Bolehkah Umat Muslim Berkunjung ke Al Ula?
Madain Saleh atau Al Ula adalah daerah yang dihindari untuk dikunjungi.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Di zaman Nabi Muhammad, Madain Saleh atau Al Ula adalah daerah yang dihindari untuk dikunjungi. Ini karena Al Ula merupakan tempat di mana Allah menurunkan azab kepada bangsa Tsamud.
Namun, benarkah Rasulullah SAW mutlak melarang umatnya menyambangi Madain Saleh? Menurut Pakar Al Quran KH Ahsin Sakho, umat Muslim boleh mengunjungi Madain Saleh selama tujuannya adalah untuk wisata religi. Tujuannya adalah untuk mengambil pelajaran dari mengunjungi tempat wisata tersebut, di mana bangsa Tsamud pernah hidup di sana.
“Jadi yang penting itu di sana kita bisa mengambil ibrah, pelajaran dari kaum Tsamud, wa samudalladzina jabus-sakhra bil-wad wa fir’auna dzil-autad. Jadi kalau seandainya orang datang ke sana dalam rangka untuk berwisata religi menurut saya boleh-boleh saja,” kata kiai Ahsin seraya mengutip surat Al Fajr ayat 9-10.
Pada kedua ayat itu disebutkan bahwa bangsa Tsamud adalah bangsa yang maju, kuat dan memiliki peradaban yang tinggi, namun Allah menghancur-leburkan bangsa Tsamud karena pembangkangan mereka. Sebagaimana Allah juga menghancurkan Fir’aun yang zalim dan mengaku sebagai Tuhan.
Pelajaran yang dapat diambil adalah dengan melihat betapa majunya bangsa mereka kala itu melalui peninggalannya (bukti sejarah), tetapi Allah dapat membinasakan dalam sekejap apabila umat manusia membangkang dari perintah Allah.
“Jadi menurut saya sendiri (mengunjungi Madain Saleh) itu bukan sesuatu yang harom, tapi hendaklah orang itu mengimbangi peringatan Nabi dengan mengambil pelajaran. Saya juga ingin ke sana, oh dulu tempatnya kaum Tsamud, jabus-sakhra bil-wad. Orang yang melihat berbeda dengan orang yang mendengarkan, jadi orang yang melihat dari dekat jauh lebih berkesan daripada yang hanya mendengar,” jelas kiai Ahsin beberapa waktu lalu.
Menurut Kiai Ahsin, Nabi Muhammad SAW tidak benar-benar melarang, hanya saja meminta agar para sahabatnya tidak berlama-lama ketika berada di kawasan itu.
Halaman selanjutnya ➡️
Hal ini juga berlaku ketika umat Muslim melewati Wadi Muhassir, sebuah lembah yang terletak di antara Muzdalifah dan Mina. Menurut Kiai Ahsin, ketika jamaah haji atau umroh melewati Lembah Muhassir maka disunnahkan untuk berjalan cepat, begitu juga bila menggunakan bus maka kendaraan harus melaju lebih cepat.
Alasan disunnahkan mempercepat jalan ketika melewati Wadi Muhassir karena lembah tersebut merupakan tempat di mana Allah SWT juga menurunkan azab kepada Raja Abrahah yang hendak menyerang Ka’bah. Allah SWT menggagalkan serangan pasukan gajah dengan menurunkan pasukan burung ababil.
“Jadi, kalau zaman Nabi SAW itu, kalau seandainya kamu masuk ke wilayah ini jangan lama-lama di sini. Sama seperti Nabi memerintahkan (berjalan cepat) Wadi Muhassir, itu di antara Muzdalifah dan Mina, itu kan dahulu tentara Abrahah dihabisin oleh pasukan burung ababil di situ, maka pada saat lewat di Wadi Muhassir kita harus mempercepat jalan,” terang Kiai Ahsin.
Madain Saleh merupakan rumah bagi kaum Tsamud (bangsa Tsamud) atau kaum Nabi Saleh AS yang dikenal karena kekuatan dan keterampilan ajaibnya dalam membuat ukiran gunung dan konstruksi yang masih bisa kita lihat hari ini.
Konon daerah ini dulunya sangat subur dan hijau, yang memiliki padi-padian dan hasil panen yang cukup setiap tahunnya. Namun kekayaan alam yang melimpah ini membuat orang kaya di kalangan kaum Tsamud menjadi sombong dan kejam serta suka menyiksa dan membunuh orang miskin.
Nabi Saleh AS kemudian diutus untuk membimbing mereka. Namun, alih-alih menerima Saleh, mereka menantang Saleh untuk melakukan mukjizat untuk membuktikan kenabiannya. Mereka menantangnya untuk mengeluarkan seekor unta dari bebatuan di dekatnya.
Saleh berdoa, dan keajaiban terjadi dengan izin Allah. Seekor unta betina muncul di antara mereka dan melahirkan seekor anak sapi. Nabi Saleh kemudian memerintahkan orang-orang Thamud untuk menghormatinya.
Beberapa dari mereka percaya pada kenabian Saleh, namun sebagian besar kaum tsamud menolaknya dan justru membunuh unta betina itu.
Halaman selanjutnya ➡️
Sebagai hukuman untuk ini, Allah mengirimkan gempa bumi di tengah malam, yang membuat mereka semua mati, dan tidak ada yang bangun lagi.
Setelah bencana itu, yang tersisa hanyalah bangunan besar dan monumen yang mereka pahat dari gunung dan bebatuan, seperti yang masih bisa kita lihat hari ini.
Hegra atau Madain Saleh atau disebut pula Al Hijr adalah Situs Warisan Dunia UNESCO pertama yang ditorehkan di Arab Saudi. Kota ini diakui secara global sebagai tempat yang berharga, Dadan Jabal Ikmah dan Kota Tua Al Ula sama pentingnya.
Arab Saudi baru-baru ini berusaha mengubah situs warisan peradaban kuno yang terletak tidak jauh dari kawasan Al Ula menjadi tujuan wisata global. Sebuah upaya untuk membuka diri terhadap dunia dan mendiversifikasi ekonomi Kerajaan dari ketergantungan minyak.
Dilansir dari The Islamic Information, tempat misterius kuno yang juga disebut Hegra atau Al-Hijr dipenuhi dengan gunung-gunung besar dan ukiran konstruksi yang luar biasa indah yang tidak tersentuh selama berabad-abad. Sekarang UNESCO mengakuinya sebagai salah satu warisan tertuanya.
Menurut para arkeolog, konstruksi di gunung seperti yang terlihat di tempat itu bukanlah pekerjaan orang biasa karena untuk saat ini saja, perlu menggunakan mesin yang kuat untuk melakukannya. Al Ula juga dikenal sebagai Madain Saleh (Rumah Tsamud).
Dalam Islam, tempat ini juga dikenal sebagai Madain Saleh, yaitu rumah bagi kaum Tsamud (bangsa Tsamud) atau kaum Nabi Saleh AS yang dikenal karena kekuatan dan keterampilan ajaibnya dalam membuat ukiran gunung dan konstruksi yang masih bisa kita lihat hari ini.
Konon daerah ini dulunya sangat subur dan hijau, yang memiliki padi-padian dan hasil panen yang cukup setiap tahunnya. Namun kekayaan alam yang melimpah ini membuat orang kaya di kalangan kaum Tsamud menjadi sombong dan kejam serta suka menyiksa dan membunuh orang miskin.