Ditemukan Gua di Jalur Lintas Selatan Gunungkidul, Diperkirakan Berusia Ribuan Tahun

Diperkirakan dalam perut bumi Gunungkidul terdapat lebih dari 400 gua.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Penulusur gua dari Save+Rescue memeriksa sumber air bersih di Gua Plelean, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (23/10/2023).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Penelitian dan kajian akan dilakukan terkait dengan ditemukannya gua di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), tepatnya di Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengatakan, gua itu diperkirakan sudah berusia ribuan tahun.

Baca Juga


“Gua yang ditemukan itu diketahui memiliki stalaktit dan stalagmit yang diperkirakan sudah berusia ribuan tahun,” kata Beny dalam keterangannya belum lama ini.

Dengan kondisi tersebut, Beny menegaskan, diperlukan penanganan hati-hati terhadap gua yang baru ditemukan itu. Untuk itu, Pemda DIY bersama instansi lainnya menutup sementara gua untuk menghindari kerusakan dan memudahkan proses penelitian.

“Kita tidak tahu dengan pasti apa yang ada di dalam gua. Jika gua tersebut termasuk dalam cagar budaya, maka kajian akademik harus dilakukan,” ungkap Beny.

Beny menyebut, Gunungkidul sendiri kaya akan keindahan alam bawah tanah. Bahkan, dalam perut bumi Gunungkidul terdapat lebih dari 400 gua, namun baru sekitar 100 yang telah teridentifikasi.

Penemuan gua baru itu juga terjadi secara tak terduga saat penyelesaian pembangunan JJLS di ruas Plajan, Saptosari. Dengan ditutupnya gua itu untuk sementara waktu, masyarakat pun diimbau bersabar dan tidak mendekati area gua selama proses penelitian berlangsung.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat memahami pentingnya penelitian dalam rangka untuk melindungi dan melestarikan alam. Selama penelitian berlangsung, proyek JJLS di Gunungkidul juga tetap berjalan, namun akan menghindari area ditemukannya gua tersebut.

“Masyarakat kami minta sabar untuk menunggu proses penelitian dan kajian apakah gua itu harus ditutup permanen, atau bahkan akan dikembangkan menjadi objek wisata. Jadi kami tutup sementara gua untuk pemanfaatan masyarakat, kemudian proyek bisa berjalan terus dengan cara menghindari sedikit area mulut gua,” jelas Beny.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler