Video Aktor 'Vampire Diaries' Michael Malarkey Tolak Minum Starbucks, Lihat di Sini
Michael Malarkey mendapat minuman Starbucks di panggung, kemudian disingkirkannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor serial “Vampire Diaries”, Michael Malarkey (41 tahun), tengah viral di media sosial. Hal ini lantaran beredarnya video Malarkey yang terang-terangan menolak minum Starbucks ketika di atas panggung.
Malarkey sedang duduk di atas panggung ketika pewawancara mengatakan kepadanya bahwa mereka menyukai karakternya dalam “Vampire Diaries” Enzo St John. Saat Malarkey mendengarkan, ia mengangkat gelas kertas ke mulutnya. Sebelum minuman itu masuk ke mulutnya, dia mendadak berhenti dan mendekatkan gelas untuk melihat lebih dekat.
Aktor kelahiran Lebanon yang dibesarkan di AS itu tampak kaget dan meletakkan kembali gelas itu. Selang beberapa detik, dia kembali mengambil gelas itu, bukan untuk meminumnya tapi untuk menyingkirkannya ke lantai.
"Maaf, saya tidak tahu itu kopi Starbucks," ujar Malarkey dikutip dari laman Newsweek pada Jumat (22/1/2024).
"Saya tidak minum kopi Starbucks. Saya memboikot Starbucks, dan kalian semua juga harus melakukannya,” kata dia lagi.
Saat klip berdurasi 18 detik itu berakhir, terdengar sorak-sorai dan tepuk tangan dari sejumlah penonton. Kantor Berita Pemuda Palestina, The Quds News Network, membagikan klip itu di X, disertai keterangan yang sebagian berbunyi, "Aktor Inggris-Amerika Michael Malarkey melempar kopi Starbucks dan menolak meminumnya sambil mendesak pemboikotan Starbucks karena keterlibatannya dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza”. Hingga berita ini ditulis, klip itu telah ditonton lebih dari 1,4 juta kali.
Setahun sejak konflik di Gaza dimulai, Malarkey telah membagikan beberapa unggahan di akun Instagram-nya yang menyatakan dukungannya bagi rakyat Palestina. Ia juga bergabung dengan seruan luas untuk gencatan senjata di wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan MintPress News pada 2021, Malarkey berbicara tentang meninggalkan Lebanon bersama keluarganya saat masih kecil setelah invasi Israel ke Beirut tahun 1982. Israel menginvasi Lebanon untuk melawan pejuang Palestina, menduduki sebagian wilayah negara tersebut hingga tahun 2000.
Ketegangan baru-baru ini meningkat, dengan Lebanon bulan ini mengajukan gugatan resmi terhadap Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan alasan ledakan mematikan yang melibatkan pager yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai ribuan lainnya. Serangan tersebut, yang dimulai pada pertengahan September, menggunakan perangkat komunikasi yang direkayasa untuk menargetkan anggota kelompok Hizbullah.
Berbicara tentang awal mulanya di Beirut, Malarkey berkata, "Ayah saya orang Irlandia-Amerika. Ia mengajar di AUB, Universitas Amerika di Beirut, dan ibu saya adalah seorang mahasiswi di sana. Dan ayah ibu saya lahir di Nazareth di Palestina, dan ia juga mengajar di AUB”.
"Jelas, semuanya dimulai sekitar waktu itu. Keluarga saya, kami harus berlarian. Kami mengalami ledakan bom. Ada peluru beterbangan di jendela. Kami harus melarikan diri. Kami bersembunyi,” ujarnya.
Dia mengatakan ibunya sampai sekarang masih mengalami PTSD. “Dia tidak bisa menghadapi kembang api dan sejenisnya. Untuk waktu yang lama, saya kira, saya punya riwayat ini, tetapi tidak pernah benar-benar membicarakannya, karena saya tidak cukup tahu tentangnya. Itu tidak banyak dibicarakan dalam keluarga saya, tentang seluk-beluk apa yang terjadi selama waktu itu,” ujar Malarkey. Starbucks merupakan salah satu dari sejumlah merek di seluruh dunia yang menghadapi seruan pemboikotan oleh pendukung Palestina.
Lihat videonya: