Jejak Kontroversi Effendi Simbolon Sebelum Dipecat PDIP, dari Dukung Prabowo Sampai RK
PDIP telah memecat Effendi Simbolon karena dianggap telah membangkang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan panjang politikus Effendi Simbolon di PDIP berakhir. Partai Banteng telah memecatnya usai mantan anggota DPRI RI itu mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta.
Effendi Simbolon dinilai telah membangkang keputusan partai yang telah menjagokan Pramono-Doel. Atas sanksi organisasi berupa pemecatan tersebut, DPP PDIP melarang Effendi Simbolon melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apa pun yang mengatasnamakan PDIP.
Namun ini bukan kali pertama Effendi tak sejalan dengan PDIP. Dalam Pilpres, politikus yang jadi anggota Dewan dari 2004-2024 itu juga memberik sinyal mendukung Prabowo. Berikut jejak kontroversi Effendi Simbolon sebelum dipecat.
1. Undang Prabowo Acara Rakernas Simbolon
Effendi Simbolon yang diketahui mengundang Prabowo Subianto dalam Rakernas Marga Simbolon pertengahan 2023. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto ketika itu menegaskan bahwa seluruh kader partainya harus tegak lurus mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
"Pak Komarudin Watubun selaku ketua DPP Bidang Kehormatan juga akan melakukan klarifikasi, karena kami ini kan Partai Demokrasi Indonesia, sehingga semuanya akan dilakukan klarifikasi agar disiplin partai ditegakkan," ujar Hasto di Rumah Aspirasi, Jakarta, Sabtu (9/7/2023).
Sementara itu putra Effendi Simbolon, Gradio Simbolon mengaku kagum dengan sosok Prabowo. Effendi menerangkan kepada Prabowo kalau Dio merupakan lulusan AS. Dari sana, Dio berkesempatan secara langsung melakukan perbincangan dengan Prabowo yang dimulai dengan menerangkan kuliahnya di San Diego.
Prabowo turut menanyakan berapa lama Dio menjalani perkuliahan, yang langsung dijawab 3,5 tahun oleh Dio. Setelah itu, Effendi mempersilakan Dio untuk menyatakan kebanggaan dan kekaguman langsung kepada Prabowo.
2. Sebut Prabowo Cocok Nahkodai Indonesia
Effendi Simbolon menyebut Prabowo Subianto merupakan sosok yang layak memimpin Indonesia. Effeni menganggap Prabowo merupakan figure yang andal.
Pernyataan itu disampaikan Effendi pada Juli 2023 lalu saat Rakerna Simbolon. Effendi mengaku punya tanggung jawab moral untuk menyampaikan hal tersebut meski pun ia merupakan kader PDIP. Sikap Effendi Simbolon berseberangan dengan PDIP yang saat itu mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
3. Effendi tak Masuk Daftar Caleg
Meski sudah malang melintang di Senayan lewat PDIP, tapi pada Pileg 2024 Effendi tidak masuk dalam daftar calon legislatif. Ia tak menyebutkan soal pertikaiannya di PDIP yang membuatnya tidak maju. Kepada wartawan ia hanya mengatakan bahwa keputusan tak maju merupakan kesadaran pribadi. Ia mengaku sudah 20 tahun di DPR RI dan ingin memberikan kesempatan kepada anak muda.
4. Hadir Deklarasi RK
Effendi Simbolon hadir saat pertemuan Jokowi dan calon gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil di Cempaka Putih, Jakarta pada 18 November 2024 lalu. Ketua Tim Pemenangan RIDO saat itu menyatakan bahwa Effendi merupakan kader PDIP yang dukung RK di Jakarta. Effendi disebut akan membawa 7.000 orang batak di Jakarta untuk mencoblos Ridwan Kamil.
5. Dipecat PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi memecat Effendi Simbolon karena memberikan dukungan kepada calon kepala daerah DKI Jakarta yang tidak didukung partainya, yakni Ridwan Kamil (RK) dan Suswono.
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat membenarkan pemecatan Effendi Simbolon dari anggota partai berlambang banteng hitam dengan moncong putih tersebut "Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari anggota partai karena pelanggaran kode etik, disiplin partai, dan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) partai," kata Djarot.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024 yang diterima ANTARA, Effendi dipecat karena dinilai tidak mengindahkan instruksi DPP PDIP terkait rekomendasi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dari PDIP pada Pilkada 2024 dengan mendukung calon kepala daerah dari partai politik lain (RK-Suswono).
Menurut DPP PDIP, sikap Effendi tersebut merupakan pembangkangan terhadap ketentuan, keputusan, dan garis kebijakan PDIP, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin partai, sehingga dikategorikan sebagai pelanggaran berat. "Oleh karenanya, DPP Partai memandang perlu untuk menerbitkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Effendi Muara Sakti Simbolon dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tulis surat tersebut.