Perjuangan Prilly Latuconsina Lepas dari Belenggu 'People Pleaser'

Prilly Latuconsina mengaku sering menahan emosi dan takut menunjukkan kelemahannya.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Aktris Prilly Latuconsina. Prilly mengaku sempat menjadi sosok people pleaser yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada diri sendiri.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktris Prilly Latuconsina membagikan pengalaman uniknya ketika membangun karakter Tari di film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis. Prilly mengungkapkan bahwa karakter Tari memiliki satu kesamaan dengan dirinya di dunia nyata, yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada diri sendiri atau disebut juga sebagai people pleaser.

Baca Juga


Prilly mengatakan sebagai seorang public figure dia kerap dituntut untuk selalu senang dan ceria di publik, meskipun dirinya sedang mengalami sedih atau marah. Hal ini pada akhirnya membentuk sosok Prilly yang selalu menyembunyikan kesedihannya. Menurut Prilly, pengalamannya di dunia nyata ini memiliki kesamaan dengan karakter Tari yang sejak kecil menyimpan banyak sekali trauma.

“Aku bukan tipe orang yang bisa kelihatan sedih di depan orang, bahkan di depan orang tua sendiri. Kalau punya masalah aku pendam dan hadapi sendiri. Seperti yang sering aku ceritain, Tari juga selalu menyembunyikan kesedihannya. Jadi aku tuh merasa aku sama karakter Tari di sini tuh punya kesamaan,” kata Prilly dalam konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Seperti halnya Tari, Prilly juga mengaku sering menahan emosi dan takut menunjukkan kelemahannya. Selain karena takut dimanfaatkan oleh orang lain, ia juga merasa sulit untuk percaya pada orang lain. Menjalani hidup seperti itu selama bertahun-tahun, Prilly mengaku cukup tertekan hingga pada titik di mana stress yang dialaminya mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Enggak mudah untuk nyimpen semuanya sendiri, kadang rasanya mau meledak aja. Dan kalau aku udah stres tuh ngaruhnya ke fisik aku sendiri, langsung deh bolak-balik UGD,” kata Prilly.

 

Prilly mulai menyadari...lanjutkan membaca>> 

 

Melalui karakter Tari dan film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Prilly mulai menyadari bahwa memendam masalah sendiri itu tidak sehat. Secara perlahan, ia pun belajar untuk lebih terbuka kepada orang-orang terdekatnya, terutama kepada orang tua.

“Aku mulai ngasih unjuk ke mama papa kalau aku capek, kalau aku nangis aku udah bisa cerita ke mereka dan minta peluk. Aneh rasanya tapi ternyata sangat menolong ya kalau bisa berbagi cerita ke orang. Kalau aku bisa berbagi kebahagiaan harusnya aku juga bisa berbagi kesedihan aku untuk sekedar didengerin aja,” kata Prilly.

Berangkat dari pengalamannya ini, ia pun mengajak semua orang yang merasakan hal serupa untuk tidak takut menunjukkan kerentanan diri kepada orang terdekat. “Gapapa kok untuk sekali-kali nunjukin kalau kita enggak baik-baik ajagapapa untuk nangis di pelukan orang yang kamu percaya, gapapa buat minta tolong dan bilang enggak,” kata Prilly.

Pada film Bolehkan Sekali Saja Kumenangis, Prilly akan beradu peran dengan Dikta Wicaksono yang berperan sebagai Baskara. Selain itu, film arahan Reka Wijaya ini juga dibintangi oleh Widi Mulia (sebagai Nina), konselor di support group, Ummi Quary (Ica), Kristo Immanuel (Agoy), Gracia JKT48 (Sarah), dan Antonio Blanco (Dimas). Film produksi Sinemaku Pictures ini tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Oktober 2024.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler