Didatangi Oposisi Bersenjata Suriah, Begini Pengakuan Mahasiswa Indonesia di Damaskus
Suasana Damaskus Suriah secara umum kondusif
REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Damaskus, Muhammad Setia mengaku sempat didatangi oposisi bersenjata Suriah dalam masa transasi pemerintahan Suriah.
Menurut dia, pihak oposisi tidak melakukan sweeping setelah menjatuhkan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.
Namun, lanjut dia, pihak oposisi sempat berkunjung ke asrama mahasiswa Indonesia yang berada di distrik Rukn Dien.
"Gak ada (sweeping), tapi ada kunjungan mas ke asrama kita semalam," ujar Setia dihubungi Republika.co.id, Senin (9/12/2024).
Setia mengatakan, pada malam itu ada dua orang yang mengunjungi asrama mahasiswa dengan membawa senjata. Walaupun, kata dia, dalam kunjungannya itu mereka hanya untuk menenangkan mahasiswa.
"Iya dengan senjata, tetapi dalam rangka berkunjung untuk menenangkan kita semua untuk jangan takut dan mereka siap menjaga keamanan jiwa kita," ucap Setia.
Ketua Tim Literasi PPI Suriah ini melaporkan, suasana depan asrama mahasiswa kini sudah mulai kondusif. Angkutan umum sudah mulai berjalan seperti biasanya.
Konflik berdarah di Suriah telah berlangsung lebih dari satu dekade. Namun, Setia bersyukur situasinya tidak seperti konflik berdarah yang terjadi pada 2011 lalu.
"Alhamdulillah, kejadian sekarang sangat berbeda dengan konflik 2011 kemarin yang berdarah, sekarang aman damai," kata dia.
BACA JUGA: Ingin Tahu Peran Turki Dukung Pemberontak dan Adu Domba Suriah? Ini Laporan Media
Saat pasukan oposisi mulai masuk Damaskus, kata dia, juga nyaris tidak ada bunyi pertempuran.
"Ketika mereka masuk ke Damaskus hampir gak ada bunyi pertempuran, mungkin ada suara tembakan euforia kemenangan mereka seperti yang tersebar di media-media," jelas Setia.
Dia menambahkan, masyarakat lokal dan mahasiswa Indonesia di Damaskus saat ini juga sudah merasa aman.
"Ini yang kami rasakan di sni, tidak semenakutkan yang diberitakan di media-media," kata mahasiswa tahun ketiga Universitas Bilas-Syam ini.
Seperti diketahui, setelah peralihan kekuasaan yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, suasana di Damaskus berubah dengan cepat. Proses transisi ini berlangsung tanpa adanya perang kota, terutama dalam pengambilan alih Damaskus.
Hal ini menjadi sumber kebahagiaan bagi banyak warga Suriah yang merayakan momen ini karena tidak ada korban sipil selama peristiwa tersebut. Jalan-jalan utama dipenuhi penduduk lokal yang bersorak-sorai, membawa simbol-simbol perdamaian sebagai harapan baru untuk masa depan negara.
Menurut informasi terbaru dari KBRI Damaskus, sebanyak 1.146 warga negara Indonesia yang berada di Suriah dinyatakan dalam kondisi aman. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban atau cedera di antara mereka.
BACA: Ghana, Negara Mayoritas Kristen Itu Berpeluang Besar Dipimpin Presiden Muslim Pertama
KBRI telah mengeluarkan imbauan evakuasi bagi seluruh WNI sebagai langkah antisipasi, meskipun rincian pelaksanaannya masih dalam proses koordinasi.
Hari ini, perlahan-lahan aktivitas warga Damaskus mulai berjalan kembali. Beberapa pasar lokal, toko-toko, dan pusat kegiatan masyarakat telah membuka pintu mereka, meski belum sepenuhnya pulih seperti situasi normal sebelumnya.
Warga tetap waspada, namun optimisme terlihat dalam semangat mereka untuk kembali menjalani rutinitas sehari-hari.