Suarakan Palestina Lewat Teater Musikal, Dompet Dhuafa Gandeng Artis Happy Salma
Seni disebut sebagai salah satu cara bela Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dompet Dhufa bersama Titimangsa Foundation akan menggelar "Teater Musikal Tanah Yang Terpenjara, Lantangkan Suara Untuk Palestina" di Gedung Kesenian Jakarta pada 3 Oktober 2024 pukul 19.30 WIB.
Dalam teater ini, Dompet Dhuafa memggandeng sejumlah artis dan seniman ibu kota, termasuk Happy Salma.
Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Etika Setiawanti, mengatakan pertunjukan teater ini bertujuan untuk menyuarakan kembali dukungan terhadap Palestina yang tengah dijajah oleh zionis Israel. Karena, menurut dia, seni akan mampu menyatukan berbagai lapisan masyarakat.
"Jadi tujuannya ini untuk menggalang sebanyak mungkin kepedulian terhadap Paleatina dari seluruh lapisan masyarakat lintas suku, agama, ras, atau golongan," ujar Etika kepada Republika.co.id usai jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
Dalam teater ini, menurut dia, nantinya akan menceritakan tentang perang atau tragedi kemanusiaan yang terjadi, sehingga terater ini hanya diperuntukkan untuk usia 13 tahun ke atas.
Berdurasi sekitar 90 menit, musikal teater ini akan menampilkan bagaimana rakyat Gaza terusir dari rumahnya dan perjuangan mereka untuk bertahan hidup melawan kezaliman
"Di dalamnya itu tidak bisa dinikmati oleh anak kecil di bawah 13 tahun karena ada menggambarkan kekerasan yang terjadi di Palestina," ucap Etika
Menurut dia, teater musikan ini akan menampilkan artis Happy Salma, influencer Chiki Fawzi, musisi Panji Sakti, dan sejumlah seniman lainnya. Dia pun mengapresiasi Happy Salma yang mau turun langsung untuk mendukung Palestina dari hati.
"Kita sangat appreciate karena Happy Salma sebagai ketua pembina tapi mau turun langsung jadi pemain, jadi memang dari hati beliau sih," kata Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa ini.
Tiket teater musikal ini akan dijual dengan harga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu dan bisa dibeli langsung dari situs resmi Titimangsa.
Menurut Etika, hasil penjualan tiket nantinya akan didonasikan untuk Palestina. Sebelum dan sesudah acara ini, nantinya juga akan dilakukan donasi.
Dia pun menargetkan, acara ini nantinya dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 1 Miliar. Karena, menurut dia, pihaknya juga mendekati beberapa brand sebagai sponsor.
"Harapannya dari 500 tiket ini terjual sold out, tapi selain itu kita mencari dukungan menggalang dana dari berbagai mitra atau kolaborator. Jadi mudah-mudahan Rp 1 miliar terkumpul dari event ini," kata Etika.
BACA JUGA: Media Barat Ini Bongkar Praktik Kawin Kontrak Alias Nikah Mutah di Puncak, Begini Faktanya
Ditemui di tempat yang sama, Happy Salma bersedia terlibat dalam teater ini kardna berbicara tentang kemanusian. Ia juga ingin menyuarakan rakyat Palestina yang tengah tertindas.
"Kita akan berbicara tentang kemanusiaan lewat seni, di mana kita akan menyuarakan perasaan kita tentang bagaimana kemanusiaan di atas segala-galanya," ujar Ketua Dewan Pembina Titimangsa ini.
Happy mengaku baru pertama kali terlibat secara langsung dalam event yang mendukung Palestina. Namun, menurut dia, ini merupakan momen yang penting untuk menyuarakan Palestina.
"Ini adalah isu tentang kemanusiaan yang penting untuk kita perjuangkan. Ini memang pertanggung jawaban kami, saya bersama kawan-kawan bersuara lantang lewat seni," jelas Happy.
Dalam acara ini..
Dalam acara ini, tambah dia, nantinya akan ada musik, puisi, dan orasi yang dikemas di dalam teater musikal. "Saya juga akan membacakan dan menyampaikan narasi-narasi untuk sambungan cerita. Karena pertunjukan ini akan bercerita tentang sebuah keluarga Palestina," kata Happy.
Teater musikal ini akan menceritakan seorang warga Palestina di Gaza bernama Hassan (45). Dia penjual falafel dan roti lapis pita. Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Abdel (10), satu-satunya keturunannya yang tersisa.
Dia menjadi duda semenjak istrinya meninggal di kala perang di tahun 2014. Hassan tinggal di tokonya karena rumahnya masih dibangun kembali akibat perang hampir satu dekade lalu.
Diva (22), seorang warga Jakarta, wanita muda yang peduli dengan isu-isu kemanusiaan di Palestina. Bahkan Diva ikut menyumbang bagi keluarga Hassan yang ingin menyeberang ke Mesir melalui Rafaah. Diva mendapatkan kabar perkembangan Gaza lewat Hassan dan Abdel.
BACA JUGA: Benarkah Sahabat Nabi SAW, Ibnu Abbas, Bolehkan Kawin Kontrak atau Nikah Mutah
Namun, pada 7 Oktober 2023, terjadi serangan Israel ke wilayah Gaza. Hassan dan Abdel berusaha menyelamatkan diri. Dunia diam. Hassan membuat video live menggunakan ponselnya, tetapi ponselnya mati karena serangan Israel.
Diva kehilangan kontak dengan Hassan. Dia kemudian ingin berangkat, menjadi relawan ke Gaza bersama bantuan dari Indonesia. Diva meminta tidak ada yang diam. Suara kita harus terus dilantangkan. Setelah satu tahun berlalu, mereka tidak bertemu, tetapi keduanya memiliki tujuan yang sama: agar gencatan senjata dapat segera dilakukan.