Kata UNRWA tentang Kemalangan Nasib Anak Gaza di Tengah Musim Dingin

Anak-anak di Gaza mengalami penderitaan akibat genosida yang dilakukan Israel.

Majdi Fathi/NurPhoto
Anak Gaza berdiri di depan tenda pengungsian yang terbuat dari potongan kain dan nilon, di sebuah kamp pengungsi Palestina di tepi pantai di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Jumat (27/12/2024). Anak-anak Gaza yang tinggal di dalam tenda pengungsian hidup dengan penuh keterbatasan. Mereka harus menghadapi ancaman hawa dingin dan keterbatasan pasokan makanan. Tenda-tenda yang dibangun seadanya tidak melindungi mereka sepenuhnya dari hawa dingin. Agresi Israel ke Palestina telah membuat 90 persen warga Gaza mengungsi dan tinggal di kamp pengungsian.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena ketiadaan tempat tinggal yang memadai.

Baca Juga


"Bayi-bayi Gaza bisa meninggal karena cuaca dingin dan kurangnya tempat perlindungan," kata Philippe Lazzarini di platform X pada Jumat malam.

Dia menambahkan bahwa kiriman perlengkapan musim dingin seperti selimut dan kasur tertahan selama berbulan-bulan, menunggu persetujuan Israel untuk memasuki Gaza.

Wilayah kantong Palestina itu diblokade secara tidak manusiawi oleh Israel, yang telah melancarkan perang genosida sejak pekan pertama Oktober 2023.

Pejabat PBB itu kembali menyerukan gencatan senjata segera dan mendesak agar kebutuhan dasar selama musim dingin diperbolehkan masuk.

Tiga anak Palestina meninggal di kamp pengungsian sementara dalam sepekan terakhir karena kedinginan, menurut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir Al-Barsh, pada Kamis.

Bayi berusia dua pekan, Sila Mahmoud Al-Faseeh, meninggal akibat cuaca dingin di kamp pengungsian di Al-Mawasi, Khan Younis, pada Rabu.

Dia menjadi bayi kedua yang meninggal di kamp yang sama setelah Aisha Adnan Al-Qassas pada 20 Desember.

Agresi Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan wilayah itu sejak 7 Oktober 2023.

Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.

Mereka dituduh telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya dalam perang di wilayah kantong Palestina itu.

Satu-satunya rumah sakit lumpuh 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan telah melumpuhkan "fasilitas kesehatan utama terakhir" di Jalur Gaza utara.

Organisasi PBB itu juga menyerukan agar situasi yang mengerikan itu dihentikan.

Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa fasilitas penting di RS tersebut rusak parah akibat kebakaran dan penghancuran selama serangan.

Di platform X pada Jumat (27/12), WHO mengatakan bahwa 60 tenaga kesehatan dan 25 pasien kritis, termasuk yang menggunakan ventilator, dilaporkan masih berada di RS itu.

Pasien dengan kondisi sedang hingga berat dipaksa dipindahkan ke RS Indonesia yang sudah hancur dan tidak lagi berfungsi. "WHO sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka," kata organisasi itu.

Menurut WHO, serangan terhadap RS Kamal Adwan terjadi setelah Israel menerapkan pembatasan akses lebih ketat bagi WHO dan para mitranya, serta serangan terus menerus terhadap RS itu sejak awal Oktober.

Serangan-serangan itu menghentikan semua upaya dan bantuan agar fasilitas kesehatan itu tetap berfungsi secara minimal.

"Penghancuran sistem kesehatan secara sistematis di Gaza adalah hukuman mati bagi puluhan ribu warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis," kata WHO.

"Kengerian ini harus dihentikan dan layanan kesehatan harus dilindungi. Gencatan senjata sekarang!"

 

Israel melancarkan serangan darat besar-besaran di Gaza utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menggalang kekuatan lagi. Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya merebut wilayah itu dan mengusir penduduknya.

Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk ke wilayah kantong Palestina itu. Kondisi tersebut membuat warga Palestina yang masih bertahan di Gaza utara terancam kelaparan. Agresi Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan wilayah itu sejak 7 Oktober 2023.

Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant. Mereka dituduh telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya dalam perang di wilayah kantong Palestina itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler