 12 hingga 15 menit untuk mencapai Israel tengah. Total berat misil antara 15-17 ton, sementara hulu ledaknya seberat 650 kilogram.

Beberapa sistem radar di Israel seharusnya bisa mendeteksi dan mencegat misil yang dikirim Houthi itu, termasuk radar Angkatan Laut Israel dan AS yang ditempatkan di Laut Merah; radar jarak-jauh X-band produksi Raytheon dan ditempatkan di gurun Negev yang dioperasikan pasukan AS; dan sistem radar Arrow.

Hingga tulisan ini dibuat, masih belum ada penjelasan dari militer Israel, mengapa radar-radar canggih itu gagal mendeteksi dan mengintersep misil balistik kiriman Houthi pada Ahad. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa, Houthi akan membayar harga yang besar atas serangannya.

"Pagi ini, Houthi melancarkan misil dari Yaman ke wilayah kita," ujar Netanyahu dalam rapat kabinet mingguan, kemarin.

"Siapapun yang menyerang kita tidak akan bisa melarikan diri," kata Netanyahu.

 

 

sumber : Antara, Anadolu-Oana
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler