Imam Besar Masjid Nabawi Kutip Al-Furqan Ayat 30 di MUI: Jangan Tinggalkan Alquran
Imam Besar Masjid Nabawi mengajak umat rajin membaca Alquran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify mengingatkan umat Islam agar tidak meninggalkan Alquran. Fenomena ini secara gamblang mulai terlihat di tengah-tengah Muslim dan menjadi pemandangan yang jamak.
Dia pun memberikan sejumlah solusi, antara lain adalah agar umat Islam tidak meninggalkan Alquran adalah dengan membaca Alquran. Hal tersebut disampaikan Imam Besar Masjid Nabawi saat berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (8/10/2024).
Imam Besar Masjid Nabawi mengutip ayat Alquran yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengadu kepada Allah SWT karena umatnya meninggalkan Alquran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا
Rasul (Nabi Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.” (QS Al-Furqan Ayat 30)
Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali mengatakan, para ulama menjelaskan maksud ayat ini adalah orang yang tidak membaca Alquran, melupakan Alquran, tidak mengamalkan kandungan isi Alquran, dan tidak lagi mencari kesembuhan dari Alquran.
Menurutnya, generasi saat ini yang jauh dari Alquran seperti yang dikatakan dalam Firman Allah SWT, surat Al-Furqan ayat 30 di atas.
Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali mengatakan, agar umat Islam tidak jauh dari Alquran, kewajiban pertama umat Islam atau jalan pertama yang harus ditempuh adalah membaca Alquran secara terus menerus dan membiasakan hal tersebut mulai dari diri sendiri dan keluarga. Tanamkan pada keluarga agar membiasakan membaca Alquran.
"Maka yang jauh dari membaca Alquran sebagian besar jauh dari dzikir (jauh dari mengingat Allah) dan jauh dari mengamalkan (Alquran)," ujarnya.
Dia menegaskan, jadi langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang Muslim agar dekat dengan Alquran adalah membaca Alquran.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud menyampaikan, kunjungan Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify ke MUI sangat mempunyai makna besar antara MUI dan Masjid Nabawi.
"Karena Masjid Nabawi adalah masjid sentral pusat kedua setelah Masjidil Haram di dunia, jadi tempat yang paling mustajabah di dunia, yang paling ini, itu adalah di Masjidil Haram yaitu di Makkah dan juga di Rawdah di Masjid Nabawi," kata Kiai Marsudi kepada Republika.co.id di MUI, Selasa (8/10/2024)
Kiai Marsudi...
Kiai Marsudi mengatakan, MUI dan Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify bersama-sama saling menjaga masjid, terutama menjaga hubungan halaqah antara Muslim di Indonesia dan di Arab Saudi, khususnya di dunia.
BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel
MUI dan Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify bersama-sama mengembangkan keilmuan untuk menjaga masjid-masjid yang ada di seluruh dunia ini, termasuk di Indonesia yang memiliki masjid lebih dari 100 ribu masjid.
"Mudah-mudahan nanti kalau ada anak-anak belajar untuk jadi imam atau bahkan belajar di masjid itu banyak halaqah-halaqah, dan sekarang sudah banyak anak-anak Indonesia yang sudah belajar di Masjid Nabawi dan juga di Masjidil Haram di Makkah," ujarnya.
Kiai Marsudi mengatakan, yang terpenting intinya agar Muslim punya konektivitas, bisa tersambung satu sama lain antara umat Islam di Indonesia yang diwakili oleh MUI dan Arab Saudi. Umat Islam dari Arab Saudi diwakili Imam Besar Masjid Nabawi yang hadir di MUI.