Media Arab: Tonton Video Hamas Gelar Pawai Kemenangan, Israel Tambah Frustasi
Elite dan akar rumput Israel tak suka menyaksikan pawai Hamas di Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Gencatan senjata menjadi momentum bersejarah bagi warga Gaza Palestina. Mereka yang ditahan oleh zionis Israel secara bertahap akan dibebaskan. Kemudian mereka akan berkumpul dengan keluarga.
Banyak warga Palestina, termasuk pasukan Izzuddin al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, bergembira. Mereka tumpah ruah ke jalan menunjukkan kebahagiaan. Mereka seperti menunjukkan kepada dunia bahwa Hamas menang mutlak di Gaza, sedangkan Israel yang sejak 400 hari lalu berambisi menghancurkan Hamas ternyata gagal total.
Sikap masyarakat Israel terhadap konsep “kemenangan mutlak” mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap kepemimpinan politik dan militer, karena banyak yang menilai konsep ini telah menjadi simbol janji-janji kosong yang tidak sejalan dengan kenyataan.
Pasca perjanjian gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tawanan, masyarakat menganggap Hamas adalah pemenang sebenarnya, sementara Israel menghadapi kerugian manusia dan ekonomi tanpa mencapai perubahan strategis apa pun.
Israel merasa bahwa konsep ini mencerminkan kegagalan dalam mengelola perang dan konflik, dengan terus adanya ancaman keamanan dan ekspektasi akan terjadinya babak baru perang, yang telah meningkatkan rasa frustrasi dan putus asa atas tidak adanya visi nyata yang menjamin keamanan. dan stabilitas bagi “Israel” sesuai dengan janji-janji yang telah dibuat dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana diberitakan al Mayadeen.
Gambar-gambar dan adegan-adegan yang datang dari Gaza, yang memperlihatkan pejuang Hamas secara terbuka merayakan kemenangan, memicu kemarahan luas di kalangan Israel. Masyarakat, militer, dan elite, menyuarakan kekecewaan mereka melalui berbagai media yang ada tentang hal tersebut.
Munculnya konvoi pejuang di atas mobil Toyota berwarna putih yang dikaitkan dengan serangan pada bulan Oktober 7 Tahun 2023 dipandang oleh Israel sebagai simbol yang provokatif. Hal itu mengingatkan kegagalan strategis yang besar bagi Israel dalam hal pertahanan, khususnya intelijen.
Gambar dan video tersebut dianggap menghina konsep keamanan Israel. Juga menimbulkan pertanyaan apakah IDF beserta jejaring intelijen Mossad dan Shin Bet masih kredibel. Ketiga alat negara zionis itu dikenal punya teknologi canggih dan diakui kebesarannya oleh dunia. Tapi ketiganya mendadak menjadi bodoh ketika menghadapi gerakan perlawanan Hamas yang diliputi banyak keterbatasan.
Bisa dibayangkan, Hamas berada di daerah yang terisolasi, karena penjagaan dan pengawasan tentara IDF, baik itu pengawasan langsung oleh personel di lapangan, maupun pengawasan menggunakan satelit dan CCTV. Isolasi itu sangat mempersulit Hamas mendapatkan senjata. Tapi kenyataannya, Hamas berhasil mendapatkan senjata dan menggunakan segala yang dimiliki untuk berperang melawan IDF.
Kini mereka berhasil memukul mundur IDF keluar dari Gaza, kota yang kini sudah hancur.
Sementara itu, pihak Israel ketika menyaksikan pawai Hamas semakin merasa frustrasi dan kepahitan. Hal itu menandakan kepemimpinan politik dan militer Israel gagal memenuhi janjinya untuk menghilangkan kemampuan Hamas.
Meninjau posisi sampel masyarakat yang seimbang di “Israel” melalui platform media sosial menghasilkan kesimpulan berikut:
Penolakan tajam pihak Israel terhadap kemenangan mutlak Hamas
Publik Israel menggambarkan istilah “kemenangan mutlak” sebagai sebuah fantasi yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Terutama setelah akibat perang tersebut tampak sebagai bencana kemanusiaan dan militer.
Banyak yang menilai situasi saat ini tidak ada bedanya dengan awal, karena Hamas mampu mempertahankan kekuatannya dan terang-terangan merayakan kemenangan.
Kritik terhadap kepemimpinan politik
Komentar-komentarnya terfokus pada tuduhan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya gagal total dalam mengelola perang, dan beberapa orang menggambarkan pemerintahnya sebagai “pemerintahan yang benar-benar gagal.”
Pernyataan-pernyataan Netanyahu sebelumnya mengenai pemusnahan Hamas diingat kembali, dan kontradiksi antara janji-janji tersebut dan kenyataan saat ini menjadi sorotan.
Frustrasi terhadap kepemimpinan militer
Masyarakat mengkritik kinerja tentara Israel, Kepala Staf, dan komandan tentara, menggambarkan mereka tidak kompeten dalam mencapai tujuan perang.
Kegagalan menargetkan konvoi Hamas di Gaza ditunjukkan sebagai bukti nyata kegagalan militer.
Mengejek perjanjian dan kesepakatan pertukaran
Beberapa orang melihat kesepakatan itu mencerminkan penyerahan diri yang memalukan kepada “Israel,” terutama dengan pembebasan ratusan tahanan Hamas.
Banyak komentar yang menggambarkan perjanjian itu sebagai upaya membangun kembali kekuatan Hamas dan menunda babak baru pertempuran.
Fokus pada kerugian
Para hadirin menunjuk pada tingginya harga yang harus dibayar Israel selama perang tersebut, termasuk ribuan kematian dan cedera, kehancuran perekonomian, dan hilangnya kepercayaan internasional.
Beberapa orang berpendapat bahwa kerugian ini tidak membawa perubahan strategis dalam situasi keamanan.
Frustrasi dan keputusasaan secara umum
Banyak yang mengungkapkan perasaan putus asa mereka mengenai masa depan keamanan di Israel, karena mereka memperkirakan skenario yang sama akan terulang di masa depan.
Beberapa orang percaya bahwa putaran pertempuran yang sedang berlangsung menunjukkan tidak adanya visi atau solusi radikal dari pemerintah.
200 warga Palestina dibebaskan
Israel diperkirakan akan membebaskan 200 tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup dan hukuman jangka panjang, sebagai ganti empat tentara wanita Israel yang akan dibebaskan pada Minggu mendatang (26/1), kata pejabat Hamas.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Nader Fakhouri, pejabat media yang bertanggung jawab di Kantor Martir, Korban, dan Tahanan Hamas, dan dirilis oleh Kantor Media Tahanan yang berafiliasi dengan Hamas pada Senin (20/1).
Fakhouri menjelaskan bagian kedua dari fase pertama kesepakatan faksi perlawanan Palestina dengan pendudukan Israel akan dimulai pada Sabtu, 25 Januari.
“Pada Sabtu, pihak perlawanan akan mengumumkan nama-nama tahanan Israel yang akan dibebaskan dan sebagai gantinya, pihak pendudukan (Israel) akan memberikan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan,” katanya.
Dia menjelaskan kesepakatan tersebut menetapkan setiap tentara wanita Israel setara dengan 30 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 20 tahanan dengan hukuman jangka panjang.
Jika jumlah tentara wanita Israel lebih sedikit, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan juga akan berkurang.
“Berdasarkan kedua daftar ini, implementasi sebenarnya akan dilakukan pada Minggu, 26 Januari dengan pembebasan tahanan Palestina dan penyerahan tahanan Israel,” tambahnya.
Mengenai deportasi, Fakhouri menyebut Mesir akan menjadi salah satu tujuan dalam tahap tersebut.
Pada Minggu pagi (19/1), kesepakatan gencatan senjata di Gaza mulai berlaku. Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi untuk tahap kedua dan ketiga akan dilakukan dengan mediasi Mesir, Qatar, dan AS.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas membebaskan tiga tentara wanita Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Secara keseluruhan, Israel saat ini menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara diperkirakan 96 tahanan Israel ditahan di Gaza, dengan laporan dari Hamas bahwa puluhan dari mereka tewas akibat serangan udara Israel yang tanpa pandang bulu.
- hamas
- pawai hamas
- gencatan senjata israel hamas
- israel hamas gencatan senjata
- Palestina
- gaza
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina