Potensi Perang Nuklir dan Balasan Israel yang tak Kunjung Terwujud, Ini Alasannya

Israel belum memastikan kapan akan menyerang Iran

Sot Akbar/ISNA/AP
Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran. Israel belum memastikan kapan akan menyerang Iran
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Israel terus melakukan penjajahan dan genosida di Gaza, Palestina. Bahkan serangan Israel meluas hingga ke Lebanon. Akankah terjadi perang dunia atau perang nuklir di Timur Tengah akibat Israel tidak mematuhi hukum internasional?

Pengamat Timur Tengah dan dunia Islam, Hasibullah Satrawi mengatakan, jika berbicara potensi perang nuklir di Timur Tengah, yang namanya potensi bisa terjadi dan tidak terjadi. Kemungkinan potensi itu memang ada.

Baca Juga



"Perkembangannya menurut saya dalam sehari, dua hari ini masih sangat fluktuatif, jadi agak susah menyimpulkan (apakah akan terjadi perang nuklir), ada satu kondisi seakan-akan Israel mengambil opsi mungkin menyerang instalasi nuklir Iran, tapi ada satu kondisi Israel seakan-akan mempertimbangkan balasan-balasan yang tidak terlalu fatal atau tidak sampai ke instalasi nuklirnya Iran," kata Hasibullah kepada Republika.co.id, Rabu (9/10/2024)

Menurutnya, diumumkan wafatnya calon pengganti Hassan Nasrallah di Hezbollah itu juga bisa memiliki dampak terhadap konflik yang terjadi.

Pada waktu yang bersamaan Israel juga memberi ultimatum kepada warga Lebanon agar membebaskan diri dari Hezbollah agar tidak mengalami seperti Gaza.

Bahkan sebelumnya, Israel juga memberi ancaman ke Iran agar Iran belajar dari kehancuran yang terjadi di Gaza dan Lebanon.

"Saya rasa untuk satu hari dua hari dengan fluktuasi seperti itu, saya tidak bisa menyimpulkan ada kemungkinan (perang nuklir), tapi juga ada kemungkinan ke sana tapi juga ada kemungkinan tidak," ujar Hasibullah.

Hasibullah menambahkan, tapi yang pasti Israel akan membalas apa yang telah dilakukan oleh Iran pada 1 Oktober 2024 terhadap Israel. Kemungkinan Iran akan lebih total menyerang Israel.

Hasibullah menerangkan, terjadinya fluktuasi karena masing-masing pihak situasinya dan dinamikanya berbeda-beda. Tapi kalau Amerika Serikat, kebijakannya dari awal tidak menghendaki adanya eskalasi perang lebih besar, apalagi sampai perang nuklir.

"Malah dari awal Iran itu sudah menyarankan ke Israel untuk tidak melakukan serangan ke instalasi atau program nuklirnya Iran, itu yang saya bilang bisa mempengaruhi dinamika di Timur Tengah," jelas Hasibullah.

Hasibullah menegaskan, Iran sendiri sebenarnya ambang batasnya itu adalah balasan Israel ke Iran sejauh apa. Kalau Israel membalas apalagi sampai menyerang program nuklir Iran, itu sudah pasti akan mendapatkan balasan lebih keras lagi dari Iran.

BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

"Jadi kalau dari sisi Iran, balasan apapun yang bisa dianggap sebagai balasan dari Israel itu akan membuat mereka (Iran) menyerang Israel dengan serangan yang lebih kuat lagi," ujarnya.

Hasibullah mengatakan, Israel sendiri juga berjanji akan menyerang dengan serangan yang sangat kuat ke Iran. Walaupun Israel tidak menjelaskan kapan serangan kuat itu akan dilakukan.

"Menurut saya ini sudah 9 Oktober, Israel tidak melakukan serangan (ke Iran) artinya memang Israel sendiri juga menghitung itu, terutama kebijakan-kebijakan Amerika sebagai negara yang menjadi pelindung Israel," ujarnya. 

Bagaimana AS TErlibat Genosida di Gaza? - (Republika)
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler