Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Jaksel Dikenal Berprestasi, Masuk SMA di Usia 14 Tahun
MAS harus berurusan dengan hukum setelah membunuh ayah dan neneknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remaja berinisial MAS (14 tahun) dikenal sebagai anak berprestasi. Salah satu prestasinya adalah dia bisa masuk sekolah menengah atas (SMA) di usia 14 tahun. Namun, kini ia harus berurusan dengan hukum setelah membunuh ayah dan neneknya.
Salah seorang warga di sekitar TKP mengungkapkan MAS merupakan anak yang berprestasi. Di usia yang masih 14 tahun, MAS ternyata sudah menginjak bangku kelas X atau kelas 1 SMA. "Anaknya termasuk orang yang pintar. Belajar apa juara. Cuma belakangan ini dia SMA kelas 1 ini nilainya drop," kata warga yang enggan disebutkan namanya itu saat ditemui pada Ahad (1/12/2024).
Apalagi memang beredar kabar aksi pembunuhan itu dilakukan MAS karena stres akibat tekanan belajar. Tapi warga tersebut enggan mengonfirmasinya karena hal itu merupakan urusan privasi keluarga MAS. "Itu kalau di dalam situ (keluarga) gak tahu. Mungkin kalau tekanan enggak karena dia islamnya kuat," ujar warga tersebut.
Warga itu memastikan MAS tergolong anak berprestasi dari ibu kandungnya. Sebab anak dari warga ini merupakan teman dari ibu pelaku. "Tahu anaknya (MAS) berprestasi itu karena ibunya itu temen anakku. Saya dengar ceritanya dari ibunya itu temen anak saya. Dulu di SMA 70 (ibunya pelaku)," ujar warga itu.
Sedangkan Pengurus Masjid Al-Falah, Iwan tak begitu mengenal MAS. Iwan hanya mengingat MAS sebagai sosok pendiam. "Saya tahunya dia (MAS) ikut taekwondo," ujar Iwan.
Diketahui, MAS sudah diringkus oleh petugas keamanan perumahan dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Dalam penyisiran tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemukan pisau dapur dengan gagang kayu sebagai barang bukti.
Dalam aksi kejinya, MAS menghabisi nyawa ayah bernama Argadipa (40 tahun) dan neneknya Ruth Megawati (69 tahun). Sedangkan Ibu pelaku atas nama Mitha (40 tahun) terluka dalam kejadian itu dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Kejadian ini terungkap ketika petugas keamanan memperoleh informasi ada pembacokan di rumah Blok B6 Nomor 12. Petugas lalu mengecek lokasi mendapati Mitha bersimbah darah.
Kronologi pembunuhan...
Kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh MAS pada dugaan awal yakni ayahnya terlebih dahulu, lalu menusuk ibu dan neneknya. Keterangan itu didapat dari olah TKP dan keterangan awal pelaku. MAS menusuk para korban dengan sebuah pisau yang diambilnya dari lantai satu.
"Jadi, ini masih kita dalami tapi informasi awal kami dapatkan keterangan dari pelaku, ayahnya sedang tidur bersama ibunya. Dia turun mengambil pisau. Dari dapur, dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung.
Setelah mengambil pisau dari dapur, MAS lalu naik ke lantai dua dan menusuk ayah dan ibunya yang sedang tidur. Sang ibu kemudian berteriak dan berlari sehingga neneknya keluar dari kamar dan juga ditusuk oleh pelaku.
Sementara itu, secara terpisah Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase mengungkapkan bahwa ada tiga korban dalam peristiwa ini, yakni APW, RM, dan AP yang merupakan ibu pelaku.
"Akibat peristiwa ini, ayah dan neneknya meninggal dunia. Sementara ibunya selamat meski mengalami luka berat dan kini sedang dirawat di Rumah Sakit Fatmawati," ujar Febriman.
Saat ini pihak kepolisian masih menginterogasi MAS untuk mengetahui motif di balik pembunuhan tersebut. Kepolisian juga melakukan cek urine terhadap MAS. "Sementara ini dilakukan cek urine," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi.
Nurma menyebut, pihaknya masih melakukan pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan untuk terus menggali keterangan dari terduga pelaku. Namun MAS masih terdiam dan belum memberikan keterangan. Polisi juga masih melakukan pendalaman terhadap motif terduga pelaku MAS.
"Sekarang ini sudah diamankan lagi digali dan dimintai keterangan kenapa, mengapa dan bagaimana kejadian terjadi. Karena memang anaknya masih diam ditanya diam. Untuk motif masih didalami," ujar Nurma.
Ibu pelaku yang bernama Mitha (40) nyaris tewas dan kini menjalani perawatan. Tetangga korban, Nugroho menceritakan detik-detik penyelamatan Mitha dari upaya pembunuhan oleh anaknya sendiri itu. Nugroho mengatakan dirinya datang sekitar pukul setengah dua pagi di TKP.
Nugroho datang karena dihubungi oleh ketua petugas keamanan komplek. Nugroho merupakan pengurus RW setempat dalam bidang keamanan. "Saya datang setengah dua, dihubungi ketua danru, karena rumah saya dekat, saya datang beliau ada di sini," kata Nugroho kepada awak media, Ahad (1/12/2024).
Saat itu, Nugroho memilih fokus menyelamatkan Mitha. Sebab anggota keluarga MAS yang lain sudah meninggal. "Yang di dalam rumah sudah meninggal dunia, saya fokus ke yang masih hidup," ujar Nugroho.
Nugroho mendapati Mitha dalam posisi tengkurap berlumuran darah. Nugroho langsung tancap gas membawa Mitha ke RS Fatmawati. "Bu Mitha sedang tengkurap penuh darah," ujar Nugroho.
Saat ditemukan, Mitha masih dalam kondisi sadar. Nugroho tak ingat banyak soal percakapannya dengan Mitha karena kaget dengan kejadian tersebut. "Saat itu sadar, bilang apa saya nggak ingat. (Mitha) nggak teriak sakit tapi bilang 'aduh gimana'," ujar Nugroho.
Mitha juga masih berbicara saat dibawa ke rumah sakit. Tapi Nugroho tak ingat karena dirinya tengah panik ketika itu. "Saat itu lagi panik. Sempet bicara tapi nggak ingat apa," ujar Nugroho.
- remaja tusuk ayah jaksel
- remaja 14 tahun
- remaja tikam nenek dan ayah
- remaja bunuh keluarga
- remaja bunuh nenek dan ayah
- remaja 14 tahun bunuh keluarga
- remaja bunuh ayah
- pembunuhan lebak bulus
- pembunuhan keluarga di cilandak
- pembunuhan di keluarga
- rumah pembunuhan keluarga jaksel
- pembunuhan keluarga di jaksel
- remaja bunuh nenek
- ibu pelaku pembunuhan jaksel
- kasus penusukan jaksel