Laporan Ini Ungkap Betapa Rapuhnya Tentara-Tentara Israel yang Invasi Lebanon

Hizbullah akan melanjutkan perang yang melelahkan.

AP Photo/Baz Ratner
Seorang tentara Israel membawa peluru di samping tank di Israel utara pada Jumat, 27 September 2024.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Invasi darat Israel ke Lebanon terus mengalami pukulan. Usai delapan tentara terbunuh, Hizbullah mengklaim, sekitar 20 pasukan zionis tewas dan cedera saat penyergapan besar-besaran di perbatasan utara, Jumat (4/10/2024) malam. 

Baca Juga


Tamir Hayman, mantan jenderal Israel, mengeluarkan peringatan keras, yang menyatakan bahwa Lebanon bak "pusaran air yang telah menyapu kita sebelumnya," lapor The Economist.

Majalah tersebut menyoroti kekhawatiran di antara pasukan Israel. Mereka  mengeluh tentang kurangnya tenaga yang cukup dari pasukan Israel. The Economist mencatat, untuk mempertahankan tingkat pengerahan pasukannya saat ini, IDF harus memanggil puluhan ribu cadangan, banyak di antaranya telah menjalani tiga tugas panjang sejak 7 Oktober. 

Seorang perwira cadangan Israel yang dipanggil untuk bertempur di utara melawan Hizbullah bahkan mengatakan kepada majalah tersebut,  "Kami tidak memiliki cukup pasukan atau tank untuk melaksanakan operasi besar di Lebanon." 

Dalam konteks yang sama, mantan komandan Korps Utara di tentara Israel, Mayor Jenderal Noam Tivon memperingatkan bahwa Hizbullah melanjutkan perang yang melelahkan.

Berbicara kepada Channel 13  Israel, Tivon mengakui jika gugurnya pemimpin Hizbullah tidak berarti bahwa penduduk utara dapat kembali. Dia mengatakan, ancaman tetap ada bahkan dengan potensi hilangnya tokoh-tokoh penting Hizbullah.

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak, dalam sebuah wawancara dengan Channel 12, mengakui bahwa Hizbullah memiliki puluhan ribu rudal, termasuk yang berat. Ia juga mencatat, banyak pejuang berpengalaman Hizbullah  dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Lebanon-Palestina.

Analis urusan politik Channel 12, Ari Shavit, menggambarkan Lebanon sebagai rawa yang menenggelamkan Israel. Dia mengungkapkan, perlunya strategi regional dan kesepakatan politik.

Pejuang Perlawanan Hizbullah telah melaporkan beberapa operasi yang berhasil melawan pasukan Israel. Hizbullah memberikan pukulan telak terhadap upaya berulang mereka untuk menyusup ke perbatasan selatan Lebanon.

 

Hizbullah membantah klaim Israel..

Pada Jumat, setelah komando militer Israel merilis serangkaian foto dan rekaman dari kota-kota perbatasan Lebanon, yang mengklaim telah maju ke desa-desa, melenyapkan pejuang Perlawanan, dan merebut persenjataan, seorang perwira Hizbullah telah membantah klaim  ini.

"Foto-foto yang dirilis oleh militer musuh Israel dari tentaranya di dekat rumah-rumah desa perbatasan Lebanon di Lebanon Selatan diambil di wilayah geografis yang hanya berjarak puluhan meter dari wilayah yang diduduki (perbatasan Israel-Lebanon)," kata perwira itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Unit Media Militer Perlawanan Islam di Lebanon. Foto-foto tersebut memperlihatkan kawasan permukiman, yang dibangun di dekat perbatasan di hampir setiap desa perbatasan di Lebanon, sebagai wujud ketahanan terhadap rezim pendudukan Israel.

Tentara Israel tewas di tangan Hizbullah - (Tangkapan Layar Jerusalem Post.)

Selain itu, perwira tersebut menekankan bahwa mengambil foto-foto tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi pemerintah Israel pimpinan Benjamin Netanyahu setelah militer Israel menderita banyak korban jiwa selama upaya penyerbuan yang gagal ke Lebanon Selatan.

"Sekali lagi, militer Israel membayar harga yang mahal atas upayanya untuk meningkatkan moral, karena konfrontasi di daerah yang sama menewaskan dan melukai lebih dari 20 pasukan khusus Israel,"jelas perwira Hizbullah tersebut.

sumber : Al-Mayadeen
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler