Kick Off Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama, Ini yang Ditekankan Ketum PBNU

Nahdlatul Ulama dukung program pemerintah untuk tingkatkan kesejahteraan.

dok ist
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Kick Off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Kantor PWNU Jawa Timur, kota Surabaya, Kamis (16/01/2025). Dalam acara ini, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menekankan tiga bentuk konsolidasi di dalam tubuh organisasi Nahdlatul Ulama.

Baca Juga


Menurut Gus Yahya, ketiga bentuk konsolidasi ini harus dilakukan sehingga NU dapat memaksimalkan potensi NU yang sedemikian besar.

“Pertama adalah tata kelola di dalam tubuh NU. Ini meliputi proses danprosedur berorganisasi,” ujar Gus Yahya pada Kamis (16/1/2025).

Dia mengatakan, perbaikan tata kelola dalam tubuh organisasi akan meningkatkan martabat organisasi di masa mendatang.

Kemudian, konsolidasi kedua adalah konsolidasi sumber daya. Menurut Gus Yahya, konsolidasi ini termasuk dalam aspek sumber daya manusia maupun pembiayaan.

Dia menjelaskan, apabila sumber daya manusia dalam tubuh NU dapat dikonsolidasikan, maka akan akan terjadi gelombang perubahan struktural dan kultural dalam tubuh NU. Hal ini juga akan berkaitan dengan konsolidasi pembiayaan yang juga tak kalah pentingnya di dalam tubuh NU.

Menurut Gus Yahya, terdapat ribuan kaderisasi yang telah dilakukan NU, dan puluhan ribu kader NU yang telah lahir. Walaupun jumlahnya sudah besar, tapi masih kurang dari target yang ditetapkan.

 

Sedangkan yang ketiga adalah konsolidasi agenda. Gus Yahya menyatakan, apabila konsolidasi program dari pusat hingga daerah dapat diorkestrasi dengan baik, maka akan melahirkan dampak yang sangat besar.

“Konsolidasi Matra Agenda dalam rencana strategis nasional NU,” kata Gus Yahya.

Dia pun berharap PWNU menyelaraskan dengan program PBNU yang kelak dilanjutkan oleh PCNU, MWC, hingga ranting NU. Dengan itu, kata Gus Yahya, pengurus NU di era saat ini yang menjadi pewaris dari para pendiri NU, dapat melanjutkan kejayaan NU yang telah diwariskan.

Selain itu, Gus Yahya juga menjelaskan bahwa Kick Off Harlah NU ini hanya satu dari keseluruhan rangkaian Harlah. Kick Off ini akan dilanjutkan oleh ⁠⁠Kongres Pendidikan, ⁠⁠Kongres Keluarga Maslahat NU, ⁠⁠Resepsi Harlah NU, dan ⁠⁠Munas-Konbes NU.

Rangkaian Harlah ke-102 NU mengusung tema ‘Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat’. Kesemua program ini adalah wadah konsolidasi untuk menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU di berbagai jenjang kepengurusan.

Di samping Gus Yahya, hadir pula dalam acara Kick off Harlah ke-102 NU ini Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Bendahara Umum PBNU H Gudfan Arif, Waketum PBNU H Amin Said Husni dan pengurus lainnya. 

Kader NU di Tunisia

Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi mengajak kader muda Nahdlatul Ulama untuk memiliki visi kecendikiawanan sebagai bekal untuk menjadi pemimpin Indonesia.

"Kami ingin agar para kader muda NU, khususnya di Tunisia, mempunyai visi keulamaan dan kecendekiaan yang kokoh, sehingga mereka mampu menjadi pemimpin masa depan Indonesia," kata Zuhairi dalam pernyataannya diterima di Jakarta pada Kamis (16/1).

Zuhairi saat ziarah ke makam ulama ternama Tunisia, Allamah Syaikh Muhammad Thahir bin 'Asyur, sekaligus mengaji Kitab Maqashid Al-Syari'ah, menjelaskan NU memiliki komitmen untuk melanjutkan cita-cita dan pemikiran para kiai NU dalam membumikan nilai-nilai ke-Islaman yang dapat mengokohkan solidaritas kebangsaan dan kemanusiaan.

Acara yang dihadiri oleh Syuriah, Tanfidziyah, dan warga NU di Tunisia itu pun mengawali kegiatan peringatan Hari Lahir NU ke-102.

Dubes menyampaikan rangkaian kegiatan Harlah NU di Tunisia menjadi upaya menyelami alam pemikiran para kiai NU.

"Selain itu, kami akan mengadakan ijazah kubro tarekat Syadziliah di petilasan lahirnya hizb-hizb Imam Abul Hasan Al Syadzili. Lalu, dilanjutkan kegiatan Bahtsul Masail, futsal, dan lomba karya ilmiah," kata Dubes.

Kemudian pada puncaknya, Dubes akan meluncurkan penerbitan Jurnal Khittah dan kuliah umum tentang Pemikiran Pembaharuan Keagamaan Syaikh Muhammad Thahir bin 'Asyur.

"Semua ini ikhtiar kami untuk menyelami alam pikiran dan api perjuangan para kiai NU," jelas Zuhairi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler