Usai Bentrokan di Amsterdam, Prancis Perketat Keamanan untuk Pertandingan Lawan Israel
Pendukung sepak bola Israel berbuat ulah di Amsterdam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak berwenang Prancis telah meningkatkan keamanan di Paris menjelang pertandingan sepak bola Prancis-Israel pada Jumat (14/11/2024) dini hari WIB. Ini semua untuk menghindari terulangnya bentrokan antara penduduk setempat dan penggemar sepak bola Israel di Amsterdam, pekan lalu.
Pertandingan UEFA Nations League di Stade de France berlangsung pada saat yang menegangkan, dengan hubungan diplomatik antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu yang tegang akibat perang Israel di Gaza.
Sekitar 4.000 polisi akan mengamankan acara tersebut, yang dikerahkan di stadion, di luar lapangan, dan di transportasi umum, kata kepolisian Paris.
"Ini tindakan yang luar biasa, tiga hingga empat kali lebih besar dari yang biasanya kami kerahkan," kata kepala polisi Paris Laurent Nunez kepada Radio RTL pada Rabu (13/11/2024) dikutip Reuters.
Hanya bendera Prancis dan Israel yang diizinkan di dalam stadion, tambahnya. Ini menegaskan bahwa pihak keamanan Prancis melarang segala bentuk dukungan terhadap Palestina dalam laga ini.
Macron akan menghadiri pertandingan tersebut sebagai bentuk solidaritas, sementara Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengatakan setelah bentrokan di Amsterdam tidak pernah ada keraguan bahwa pertandingan akan tetap berjalan sesuai rencana.
Namun, jumlah penonton kemungkinan akan rendah, dengan hanya 20.000 penggemar yang diharapkan hadir di stadion berkapasitas 80.000 orang di utara Paris.
Kelompok pendukung Prancis Les Irreductibles Français melakukan survei di antara para anggotanya, yang menunjukkan 15 persen akan memboikot pertandingan karena genosida Israel terhadap warga Palestian di Gaza, sementara sekitar 30 persen menyebutkan "risiko keamanan."
Kemarahan atas perilaku Israel di Gaza meningkat di Prancis, rumah bagi komunitas Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa. Laporan tentang tindakan anti-Semit meningkat sebesar 284 persen yang "belum pernah terjadi sebelumnya" pada tahun 2023, menurut komisi hak asasi manusia Prancis pada bulan Juni, sementara tindakan anti-Muslim meningkat sekitar sepertiga.
Penggemar sepak bola Israel dan penduduk setempat bentrok di Amsterdam pekan lalu, dengan sedikitnya lima warga Israel terluka setelah pertandingan Liga Europa Maccabi Tel Aviv di Ajax.
Aurélien Bernheïm, salah satu pendiri Gerakan Yahudi Prancis, kelompok pemuda Zionis sayap kanan, mengatakan sekitar 30 anggota organisasinya akan menghadiri pertandingan tersebut.
"Tetapi saya tidak akan menyembunyikannya, banyak dari anak muda ini takut untuk pergi karena mereka membayangkan gambar-gambar mengerikan dari Amsterdam," katanya.
Walid Attalah, presiden Asosiasi Palestina di Ile de France, mengatakan pertandingan itu seharusnya dibatalkan.
"Rusia telah dilarang karena ada pendudukan Ukraina, itu ilegal, ada kejahatan perang, tetapi Israel tidak pernah dikenai sanksi atas apa yang dilakukannya," katanya.
Namun, beberapa pendukung mengabaikan kekhawatiran tersebut. "Saya tidak khawatir," kata Yannick Vanhee, yang memimpin asosiasi pendukung Prancis di Dunkirk. "Pihak berwenang telah semakin meningkatkan keamanan dalam acara-acara ini."