Baznas: Donasi Rakyat Indonesia untuk Bangun RS dan Sekolah di Gaza
Baznas memiliki rekening penghimpunan khusus untuk Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI berencana membangun rumah sakit dan sekolah Indonesia di jalur Gaza. Rencana itu bakal direalisasikan ketika perang di sana berakhir.
"Kita menunggu perang ini selesai dan cita-cita kita akan membangun rumah sakit Indonesia dan sekolah Indonesia," ungkap Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, ketika diwawancara di Kantor Baznas Jawa Tengah (Jateng), Semarang, Kamis (12/12/2024).
Saidah mengatakan, Baznas RI memiliki rekening penghimpunan khusus untuk Palestina. "Jadi dana Palestina itu istilah kami itu muqayyad, dedicated. Jadi rekeningnya, itu rekening Palestina. Kalau rekening Palestina, itu tidak bisa dialihkan ke Sudan, ke Indonesia, atau ke mana. Karena itu donasinya, para donatur, mendedikasikan itu untuk Palestina," ujar dia.
Dia mengungkapkan, dana khusus Palestina yang berhasil dihimpun Baznas RI mencapai Rp328 miliar. Jumlah yang sudah terpakai atau tersalurkan adalah Rp120 miliar. Menurut Saidah, dana tersebut digunakan untuk mengirimkan bantuan pangan kepada para pengungsi Palestina di perbatasan Rafah, menyediakan beasiswa pendidikan bagi kalangan pelajar, serta memberikan pelayanan kesehatan bagi para penyintas kanker.
Saidah mengatakan, saat ini Baznas RI masih terus berusaha mengirimkan bantuan pangan bagi warga Palestina di Gaza. Namun dia mengakui, bantuan tersebut tak mudah untuk bisa menembus Gaza. Hal itu karena militer Israel menjaga ketat gerbang perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dengan Gaza.
"Mau masuk ke Gaza, itu hanya melalui pintu Rafah. Sekarang pintu Rafah ditutup. Kemarin ada info gencatan senjata akab dibuka. Kami sudah menyiapkan bertruk-truk (bantuan). Tapi sampai hari ini belum bisa masuk," kata Saidah.
Dia menambahkan, truk-truk kontainer yang berjumlah 26 tersebut mengangkut logistik seperti beras, mie instan, susu, dan keju. "Karena yang dibutuhkan orang di sana itu sekarang makan dan air minum," ujarnya.
Agresi Israel ke Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 dan masih berlangsung hingga saat ini. Lebih dari 44.500 warga Palestina di Gaza telah terbunuh. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, sebanyak 1,9 juta orang di Gaza terpaksa mengungsi dalam kondisi tidak layak dan tanpa akses ke kebutuhan hidup dasar.