Pj Gubernur Jabar Bey Optimistis Target Investasi Rp 117,6 Triliun Bisa Tercapai

Banyak kesepakatan investasi yang ditandatangani di WJIS 2024

Edi Yusuf
Sejumlah booth dari sejumlah perusahaan hadir saat West Java Investment Summit (WJIS) 2024 di Trans Convention Center, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/9/2024). WJIS ke-6 tersebut menjadi ruang untuk memberikan informasi potensi dan peluang investasi serta ajang bagi pemangku kebijakan untuk menampilkan seluruh potensi kepada calon investor.
Rep: Antara Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin optimistis target realisasi investasi melalui West Java Investment Summit (WJIS) 2024, bisa tercapai. Hal tersebut bisa terwujud, karena adanya ketertarikan dari investor asal 10 negara.

Baca Juga


Bey mencatat investor yang menunjukkan ketertarikan dengan cukup antusias, adalah investor dari Benua Asia, Afrika, bahkan Eropa. "Sampai saat ini yang tertarik ada dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Singapura, UAE, Australia, Belanda, Tanzania, Polandia dan Angola," ujar Bey usai acara WJIS 2024, Kamis (19/9/2024).

Bey mengatakan, antusiasme dari investor cukup tinggi. Selain itu, dengan banyak investor yang datang pada acara yang diinisiasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar. Ia pun yakin target senilai Rp117,6 triliun bisa tercapai.

Selain itu juga, kata dia, dari banyaknya kesepakatan investasi yang ditandatangani di WJIS 2024, yang dicontohkan lewat kesepakatan investor dengan Pemkab Sukabumi dalam investasi peningkatan produktifitas padi.

"Target kami dalam West Java Investment Summit ini investasi yang ditargetkan sebesar Rp117,6 triliun, dari 40 proyek yang ditawarkan. Seperti tadi contohnya penandatangan MOU itu, ada beberapa peningkatan teknologi seperti misalnya yang di Sukabumi, itu peningkatan produktivitas padi nilainya Rp1,5 triliun," paparnya.

Bey juga memastikan Pemprov Jabar berkomitmen mendorong agar investasi masuk. Karena, dengan investasi dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jawa Barat.

Bey menilai, antusiasme investor pada Jabar sangat baik. Bahkan, sejumlah kesepakatan di WJIS sudah diimplementasikan dalam bentuk pembangunan.

"Seperti tadi, dari Vietnam, VinFast itu akan produksi tahun depan, itu electric vehicle, jadi beberapa daerah yang seperti Subang, Kerawang, dan juga tadi juga di BIJB aerocity sudah mulai penguasaan lahan sebesar 1.600 hektare. Jadi, ya untuk kertajati, sudah ada investasi yang masuk," katanya.

Sementara itu Plh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Saribua Siahaan mengatakan, salah satu cara pemerintah menghasilkan investor itu lewat investment project ready to open. Artinya, ketika investor tertarik dalam satu project, mereka sudah bisa kalkulasi berapa besaran modal yang akan digelontorkan.

"Jadi itu merupakan suatu kepastian buat investor sebelum dia memutuskan, oke saya akan investasi di sektor ini, lokasinya di sini. Jadi kami sangat baik dan Jawa Barat salah satu tempat yang sangat difavoritkan oleh investor. Terbukti bahwa investasi Jawa Barat, terutama Jepang itu dia sangat banyak. 80 persen investasi dari Jepang itu ada di Jawa Barat," paparnya.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhammad Nur mengatakan, ekonomi Jabar bakal tumbuh. Hal ini, didukung oleh beberapa faktor meski masih ada tantangan geopolitik global yang berpengaruh pada nasional maupun regional Jabar.

Menurutnya peningkatan optimisme pelaku usaha pascapemilu satu putaran memberikan sinyal positif bagi iklim investasi di Jabar. Bank Indonesia juga memaparkan pada triwulan II tahun 2024, ekonomi Jabar tumbuh 4,95 persen ada kenaikan jika dibandingkan triwulan I 4,93 persen.

Dimana, investasi masih menjadi sektor yang dapat dibanggakan di Jabar, sebab pada triwulan II realisasi investasi mencapai Rp63,7 triliun dan terbesar se-Indonesia.

Karena itu, kata dia, pihaknya menilai pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,6 – 5,4 persen (yoy). Optimisme tersebut didasarkan pada permintaan domestik yang tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan potensi dampak penyelenggaraan pesta demokrasi terhadap perekonomian secara agregat.

“Selain itu, investasi Jabar juga terus tumbuh, bahkan saat ini menjadi yang tertinggi secara nasional," katanya.

Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melihat peluang Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi di bidang teknologi tinggi terbuka lebar karena memiliki keunggulan lebih dibanding provinsi lain seperti lokasi yang strategis, upah kompetitif dan tenaga kerja yang mudah beradaptasi.

WJIS 2024 menjadi ajang presentasi berbagai proyek strategis yang siap untuk didanai oleh investor yang mencakup berbagai kebutuhan masa depan. Proyek strategis itu antara lain Proyek Sistem Penyediaan Air, Proyek Energi Ramah Lingkungan, Proyek Kawasan Investasi Baru, Proyek Industri Hilirisasi, serta Agroindustri dan Ekonomi Sirkular.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler