Israel Secara Brutal Bombardir Lebanon dan Gaza Bersamaan, 88 Korban Syahid

Beberapa komandan Hizbullah gugur diserang Israel, termasuk pemimpin Hassan Nasrallah

AP Photo/Baz Ratner
Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan, sedikitnya 63 orang tewas dan 92 lainnya luka-luka dalam gelombang serangan udara baru Israel. Dalam serangan tersebut, Israel secara brutal menargetkan banyak wilayah di Lebanon selatan dan timur. Di saat yang bersamaan, Israel juga menyerang Gaza dan menyebabkan sedikitnya 25 warga Palestina wafat dan banyak lainnya luka-luka.

Baca Juga


Pernyataan kementerian menyebutkan bahwa sedikitnya 45 orang kehilangan nyawa mereka dan 70 lainnya luka-luka dalam serangan udara mematikan Israel di Kota Ain Ed Delb, timur Sidon di Lebanon selatan pada Ahad. Pihak berwenang sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas dalam serangan yang sama mencapai 24 orang.

Kementerian itu menyatakan bahwa 12 orang lainnya meninggal dan 20 lainnya luka-luka dalam serangan Israel di wilayah selatan Hermel. Enam petugas medis juga syahid dan empat lainnya luka-luka ketika jet tempur Israel menyerang pusat pertahanan sipil di Kota Sohmor di Lembah Bekaa bagian barat.

Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 900 orang dan melukai 2.700 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Beberapa komandan Hizbullah gugur dalam serangan Israel, termasuk pemimpin Hassan Nasrallah.

Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan pada Kamis pagi bahwa Tel Aviv hanya akan menerima gencatan senjata di Lebanon ketika Hizbullah didorong mundur dari perbatasan di sebelah utara Sungai Litani dan dilucuti senjatanya.

Pada Senin, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan, Lebanon siap untuk mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang melibatkan pengerahan tentara Lebanon di selatan Sungai Litani.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober tahun lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan eskalasi konflik Gaza ke perang regional yang lebih luas.

Daftar Panjang Pembunuhan Politik Israel - (Republika)

Serangan brutal di Gaza.. baca di halaman selanjutnya.

 

Sementara di Gaza, sedikitnya 25 warga Palestina wafat dan banyak lainnya luka-luka dalam serangan udara dan artileri Israel yang menargetkan banyak daerah di Jalur Gaza sejak Ahad (30/9/2024) pagi, menurut Pertahanan Sipil di Gaza.

Di Gaza utara, juru bicara Pertahanan Sipil Mahmoud Bassal mengatakan, empat warga Palestina tewas dan beberapa lainnya luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan pengeboman Um Al-Fahm School di Beit Lahiya yang menampung ratusan pengungsi.

Dia mengatakan, lima orang di Jabalia juga tewas akibat serangan terhadap perkumpulan dan perumahan warga sipil, termasuk rumah keluarga Abu Nasser dan Samour.

Di Kota Gaza, tiga warga Palestina kehilangan nyawa mereka dan banyak lainnya luka-luka dalam sebuah serangan udara terhadap rumah keluarga Hararah di dekat persimpangan Al-Sha'bia, sementara tiga lainnya dilaporkan tewas dalam serangan terhadap perkumpulan warga sipil.

Di daerah pusat Jalur Gaza, serangan Israel ke sebuah rumah di kamp pengungsian Nuseirat menyebabkan kematian satu orang dan sejumlah korban luka-luka. Seorang warga Palestina juga meninggal di dekat pintu masuk perusahaan listrik di timur Nuseirat.

Di Deir al-Balah, seorang warga Palestina meninggal dan lainnya luka parah dalam serangan ke tenda yang menampung para pengungsi. Lima warga Palestina lainnya tewas dalam serangan ke rumah keluarga Da'alis di barat Nuseirat.

Di Gaza selatan, dua warga Palestina meninggal dalam penembakan artileri di timur Rafah, menurut Bassal.

Israel secara sistematis menargetkan fasilitas warga sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat peribadatan di tengah serangan yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Berdasarkan aturan perang, menargetkan fasilitas-fasilitas semacam itu merupakan kejahatan perang.

Israel melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza menyusul serangan dari Kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober tahun lalu, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

Hampir 41.600 orang telah tewas, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 96.200 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel tah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi di tengah blokade yang berlangsung yang memicu kelangkaan parah makanan, air bersih dan obat-obatan.

Israel menghadapi tudingan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler