Pertama di Dunia, IIQ Jakarta Ajarkan Mata Kuliah Alquran Braille dan Bahasa Isyarat
IIQ mencetak calon pengajar Alquran Braile untuk disabilitas netra dan rungu.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta telah mengajarkan mata kuliah khusus untuk mencetak pengajar Alquran Braille dan Alquran Isyarat. IIQ bahkan menjadi kampus pertama di dunia yang mengajarkan mata kuliah metode Pembelajaran Alquran Kaum Disabilitas.
Dosen pengampu mata kuliah Metode Pembelajaran Alquran Kaum Disabilitas di kampus IIQ Jakarta, Ida Zulfia mengatakan, IIQ tidak hanya mencetak calon-calon pengajar Alquran Braille untuk disabilitas netra, tetapi juga mencetak pengajar Alquran Isyarat untuk para penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.
"Di IIQ, alhamdulillah ini ada mata kuliah khusus terkait dengan pembelajaran Alquran bagi disabilitas yang dilaksanakan dalam satu semester di Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir dan di Tarbiyah," ujar Ida kepada Republika, Senin (2/12/2024).
Dengan mengajarkan mata kuliah khusus ini, dia berharap mahasiswa yang mengambil Prodi PAI memiliki kompetensi mengajarkan Alquran bagi penyandang disabilitas. Dia menjelaskan, mereka juga diajarkan tentang karakter dan budaya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Ketika lulus, lanjut dia, mereka sudah siap menghadapi peserta didik yang mengalami hambatan atau penyandang disabilitas. "Selama satu semester itu, alhamdulillah baik yang Alquran Braille maupun Alquran Isyarat bisa dilaksanakan mulai dari paling dasar sampai dengan praktik lapangan," ucap dia.
Pada akhir perkuliahan, menurut dia, biasanya mahasiswa juga diajak untuk terjun langsung ke lembaga yang menaungi para penyandang disabilitas baik yang netra maupun yang rungu wicara.
"Di sana nanti para mahasiswa diminta untuk praktik mengajarkan Alquran Braille untuk yang disabilitas netra dan mengajarkan Alquran Isyarat untuk siswa-siswi yang disabilitas rungu wicara," kata Ida.
Ida pun mengungkapkan bahwa mata kuliah pembelajaran Alquran bagi penyandang disabilitas tersebut merupakan mata kuliah yang hanya diajarkan di kampus IIQ Jakarta. Ida mengungkapkan, kampus-kampus Islam di dunia seperti Al-Azhar, Ummul Quro hingga Universitas Islam Madinah bahkan belum memiliki mata kuliah tersebut.
"Ini adalah kampus pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia. Berdasarkan keterangan dari tim asesor perguruan tinggi yang sudah melakukan asesor ke IIQ, beliau mengatakan bahwa mata kuliah ini belum ada di kampus-kampus lain," jelas dia.
Dia juga bersyukur IIQ menjadi pelopor untuk melahirkan mahasiswa yang mempunyai kompetensi segala keilmuan tentang Alquran, baik untuk yang non-disabilitas maupun yang disabilitas.Dia menjelaskan, metode yang diterapkan dalam pembelajaran mata kuliah ini dimulai dari mengenal karakter budaya para penyandang disabilitas kepada mahasiswa.
"Untuk yang tuli, kita kenalkan seperti apa karakter budaya, bagaimana berinteraksi dengan mereka, bagaimana memperlakukan teman-teman yang disabilitas yang lainnya," kata Ida.
Dengan demikian, lanjut dia, mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman tentang karakter dari masing-masing disabilitas. "Setelah itu baru dikenalkan mulai yang paling dasar, sampai dengan sejarahnya dan kaidah-kaidahnya semuanya diajarkan," jelas Ida.
Menurut dia, semua itu tentu menjadi bekal yang paling utama ketika mereka nanti harus mengajar kepada anak-anak disabilitas. "Maka dalam satu semester itu nanti dibagi ada kaidah-kaidah khususiyah, ada kaidah-kaidah umum, dan yang lainnya," ujar dia.
Untuk mengajarkan Alquran Braille, misalnya, semua mahasiswa harus memiliki wawasan tentang disabilitas netra. Selain itu, mereka juga dituntut untuk memahami sejarah bagaimana lahirnya Mushaf Alquran Braille dan perdebatannya, khususnya di Indonesia.
Setelah itu, baru mereka diajarkan cara membaca Alquran Braille dan cara menulisnya. Ketika mereka sudah lulus dari IIQ, kata dia, mereka juga siap untuk menerbitkan mushaf Alquran Braille sendiri dan siap mengajarkannya kepada masyarakat luas khususnya kepada disabilitas netra.
"Jadi tidak hanya belajar membacanya saja, tapi juga belajar menulisnya," kata dia.