KH Marzuqi Mustamar Buka Suara Soal Penolakan Ceramah dari DPW FPI Surabaya

Kiai Marzuqi mengatakan, dia mendapatkan pesan dari aparat agar tidak membahas nasab.

istimewa/doc humas
Eks Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Mantan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar buka suara terkait penolakan ceramah dari DPW Front Persaudaraan Islam (FPI) Surabaya untuk mengisi ceramah dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Huda, Tenggumung, Surabaya, pada Sabtu (28/9/2024) lalu. 

Baca Juga


Berbicara di channel Youtube Padasuka TV, Kiai Marzuqi mengaku mengetahui adanya surat yang menyatakan penolakan tersebut meski tidak pernah melihat bentuk fisiknya. Dia mengatakan, penolakan tersebut membuat aparat, Banser, Pagar Nusa, Laskar Fisabilillah, dan Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) berdatangan ke lokasi.

Menurut Kiai Marzuqi, pihaknya tidak mengetahui apa alasan di balik penolakan tersebut. “Kami enggak tahu. Mereka hanya beralasan Surabaya yang sudah kondusif, tenang damai jangan diusik,” ujar dia.


Kiai Marzuqi pun mengatakan, dia mendapatkan pesan dari aparat kepolisian agar tidak membahas masalah nasab. Karena itu, Kiai Marzuqi mengaku membahas hanya seputar keislaman, Aswaja, hingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setelah selesai, Kiai Marzuqi mengungkapkan, dia meminta seorang dari keturunan Arab untuk membaca doa demi memberi penghormatan.

Lebih lanjut, Kiai Marzuqi ingin bertanya seandainya bisa bertemu dengan DPW FPI Surabaya apakah ceramahnya selama ini menimbulkan permusuhan dan perpecahan. "Apa saya mengafirkan orang lain, menyesatkan orang lain, mengajak jamaah mempersiapkan senjata. Seingat saya tidak pernah,"kata dia.

 

Penjelasan dari DPP FPI

 

Sebelumnya, ramai di media sosial mengenai surat penolakan dari DPW FPI Surabaya bernomor 02/P3/DPW FPI-Surabaya/ Robiul Awwal 1446 H. Surat pernyataan tersebut menyikapi adanya  peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Huda Tenggumung Surabaya dan dihadiri KH Marzuki Mustamar. Setidaknya, surat tersebut berisi tiga poin, yakni:

1. Mendukung Ta’mir Masjid Al-Huda Tenggumung Surabaya dalam mengadakan acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

2. Menolak kehadiran KH Marzuki Mustamar sebagai penceramah dalam acara peringatan maulid tersebut demi menjaga keamanan kota Surabaya.

3. Tetap menjaga Kota Surabaya yang sudah kondusif, aman dan tenteram dari hal-hal yang merusak Kota Surabaya.

Surat itu diteken oleh Ketua FPI Surabaya Ustadz Abdul Wahid Murtadho dan Sekretaris H Ahmad Yasin, tertanggal 28 September 2024.

Saat dihubungi Republika mengenai penolakan tersebut, Ketua DPP FPI Aziz Yanuar mengatakan, acara maulid sudah berjalan lancar, aman dan damai. Kiai Marzuqi pun menghadiri acara maulid dan mengisi ceramah. “Tidak ada gerakan apa-apa dari pihak kita, karena sifatnya hanya aspiratif saja dari pihak kita,” ujar Aziz, Senin (30/9/2024).

Aziz mengaku FPI Surabaya menyampaikan keberatan atas narasi yang sering disampaikan. Saat ditanya apakah terkait nasab Ba’alawi? Aziz menjawab, narasi tersebut pernah disampaikan beberapa kali di mimbar. “Tapi kemarin di acara itu tidak sepertinya,” kata dia.

Lebih lanjut, Aziz mengatakan, surat penolakan dari FPI tersebut sebenarnya bukan surat terbuka tetapi surat yang dikirimkan kepada pihak kepolisian. “Harusnya kan pihak kepolisian antisipasi dengan datang ke pihak kiai dimaksud dan kasih masukan sumbang saran juga ke panitia. Bukan malah info penolakan dari FPI. Itu justru malah upaya memecah belah dan adu domba,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler