Naskah Khutbah Jumat: Konsekuensi Tauhid

Konsekuensi orang bertauhid itu wajib (kifayah) hukumnya beramar makruf nahi mungkar.

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Sejumlah anak mengaji dengan penerangan lilin saat pengajian Tadarus Aluran di kampung Prajurit Wirotamtomo, Baluwarti, Solo, Jawa Tengah. Naskah Khutbah Jumat: Konsekuensi Tauhid
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Adi Hamid Fuadi, Staf Pengajar Agama dan AIK Universitas Muhammadiyah Gombong

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ

يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ

قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Jamaah Ibadah Jum’ah Rakhimakumullah

Dalam Risalah Islam Berkemajuan, karakteristik Islam berkemajuan yang pertama adalah mabni ‘ala tauhid (berlandaskan tauhid). Tauhid merupakan inti agama islam dan menjadi pembeda dengan agama lain. Tauhid inilah yang akan senantiasa mendorong kita berbuat yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Islam, Lalu apa saja konsekuensi dari tauhid itu?

Pertama, konsekuensi orang yang bertauhid itu wajib (kifayah) hukumnya beramar makruf nahi mungkar, karena orang yang bertauhid itu wa lam yakhsya illallah, tidak takut kepada siapapun kecuali selain kepada Allah SwT (QS. At-Taubah: 18). Orang-orang bertauhid itu seharusnya menjadi khoiro ummat, dengan senantiasa beramar makruf nahi mungkar, QS. Ali-Imran: 110. Dalam hal mengubah kemungkaran, Nabi Muhammad SAW dengan tegas berpesan dalam HR. Muslim:

Barang siapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran maka hendaknya ia merubah dengan tangannya. Maka jika kamu tidak mampu, maka rubahlah dengan ucapan (bicara), maka jika kamu tidak mampu, maka rubahlah dengan hatimu, namun yang demikian itu selemah-lemahnya iman.

Baca Juga


Jamaah Ibadah Jum’ah Rakhimakumullah

Kedua, konsekuensi tauhid itu meniadakan thaghut, hal ini difirmankan Allah SwT dalam QS. Al-Baqarah ayat 256:

لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَيِّۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Di sinilah Tauhid yang kuat akan melahirkan kepribadian yang penuh rasa optimis dalam mengarungi kehidupan.

Jamaah Ibadah Jum’ah Rakhimakumullah

Ketiga, konsekuensi tauhid memunculkan adanya deklarasi tauhid, selain dua kalimat syahadat yang senantiasa kita ucapkan dalam tasyahud sholat,  juga ada deklarasi tauhid yang tertuang dalam QS. Al-an’am ayat 162:

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ  

"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."

Ayat tersebut mengajak kita untuk menjaga kemurnian niat kita untuk senantiasa Ikhlas hanya mencari ridho Allah SwT, karena al-ikhlasu ruuhul ‘amal, Ikhlas adalah ruhnya amal, karena itu marilah hilangkan riya yang muncul dalam hati kita. Ada dan tiada orang yang melihat kita kualitas dan kuantitas amalan kita tetap istiqamah.

Jamaah Ibadah Jum’ah Rakhimakumullah

Keempat, Tauhid bil arkan. Tauhid jangan hanya berhenti di tauhid bil qolbi wa bil lisan, tapi sampai pada tauhid bil arqan. Tauhid yang melahirkan amal soleh yang membawa kemaslahatan bagi ummat manusia. Hal tersebut digambarkan Allah SwT dalam QS. Ibrahim: 24-25:

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat."

Artinya tauhid itu harus menghasilkan akhlaqul karimah, tauhid itu harus menghasilkan amal soleh yang mendatangkan kemaslahatan untuk ummat dan alam semesta. Tauhid itu harus bisa mencegah terjadi kemungkaran, kerusakan, kebatilan, kezaliman, kemaksiatan, kesewenang-wenangan dan ketidak adilan. Jadi kehadiran tauhid itu dapat dirasakan manfaatnya oleh segenap alam semesta ini.

Jamaah Ibadah Jum’ah Rakhimakumullah

Kelima, mengambil kriteria atau ukuran sesuai tuntunan Ilahi. Dalam mengambil suatu Keputusan hendaknya kita menggunakan tiga pendekatan komprehensif yaitu pendekatan bayani (al-Qur’an dan al-Hadits maqbullah), Pendekatan Burhani (ilmu pengetahuan dan tehnologi), serta pendekatan Irfani (qolbu). Dengan demikian insyaAllah apa yang kita pilih itu untuk kebaikan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ, أَقُولُ قَولي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Sumber: Majalah SM Edisi 18/2024

Suara Muhammadiyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler