Israel Bentuk Badan Pengusiran Warga Gaza

Netanyahu menegaskan ia berkomitmen menjalankan rencana Trump di Gaza.

Majdi Fathi/NurPhoto
Warga Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025).
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Pemerintah Zionis Israel makin serius dalam upaya mendukung rencana Presiden AS Donald Trump melakukan pembersihan etnis di Gaza. Pada Senin malam, militer Israel mengumumkan pembentukan badan khusus untuk memindahkan warga Gaza.

Baca Juga


Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan sebuah direktorat khusus akan dibentuk untuk “kepergian sukarela” warga Gaza. Pengumuman ini muncul setelah Israel menegaskan kembali komitmennya terhadap proposal AS untuk mengambil alih wilayah Palestina dan mengusir sekitar dua juta penduduknya.

Patut dicatat bahwa kata “sukarela” adalah bahasa yang sama yang digunakan Israel saat melakukan pembersihan etnis di wilayah Palestina yang mereka caplok pada 1948. Faktanya, yang terjadi saat itu adalah pengusiran paksa warga Palestina dengan berbagai taktik teror yang kejam.

 “Menteri Pertahanan Israel Katz mengadakan pertemuan hari ini mengenai pemberangkatan sukarela warga Gaza, yang pada akhirnya ia memutuskan bahwa direktorat pemberangkatan sukarela warga Gaza akan dibentuk di dalam kementerian pertahanan,” tertulis dalam pernyataan yang dilansir semalam, dilansir Aljazirah.

Unit Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah Israel (COGAT) mengajukan proposal awal kepada Katz untuk menyingkirkan warga Palestina. “Rencana tersebut mencakup bantuan ekstensif yang akan memungkinkan setiap penduduk Gaza yang ingin beremigrasi ke negara ketiga, untuk menerima dukungan yang mencakup pengaturan keberangkatan khusus melalui laut, udara, dan darat, antara lain,” kata kantor Katz.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini mengatakan dia “berkomitmen” terhadap proposal Amerika Serikat untuk mengambil alih Jalur Gaza dan menggusur penduduk Palestina, karena diplomat utama Washington berada di Arab Saudi untuk mendorong rencana yang ditentang oleh negara-negara Arab itu.


Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Netanyahu mengatakan dia “berkomitmen pada rencana Presiden AS Trump untuk menciptakan Gaza yang berbeda”.

Pemimpin Israel juga berjanji bahwa “baik Hamas maupun Otoritas Palestina” tidak akan memerintah daerah kantong tersebut pada akhir perang 15 bulan, yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang mengerikan. Pernyataan Netanyahu muncul sehari setelah ia memuji “visi Trump yang berani untuk masa depan Gaza” dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Yerusalem. 

Kelompok hak asasi manusia mengecam upaya pemerintahan Trump untuk mengambil alih Gaza dan menggusur secara paksa warga Palestina dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang berarti pembersihan etnis. Proposal tersebut juga mendapat kecaman luas dari negara-negara Arab, namun akan menjadi agenda selama kunjungan Rubio ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab minggu ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler